Pribumi Australia
Pribumi-Australia atau biasa disebut bangsa Aborigin-Australia adalah penduduk asli/ awal benua Australia dan kepulauan disekitarnya, termasuk juga mencakup Tasmania dan kepulauan Selat Torres. Bentuk fisik orang Aborigin-Australia menyerupai orang Papua, karena memang keturunan orang Papua yang menjelajah ke benua Australia, sekitar 40.000 tahun lalu. dalam perkembangannya, bentuk fisik mereka saat ini rata-rata lebih kecil dan lebih pendek dari orang Papua. rambut mereka juga keriting, tetapi sebagian warnanya sudah kemerah-merahan atau cokelat pucat, sedangkan warna kulit mereka gelap [3] Asal kata AboriginKata "aborigin" dalam bahasa Inggris mempunyai arti "penduduk asli/ penduduk pribumi", dan mulai digunakan sejak abad ke-17 untuk mengacu kepada penduduk asli Australia saat itu. Sebutan ini diambil dari bahasa Latin ab origine, yang berarti "dari awal" dan diperuntukan bagi penduduk yang sejak semula tinggal di suatu daerah atau pulau. BudayaPada mulanya, mereka hidup dari berburu dan mencari ikan. Mereka berburu binatang liar seperti kanguru, dengan tombak, panah, dan bumerang (senjata khas orang Aborigin). Di daerah yang beriklim dingin, kulit kanguru ini digunakan sebagai bahan pakaian. Ilmu bercocok tanam dan beternak belum dikenal, karenanya kelompok anak suku aborigin tidak pernah berkelana jauh dari sumber-sumber air atau sungai. Mereka juga tidak pernah tinggal lama di suatu daerah. Rumahnya amat sederhana, terbuat dari susunan ranting pohon dan dedaunan. dalam masyarakat kesukuannya, mereka dipimpin oleh kepala suku yang biasanya juga merangkap sebagai dukun suku itu. Kepala suku juga memimpin upacara keagamaan dan perkawinan. Agama orang Aborigin-Australia masih tradisional, mereka percaya terhadap adanya Roh Agung yang menciptakan alam semesta dan isinya. Mereka percaya bahwa Roh Agung terkadang memberikan petunjuk dan bimbingan melalui mimpi. Kontak dengan Bangsa LainSebelum bertemu dengan bangsa Eropa, mereka telah bertemu dengan pelaut Makassar.[4][5] Daerah pesisir barat Australia tempat orang Yolngu berada memiliki sumber daya laut yang melimpah. Hal ini dimanfaatkan oleh pelaut Makassar untuk mencari teripang/ trepang yang kemudian dijual sebagai obat dan makanan ke Cina. Para pelaut Makassar menamai pantai itu dengan nama Marege dan menamai benua itu yang kemudian menjadi negara Australia dengan nama Osse Tara Lia.[6] Beberapa bahasa Makassar mempengaruhi pola kosakata bahasa Aborigin Yolngu yang sama maupun bunyi yang sama seperti jama (kerja), jaran (kuda), gicu (tembakau, Makassar:keso), birali (jagung, Makassar:biralle atau jagon), bullay (perhiasan, emas; Makassar:bullaen), dan lain sebagainya (Walker & Zorc, 1981:119 & 121). Selain itu, orang Aborigin Yolngu menggunakan botol persegi untuk keperluan upacara totem berhiaskan pola-pola corak teripang sebagai totem upacara mereka, yang dahulu digunakan orang Makassar untuk menangkap teripang (Russell, 2004:10). Penggunaan botol tersebut mungkin digunakan untuk kegiatan ritual menyimpan air suci atau sebagai simbol makna keterhubungan dengan roh totemalam baka saat meninggal. Tidak hanya itu juga, orang Aborigin Yolngu belajar bagaimana cara membuat alat-alat dari besi dari orang Makassar menjadi salah satu sumber utama logam untuk digunakan pada sekop, yang kemudian memberi Yolngu barang berharga untuk diperdagangkan dengan kelompok pedalaman (Blair & Hall, 2013:214). Perubahan kehidupan Aborigin Yolngu ini dari kontak dengan orang Makassar memberikan bentuk yang baru pada sistem sosial dan budaya dengan pola kebudayaan hasil akulturasi.[6]
ReferensiReferensi
Pranala luar
|