Pugeran adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Secara geografis Desa Pugeran sangat strategis mengingat terletak di persimpangan jalan provinsi dan kabupaten, dekat dengan wisata Pacet yang tengah berkembang dan mempunyai potensi pertanian yang cukup produktif. Di daerah tersebut telah berdiri 4 SLTA (1 SMU Negeri, 2 SMU Swasta dan ! SMU Islam), 1 Madarasah Tsanawiyah. Namun sekarang beberapa wilayah tersebut telah dipecah menjadi bagian dari desa Gondang.
Sejarah
Desa Pugeran termasuk kota kecamatan di Gondang, Mojokerto. Berbatasan langsung dengan Desa Gondang disebelah timur, berbatasan dengan Kali Pikatan yang sering dilanda banjir bandang dan kerap memakan korban jiwa di sebelah selatan, di arah barat berbatasan dengan Desa Pohjejer, dan di sebelah utara berbatasan dengan Desa Kalen.
Menurut cerita tutur tinular pertama kali ditempati oleh Eyang Puger, oleh karena yang membabat hutan pertama adalah Eyang Puger maka wilayah ini Kemudian dinamakan Pugeran. Tidak diketahui kapan dan berasal darimana asal dari Mbah Puger tersebut. Makam ini dipercaya sangat keramat terutama oleh warga disekitar kecamatan Gondang. Sampai saat ini makam Eyang Puger masih kerap dikunjungi oleh orang-orang yang ingin berdoa untuk mencapai hajat tertentu,atau untuk berburu benda pusaka bertuah.
Ada beberapa tokoh lain ditiap dusun yakni yang dipercaya membabat hutan pertama di masing-masing dusun.
- Mbah Jopatih di Dusun Pugeran, ia yang dipercaya membabat dusun Pugeran (selain Mbah Puger) namun ada kejanggalan letak makam antara Mbah Puger dan Mbah Jopatih, karena makam Mbah Puger tidak terletak di Dusun Pugeran tetapi di komplek makam umum Dusun Kauman, Sedang letak makam Mbah Jopatih terletak di tengah perkampungan penduduk Dusun Pugeran. Mungkin juga semasa gesangnya keduanya adalah kerabat yang bersama-sama membabat hutan di Pugeran dan Kauman.
- Eyang Merteng Kusumo (petilasannya sekarang dtumbuhi Pohon beringin di sebelah barat pasar Desa Pugeran, menurut salah satu sesepuh desa ini, di tempat ini dahulu ada beberapa patung kuno yang diperkirakan adalah peninggalan dia, tetapi saat ini sudah hilang dicuri orang yang tidak bertanggung jawab.
- Mbah Khoiruman (yang dipercaya membabat hutan Dusun Tampelan).
Pada zaman penjajahan daerah ini merupakan saksi salah satu saksi sejarah perjuangan pasukan Komando Hayam Wuruk untuk melawan penjajah.
Selain itu Pugeran juga merupakan pusat kegiatan politik dan perekonomian di wilayah Mojokerto bagian selatan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya bangunan arkeologi khas zaman kolonial yang masih bisa ditemukan hingga saat ini, disana ada bangunan pasar masih digunakan sampai sekarang, bekas benteng tentara Belanda (di depan pasar), kantor polisi lengkap dengan ruang tahanannya, gedung teater juga peninggalan zaman kolonial (sayang gedung ini sekarang tinggal puing-puingnya saja karena rusak akibat tidak terawat) Pabrik sarung tenun, lengkap dengan asrama karyawan (sampai sekarang pabrik ini masih beroperasi meski dalam skala kecil, kantor pos dan giro, gedung Sekolah (SDN Gondang..., dahulu SDN Pugeran), rumah pemotongan Chewan Poegeran yang masih beroperasi sampai sekarang. Rumah-rumah khas masa penjajahan Belanda sepanjang Jalan Raya Komando Hayam Wuruk (sayang rumah-rumah ini sudah banyak yang mengalami pemugaran oleh Pemiliknya).
Pemilihan kepala desa (PILKADES)
Pada tanggal 27 Desember 2015, terjadilah pemilihan kepala desa atau PILKADES. Dimana yang menang adalah ZULKHAIFI dan diikuti oleh SULIDI dan MARDONO.
Namun setelah PILKADES 27 Desember 2015, akhirnya ZULKHAIFI terpilih menjadi kepala desa pada tahun 2016-2022. Pada tanggal 11 Januari 2016, dilantiklah seorang kepala desa bernama ZULKHAIFI.
Saat ini kepala desa Pugeran adalah ZULKHAIFI.
Kerusakan Lingkungan
Pemandangan di sebelah selatan Sangat Eksotis dengan pemandangan yang khas. Karena dari sisi selatan kita dapat melihat keindahan Gunung Welirang dan Jajaran Pegunungan di sebelah baratnya yakni Gunung Semar, Gunung Biru, Gunung Dompyong, dan beberapa gunung yang lain yang berjajar dari timur sampai ke barat yang merupakan pegunungan di daerah Wonosalam, Kabupaten Jombang.
Sayang di daerah yang sangat indah dan subur ini para pejabat desa sampai kabupaten tidak satupun yang peduli dengan kelestarian lingkungan hidup sehingga banyak lahan-lahan persawahan yang dikeruk tanahnya untuk diambil tanah sirtu dan batu alamnya sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan yang cukup parah dan membahayakan warga Dusun Jetak dan Kudur (desa di selatan kali pikatan), tetapi sayangnya sampai saat ini tidak ada tindakan tegas dari pihak berwenang.
Di desa ini ada satu makanan khas yang sudah sangat terkenal. Makanan tersebut adalah olahan dari kedelai. Tidak lain dan tidak bukan makanan khas itu adalah keripik kedelai. Keripik kedelai pertama kali ditemukan oleh salah seorang warga di Dusun Sawahan, Desa Pugeran.
Referensi