Rajegwesi, Pagerbarang, Tegal
Rajegwesi adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Desa Rajegwesi terletak di wilayah barat Kabupaten Tegal. Jarak Balai Desa Rajegwesi ke Pendopo Amangkurat Kabupaten Tegal adalah 16,8 KM (jika ditempuh melalui jalur utara yakni lewat Jatibarang), sementara jika ditempuh melalui jalur timur (Jatiwangi - Balapulang - Lebaksiu) adalah 20,1 KM., dan sejauh 14,9 KM jika ditempuh melalui jalur tengah (Jatiwangi - Semboja - Dukuhdamu) Sekilas tentang sejarah keberadaan Desa Rajegwesi Penetapan nama Rajegwesi sendiri kira-kira pada tahun 1672 pada masa P. A. Martloyo hampir berakhir. Kami ingi tahu tentang awal pemerintahan yang ada di Desa Rajegwesi, setelah terbentuknya suatu wilayah hukum dalam masyarakat yang mempunyai batas-batas wilayah. Maka mulailah ada suatu bentuk tatanan keluarga pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Namun mulai tahun 1672 sampai dengan sekitar tahun 1887 kami tidak mengetahui secara pasti siapa yang menjadi kepala desa atau kepala pemerintahannya. Setelah kami telusuri ke beberapa sumber dan narasumber yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Bahwa kepala desa pada masa itu (1887) yaitu Bapak “ Suwargi Taham”. Sejarah Pemerintahan di Desa Rajegwesi (Sumber: https://faridulansor.blogspot.com/ / No.1 s/d No. 14)
Menurut keterangan dari Bapak Tohari, selaku Sekretaris Desa, desa Rajegwesi memiliki beberapa bidang tanah antara lain :
Yang tak kalah uniknya lagi, pada 10 tahun terakhir komoditas pertanian di wilayah desa Rajegwesi dan sekitarnya banyak berubah dari hanya bertanam padi dan jagung, menjadi sangat bervariasi. Bermacam-macam komoditi sayuran seperti cabe, tomat, gambas, timun, kacang panjang, kacang tanah dan yang lainnya ditanam di lahan pertanian desa Rajegwesi. Ada pula yang mencoba bercocok tanam tanaman buah seperti semangka dan melon dalam berbagai varietas. Geliat petani milenial pun semakin nampak bertumbuh. Ketertarikan warga yang selalu dan ingin terus mencoba hal baru dan berinovasi dalam bercocok tanam sayuran, maka jenis sayuran semacam kubis, bayam, kangkung, bawang daun, pakcoy, sawi, mungkin akan segera dijumpai di tanah pertanian desa Rajegwesi. Satu lagi yang unik di desa Rajegwesi TEMPE GORENGE KEMLETHIK. Bagi para pelancong/pemudik yang kebetulan lewat di jalur/jalan Jatibarang - Margasari (arah bumiayu/purwokerto) pada pukul 23.00 WIB, jangan lupa mampir dulu di desa Rajegwesi, madang/nikmati dulu SEGA GODONG JATI plus TEMPE GORENG SING KEMLETHIK. Ada 2 tempat yang bisa anda kunjungi yakni SEGA WARSA (berlokasi di selatan gapura masuk desa Rajegwesi) dan PONGGOL JATI MAS WAWAN (berlokasi di sebelah barat Masjid Baiturrohim 1 atau Masjid Lama). Bisa makan di tempat, bisa juga dibrengkos (baca : dibungkus) pakai godong jati. Kalau kepengin goreng sendiri di rumah, beli tempe yang mentahan juga bisa di TEMPE PINUK (lokasi sebelah selatan/dekat dengan lokasi PONGGOL JATI MAS WAWAN), tapi gerainya buka di siang hari ya?. Selamat menikmati dan selamat mencoba. Batas-batas WilayahTimur: Sidomulyo Tenggara/Timur Laut: Jatiwangi Selatan/Barat Daya: Srengseng Barat: Karanganyar Barat Laut/Utara: Pagerbarang Desa Rajegwesi adalah satu-satunya desa di wilayah kecamatan pagerbarang yang posisinya berada di tengah-tengah, wilayahnya tidak bersinggungan dengan wilayah kecamatan lain. GeografiDesa Rajegwesi berada di wilayah