Pétanque
Kata Petan berasal dari kata Les Ped Tanco atau Petanca berdasar dialek Provençal dari bahasa Occitan yang berarti kaki rapat. Salah satu teknik dasar bermain petanque adalah kaki yang rapat tidak mengangkat kaki yang menapak ke tanah. Agar bisa dikembangkan sebagai cabang olahraga prestasi permainan tradisional ini distandarkan dan dibuat aturan baku yang berlaku universal, dengan induk olahraga petanque internasional bernama Fédération Internationale de Pétanque et Jeu Provençal (FIPJP) yang didirikan di Marseille, Prancis pada tahun 1958. SejarahSejarah Tradisional PetanquePada awal abad ke-6 SM orang Yunani Kuno telah memainkan permainan melempar koin, batu datar, dan bola batu yang disebut spheristics. Bangsa Romawi Kuno memodifikasi permainan dengan menambahkan target yang harus didekati sedekat mungkin. Variasi Romawi dibawa ke Provence (wilayah selatan Prancis) oleh tentara Romawi dan pelaut. Pada sebuah makam Romawi di Florence wilayah Italia, terdapat nisan yang menggambarkan tentang permainan ini dengan dekorasi nisan yang terlihat seperti orang yang sedang membungkuk untuk mengukur poin. Dalam perkembangannya setelah itu masyarakat Roma menggantikan target yang awalnya bola batu dengan bola kayu. Pada Abad Pertengahan Erasmus menyebut permainan itu sebagai globurum, tetapi selanjutnya oleh berbagai kalangan lebih dikenal sebagai ‘boule,’ atau bola, dan permainan ini mulai dimainkan di seluruh Eropa. Raja Henry III dari Inggris melarang permainan itu dan menggantikannya dengan pemanah, dia ingin warganya lebih berlatih memanah sebagai bela negara dibanding memainkan boule. Pada abad 14, Charles IV dan Charles V dari Prancis juga melarang seluruh olahraga untuk rakyat jelata karena yang boleh berolahraga hanya kalangan bangsawan. Larangan ini baru pada abad ke-17 dicabut. Pada abad ke-19, di Inggris olahraga permainan ini disebut dengan lawn-bouwling, sedangkan di Prancis, olahraga ini tetap dikenal sebagai boule yang dapat dimainkan di seluruh lapisan masyarakat. Meissonnier seorang seniman Prancis membuat dua lukisan menunjukkan orang-orang bermain permainan ini, sedangkan Honoré de Balzac dalam La Comédie humaine menggambarkan permainan ini dalam dramanya. Di Prancis Selatan boule telah berevolusi menjadi jeu Provençal (boule lyonnaise) yang mirip dengan petanque, kecuali ukuran lapangannya yang jauh lebih besar dari petanque dan pemain harus berlari tiga langkah sebelum membuang bola. Permainan ini dimainkan di desa-desa di seluruh Provence, pada lapangan tanah di bawah naungan pohon. Permainan ini diceritakan secara rinci pada memoar novelis Marcel Pagnol.
Sejarah Petanque ModernPetanque dalam bentuk yang sekarang ditemukan pada tahun 1907 di kota La Ciotat dekat Marseilles oleh pemain Lyonnaise Prancis bernama Jules Boule Lenoir. Panjang pitch atau lapangan dikurangi oleh sekitar setengah, dan pelemparan bola secara bergerak diganti dengan yang stasioner. Turnamen petanque pertama dengan aturan baru diselenggarakan pada tahun 1910 oleh Ernest bersaudara dan Joseph Pitiot, pemilik sebuah kafe di La Ciotat. Dengan semakin simpelnya aturan yang universal, olahraga ini tumbuh dengan cepat dan segera menjadi bentuk yang paling populer dari boule. Dengan dibentuknya Federasi internasional petanque Fédération Internationale de petanque et Jeu (FIPJP) pada tahun 1958 di Marseille, kemudian diselenggarakan Kejuaraan Dunia pertama pada tahun 1959.. Federasi Olahraga Petanque IndonesiaOlahraga petanque masuk ke Indonesia sampai saat ini belum diketahui kapan persisnya, belum ada penelitian yang secara khusus dilakukan. Pada berapa tempat seperti Jakarta, Lombok, Yogyakarta, dan Bali, olahraga ini dibawa oleh ekspatriat Prancis dengan membangun sarana prasarana olahraga petanque sebagai fasilitas pendukung suatu hotel yang dikelola oleh orang Prancis seperti Hotel Novotel di Kuta dan Lombok, Hotel Horizon Ancol, dan hotel-hotel Prancis lainnya. Selain itu petanque juga diperkenalkan di tempat-tempat pendidikan seperti di konsulat Prancis di Yogyakarta. Petanque masih terbatas dimainkan di kalangan para ekspatriat saja. Salah satu bukti saksi keberadaan olahraga petanque di Indonesia adalah Bapak Eddie Lim, asal Singapura, yang belajar olahraga petanque pertama kali di Ancol, Jakarta, Indonesia pada tahun 1990-an, yang selanjutnya membawa olah raga ini ke negara beliau, Singapura. Baru pada tahun 2011 ketika Indonesia menjadi tuan rumah SEA Games ke-26 di Jakarta – Palembang, petanque menjadi olahraga wajib. Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melalui KONI Provinsi Sumatera Selatan, menunjuk Perusahaan Daerah Pertambangan dan Energi untuk mengrmban amanah yang diberikan untuk membentuk wadah olahraga ini sekaligus mencari calon calon atlet untuk SEA GAMES 2011 di Palembang. Perusahaan Daerah Pertambangan Dan Energi atau dikenal dengan sebut PDPDE membentuk Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) pada tanggal 11 Maret 2011 dan membiayai kegiatan kegiatan FOPI untuk SEA GAMES 2011. Karena perhelatan SEA Games di Palembang tersebut maka berdirilah lapangan petanque berstandar internasional di area Jakabaring Sport City Palembang dengan kekuatan 9 lane pertandingan dan 22 lane latihan, dilengkapi dengan stadium penonton dan lampu penerangan di sekeliling lapangan. Ketua umum Federasi Olahraga Petanque Indonesia yang pertama kali dipegang oleh Bapak Caca Isa Saleh. Beliau memiliki dedikasi yang sangat tinggi dalam pengembangan olahraga petanque di Indonesia. Segala upaya dilakukan untuk mengembangkan petanque di Indonesia setelah suksesnya penyelenggaraan di SEA Games 2011. Pada tahun 2012 pasca SEA GAMES 2011, FOPI mulai mensosialisasikan olahraga Petanque ke kampus-kampus yang memiliki program studi olahraga di 5 Provinsi yakni Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta, Riau, Jawa Barat(Bandung), Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan Jawa Timur (Surabaya). Selanjutnya tonggak sosialisasi yang telah dibentuk diteruskan oleh Universitas Negeri Jakarta sehingga olah raga ini hingga sekarang telah meluas dan berhasil dikembangkan di seluruh Indonesia. Untuk mempermudah orang indonesia belajar Petanque, maka peralatan olahraga ini mulai disesuaikan dengan lafas lidah orang indonesia yakni Bosi (bola Besi) dan Boka (Bola Kayu). Dimulailah pula penerjemahan peraturan Olahraga Petanque yang dikeluarkan oleh FIPJP ke bahasa Indonesia. Paralel dengan pengembangan petanque dalam negeri, FOPI aktif mengikuti pertandingan pertandingan di luar negeri yang diselenggarakan oleh APSBC (Asian Petanque and Sports Boules Confederation, sekarang ABSC, Asian Boules Sports Confederation), seperti Asian Petanque Championship dan Pan Pasific Petanque Competition serta SEAPA Petanque Championship pada rentang waktu 2012 hingga 2015. Pada tahun 2013, FOPI pertama kali menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kejuaraan Asian Petanque and Junior Championship di Bali yang diikuti oleh 22 negara. Saat itu Pengurus Petanque yang pertama kali terbentuk adalah Bali. Selain dari kejuaraan internasional yang diikuti oleh FOPI, FOPI juga aktif menyelenggarakan kejuaraan dalam negeri, antara lain Bali Petanque Competition tahun 2012, Yogyakarta Petanque Open 2012, Indonesia Petanque Open 2011 di Palembang, dan Bali International Sport Competition 2014. Beberapa prestasi internasional yang didapat selama kurun waktu 2012 s.d 2015 (bukan pada kelas Nation) antara lain Medali Perunggu Mix Double di Asian Petanque and Junior Championship 2012 di Vietnam, 6 medali Perunggu di ASEAN University Games (AUG) 2012 di Laos, Medali Perunggu Triple Putra di Pan Pasific Petanque Championship 2013 di Brunei Darusalam, Medali Emas Single Putra di SEAPA Petanque Championship 2014 di Laos, Medali Perunggu Triple Putri di Asian Petanque and Junior Championship 2015 di Cambodia dan Medali Perak Shooting Putri di SEA Games di Kuala Lumpur. FOPI baru masuk keanggotaan Komite Olahraga Petanque Indonesia pada tahun 2015 ditandai dengan pelantikan Pengurus PB FOPI untuk periode 2015-2019.
Selanjutnya, pengembangan kompetisi nasional dengan upaya yang gigih ini menghasilkan cabang olahraga petanque dipertandingkan di Pekan Olahraga Mahasiswa (POMNas) ke-14 tahun 2015 di Banda Aceh, Eksibisi Pekan Olahraga Nasional XIX/2016 Jawa Barat yang dipertandingkan di UNISMA Bekasi, PON XX/2020 Papua, dan rencananya pada PON XXI/PON ACEH-SUMUT 2024.
Galeri gambar
Pranala luar
Lihat pula
Referensi |