Pulau Pramuka
Pulau Pramuka merupakan salah satu pulau sekaligus ibu kota kabupaten yang berada dalam gugusan Kepulauan Seribu. SejarahPulau Pramuka pada saat era orde lama bernama Pulau Lang/Elang, karena terdapat banyak burung elang bondol saat itu.[butuh rujukan] Hingga tahun 1980-an masih dapat ditemukan elang bondol, yang sekarang dikenal sebagai lambang Daerah Khusus Ibu kota (DKI) Jakarta. Elang-elang itu hilang seiring pembersihan pulau untuk dijadikan permukiman. Asal usul nama Pulau Pramuka didapatkan karena banyak diadakannya kegiatan kepanduan di pulau ini. Sebelum adanya Bumi Perkemahan Cibubur di Jakarta, pihak kepramukaan mengirim anggotanya untuk berlatih di pulau ini. Ini berlangsung sekitar tahun 1950-an hingga 1970-an. DemografiMasyarakat yang mendiami Pulau Pramuka sebagian besar merupakan etnis Betawi, Bugis, Banten, Madura, dan Minangkabau.[3] 99,8% penduduk tetap Pulau Pramuka beragama Islam, 0,2% beragama Katolik dan lainnya. FasilitasTata tempat tinggal dan sanitasi di Pulau Pramuka cukup baik. Sarana dan prasarana cukup memadai, mulai dari masjid, rumah sakit, kantor pos, sekolah, dermaga, TPI (Tempat Pelelangan Ikan), vila dan penginapan bagi pengunjung wisata. Sarana PendidikanSarana pendidikan di Pulau Pramuka cukup baik. Terdapat empat buah taman kanak-kanak (TK) dan PAUD, satu buah SD, satu buah Madrasah Diniyah, satu buah SMP, satu buah Madrasah Tsanawiyah, dan satu buah SMA. Total terdapat sembilan sarana pendidikan berjenjang. TransportasiPulau ini dapat dicapai melalui perjalanan laut dengan menggunakan perahu motor tradisional dari pelabuhan Kali Adem di Muara Angke, Kelurahan Kapuk Muara; atau dengan menggunakan perahu motor cepat (speedboat) dari dermaga kapal Marina Ancol di kompleks Taman Impian Jaya Ancol.[4] Apabila ingin melakukan perjalanan ke pulau lainnya di Kepulauan Seribu, pengunjung dapat menyewa ojek perahu untuk diantar langsung ke Pulau Panggang, Pulau Karya, Pulau Semak Daun, dan pulau-pulau lainnya. KonservasiDi pulau ini terdapat sarana pelestarian penyu sisik (Eretmochelys imbricata) yang saat ini jumlahnya sudah sedikit sehingga dilindungi.[4] Selain itu terdapat pula penanaman bakau sebagai upaya perbaikan pertahanan pantai. Referensi
|