barat Kabupaten Tegal. Luas wilayah Desa Rajegwesi menurut sumber https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/6837/4/BAB%20III.pdf adalah 266,405 Ha, terdiri atas 5 Rukun Warga, dan 21 Rukun Tetangga. Wilayah pemukiman warga Rajegwesi dibelah oleh 1 sungai yang cukup besar. Pembagian wilayahnya dapat dijelaskan sebagai berikut : RW.001 : Meliputi wilayah Rajegwesi bagian utara sungai dan barat jalan desa yang membentang dari toko trisno ke lorong Masjid Baiturrahim 2 menuju jembatan balai desa (dikenal dengan blok gerbang, polindes, dan blok tipar), terdapat 4 Rukun Tetangga; RW.002 : Meliputi wilayah Rajegwesi bagian utara sungai dan timur jalan desa yang membentang dari lorong Masjid Baiturrahim 2 menuju jembatan (dikenal dengan blok lapangan, blok lurung dan dukuh petung), terdapat 4 Rukun Tetangga; RW.003 : Meliputi wilayah Rajegwesi bagian selatan sungai dan timur/utara jalan desa (dikenal dengan blok Masjid Baiturrahim 1, dan blok rawet), terdapat 5 Rukun Tetangga; RW.004 : Meliputi wilayah Rajegwesi bagian selatan jalan Masjid Baiturrahim 1 (dikenal dengan blok madrasah, blok sulingan), terdapat 4 Rukun Tetangga; RW.005 : Meliputi wilayah Rajegwesi bagian selatan sungai dan barat/selatan jalan desa (dikenal dengan blok balai desa dan blok kedo), terdapat 4 Rukun Tetangga. Penduduk & PerekonomianBersumber dari https://www.slawiayu.com/, jumlah penduduk Desa Rajegwesi per Juli 2023 adalah 4.859 orang (2443 laki-laki dan 2416 perempuan). Bahasa yang di gunakan oleh penduduk adalah Bahasa Jawa Dialek Rajegwesi yang memiliki kemiripan dengan Dialek Kebumen/Gombong/Wonosobo. Sebagian besar penduduk desa Rajegwesi bermata pencaharian sebagai petani dan pedagang. Sementara sebagian yang lain adalah para perantau (yang didominasi oleh muda-mudi), buruh, buruh tani, wiraswasta, guru, PNS dan lain-lain. Kawasan pertanian di desa Rajegwesi yang tidak begitu luas dibandingkan desa-desa yang lain, namun karena karakter petaninya yang produktif dan inovatif, menjadikan desa Rajegwesi sebagai salah satu desa penghasil komoditi pertanian yang besar seperti sayur, buah, padi, jagung dll. Geliat perekonomian masyarakat dalam bidang perdagangan lebih terlihat di sepanjang jalan Raya Jatibarang - Margasari seperti SPBU mini, jasa pengobatan patah tulang, jasa pemancingan, warung sate blengong, warung kelapa muda, warung makan, barber shop, warung bakso/mie ayam, warung soto, kopi cafe, tempat cuci motor/mobil, bengkel las, bengkel motor, depot kayu murah, warung masakan padang, warung kopi, bengkel tambal ban, warung sate kambing, disertai dengan rest area dan fasilitas parkirnya yang luas, nyaman dan gratis, ada pula usaha peternakan ayam cukup besar. Kegiatan perekonomian di lingkungan pemukiman antara lain, kuliner nasi godong jati, mie ayam, bakso, bengkel motor, toko pertanian, lapak hasil pertanian sayur/buah, toko alat tulis/fotokopi, toko kelontong, toko sembako, toko pakaian, toko online, kios seluler, toko kue, warung rujak, warung lawuhan, warung sayur-mayur, warung sate blengong, penggilingan padi mini, home industri tempe daun jati, jasa penjahit, toko besi, peternakan ikan lele, peternakan domba, ternak entok, budidaya jamur tiram, bengkel las listrik/karbit, bengkel sepeda onthel, produksi batu bata merah, dan lainnya. Potensi Strategis Peningkatan Ekonomi dan Pangan Warga
Lembaga Pendidikan & AgamaPendidikan Informal
