Priapisme

Priapus, ia tidak senang dengan ereksinya yang terlalu lama. Penggambaran Priapus dalam fresko.

Priapisme (bahasa Yunani: πριαπισμός, ereksi) adalah kondisi medis yang menyakitkan dan berpotensi bahaya karena penis berereksi dan tidak dapat kembali kepada keadaannya yang semula dalam waktu di bawah empat jam, walaupun rangsangan fisik atau psikologis sudah diberikan. Kasus ini digolongkan keadaan gawat darurat medis dan harus ditangani oleh seorang tenaga medis berpengalaman.

Penyebab

Penyebab priapisme masih belum diketahui dengan jelas namun melibatkan faktor-faktor pada sistem saraf dan sistem sirkulasi (pembuluh) yang rumit. Priapisme dapat berhubungan dengan aktivitas seksual yang lama, leukemia, Fabry's disease, kelainan haematologis (seperti penyakit sel sabit), penyakit serebrospinal (seperti sifilis), infeksi kelamin, cedera tulang punggung, atau pembengkakan (inflamasi) (Beers & Berkow, 1999). Priapisme dapat disebabkan oleh obat-obat seperti beberapa antidepresan (obat penenang), antihipertensi, antikoagulan dan kortikosteroid. Gejala ini dapat juga merupakan akibat penghentian penggunaan obat-obatan seperti heroin. Priapisme sering terjadi karena cedera tulang belakang atau trauma pada sumsum tulang belakang. Penyebab lain adalah konsentrasi selektif pada retina dalam gerakan yang berurutan yang menyebabkan darah mengalir ke bagian-bagian tubuh yang biasanya tidak dialiri darah untuk waktu yang lama.

Salah satu obat yang dapat menyebabkan priapisme adalah inhibitor fosphodiesterase type-5 (PDE5) seperti sildenafil ("Viagra"), tadalafil, dan vardenafil. Terapi disfungsi ereksi yang disuntik seperti alprostadil juga dapat menyebabkannya. Penenang trazodona juga telah dihubungkan dengan priapisme.

Komplikasi

Beberapa komplikasi meliputi iskemia, penggumpalan darah (trombosis) di penis, dan kerusakan pada pembuluh darah di penis yang dapat menyebabkan impotensi. Dalam kasus-kasus serius kondisi ini dapat menyebabkan gangren, yang kemudian harus ditangani dengan amputasi penis.

Pengobatan

Bila ereksi telah terjadi selama dua jam, terapi yang dianjurkan adalah pseudoefedrina 120 mg secara oral. Bila sudah empat jam, dianjurkan 120 mg pseudoephedrine lagi. (Therapeutic Guidelines, 2001)

Bila ereksi telah berjalan selama enam jam, seorang tenaga medis harus dihubungi. Terapi pada tahap ini meliputi aspirasi (penyedotan) darah dari corpus cavernosum dengan bius lokal. Bila belum cukup, aspirasi ini harus dilakukan dengan suntikan adrenalina sebagai adjuvant. (Therapeutic Guidelines, 2001)

Bila aspirasi gagal dan pengisian terjadi kembali, bedah bypass (surgical shunts) dicoba. Usaha untuk mengembalikan keadaan ke normal dengan mengalihkan darah dari corpora cavernosa yang mengeras/menegang ke corpus spongiosum (glans penis dan uretra). Langkah pertama dilakukan di bagian distal (ujung), diikuti dengan proksimal (pangkal).

Lain-lain

Nama gejala ini diambil dari Dewa Priapus, merujuk pada sifat dewa ini yang paling terkenal. Pada wanita keadaan ini dikenal sebagai klitorisme.

Lihat pula

Rujukan

  • Beers MH, Berkow R (Eds.) (1999). The Merck Manual of Diagnosis and Therapy (17 ed.). Whitehouse Station: Merck Research Laboratories. ISBN 0-911910-10-7
  • Therapeutic Guidelines Limited (2001). Therapeutic Guidelines: Endocrinology (2 ed.). North Melbourne: Therapeutic Guidelines Limited. ISSN 1327-9505
  • Priapism Primer: Priapism Diarsipkan 2013-10-17 di Wayback Machine.

Pranala luar

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 5

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Trying to get property of non-object

Filename: wikipedia/wikipediareadmore.php

Line Number: 70

 

A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined index: HTTP_REFERER

Filename: controllers/ensiklopedia.php

Line Number: 41