Tingkat TK/PAUD
Tingkat SD/MI
Mayoritas warga desa Rajegwesi adalah muslim berhaluan Ahlussunnah waljamaah. Yakni mereka mengikuti ajaran Imam Abu Al Hasan Al Asy'ariy (Asy'ariyah) dan Imam Abu Manshur Al Maturidi (Maturidiyah). Kedua imam besar tersebut yang telah menghimpun dan mengajarkan aqidah/keyakinan para malaikat dan seluruh para nabi dari Nabi Adam 'Alaihissalam hingga Nabi Muhammad Shallallaahu 'Alaihi Wasallam atau yang disebut sebagai aqidah tanzih. Aqidah ini meyakini tentang keberadaan Allah secara mutlak tanpa keraguan sedikit pun tentang keberadaan-Nya, menyakini tentang ke-Esa-an Allah, tiada sekutu bagi Allah. Allah tidaklah serupa dengan makhluk-Nya baik dari satu segi maupun dari semua segi, Allah adalah pencipta seluruh makhluk, dan Allah tidak membutuhkan makhluk-Nya. Allah menciptakan segala sesuatu yang baik maupun segala sesuatu yang buruk. Selain itu seorang muslim juga wajib meyakini, mengetahui, serta mengakui bahwa Muhammad Bin Abdullah Bin Abdul Mutholib Bin Hasyim Bin Abdu Manaf adalah seorang Nabi dan Rasul yang terakhir. Inilah yang disebut dengan Ilmu Tauhid. Maka dari itu Ilmu tauhid adalah ilmu yang di dalamnya menjelaskan tentang ke-Esa-an Allah, tiada sekutu bagi Allah (tidak mensifati Allah dengan sifat-sifat selain-Nya), Di dalam Ilmu tauhid dijelaskan tentang sifat-sifat (wajib, mustahil, jaiz) bagi Allah dan juga sifat-sifat (wajib, mustahil, jaiz) bagi para nabi/rasul. Salah satu sifat wajib bagi Allah adalah Al wuujud, yang maknanya Allah ada dan tidak ada keraguan akan adanya Allah, adanya Allah tanpa didahului dengan permulaan (azaliy) dan tanpa berpenghabisan (abadiy). Ilmu tauhid berisi tentang penjelasan aqidah tanzih. Dalam aqidah tanzih, kita tidak boleh berfikir tentang dzat Allah, tidak boleh membayangkan / menggambarkan Allah, karena sesuatu yang bisa dibayangkan / digambarkan ataupun terbersit dalam pikiran kita pastilah makhluk, sedangkan Allah adalah Kholiq (Pencipta, Dzat yang mewujudkan sesuatu dari tidak ada menjadi ada). Diantara sifat-sifat makhluk adalah berada di suatu tempat, berada di banyak tempat, berada di setiap tempat, berada di arsy, berada di langit, berada di hati, berarah (atas/bawah, kanan/kiri, depan/belakang), berubah (gerak/diam, naik/turun), diliputi waktu, berbentuk, memiliki ukuran, bersebelahan/ber-sisi-an, pintar, cerdas, cemburu, melukis, mendesain, rencana/merencanakan, skenario, memeluk, mengelus, membisiki, menggenggam, duduk, bersemayam, memiliki anggota badan seperti tangan dan kaki, wajah, anggota badan bagian atas/bawah. Atas sifat-sifat makhluk tersebut, bagi seorang muslim tidak boleh menisbatkan/menetapkannya kepada Allah (baik dengan meyakininya maupun dengan mengatakan/menuliskannya). Itulah aqidah tanzih, artinya aqidah tentang keyakinan pada kemahasucian Allah dari sifat-sifat benda/makhluk-Nya dan kemahasucian Allah dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya. Pelajaran-pelajaran seperti ini sudah banyak diajarkan oleh ulama-ulama nusantara sejak dahulu seperti Kyai Soleh Darat dan muridnya KH. Muhammad Hasyim Asy'ariy (pendiri NU), dan lainnya, sementara di Tegal dikenal seorang ulama kharismatik bernama KH. Said bin Armia. Allahu 'alam. Dalam bidang fiqih mengikuti madzhab Imam Asy-Syafi'i, dan dalam bidang tashawuf mengikuti Imam Al Ghazali. Di Desa Rajegwesi terdapat banyak tempat ibadah, diantaranya :
|