Prasasti Babahan

Prasasti Babahan merupakan kumpulan dari beberapa lempeng tembaga, yang ditemukan di Pura Puseh Jambelangu, Desa Adat Bolangan, yaitu di Desa Babahan, Penebel, Tabanan, Bali.[1][2] Lempeng yang telah diteliti ada tiga, yaitu lempeng-lempeng yang kini disimpan di Geria Belayu, Desa Belayu, Marga, Tabanan.[2] Menurut masyarakat setempat, masih ada satu lempeng lagi yang disimpan di pura tersebut yang belum diteliti.[2]

Salah satu lempeng (Kelompok I Lempeng 1b) berangka tahun 839 Saka (917 Masehi), menceritakan tentang Raja Sang Ratu Sri Ugrasena berkunjung ke wilayah Bali utara dan mengizinkan pembuatan pertapaan pendeta di Ptung,[1][2][3] serta penyebutan upacara bagi warga meninggal karena kecelakaan.[1] Lempeng tersebut ditulis hanya pada sisi belakang, sedang sisi mukanya kosong; dan ditulis dengan menggunakan bahasa dan aksara Bali Kuno.[2]

Dua lempeng lainnya (Kelompok II Lempeng 4a, 4b, 5a, 5b) tidak berangka tahun, menceritakan tentang Raja Sri Maharaja Sri Walaprabhu, pemberian anugerah kepada pendeta, penyebutan jajaran pejabat kerajaan, serta kewajiban dan larangan bagi warga.[2] Kedua lempeng ini ditulis pada sisi muka maupun belakang; dan ditulis dengan menggunakan bahasa dan aksara Jawa Kuno.[2]

Teks prasasti dan alih aksara

Berikut ini pembacaan teks prasasti dan alih aksaranya menurut Hedwi Prihatmoko, dengan variasi bacaan dari Roelof Goris, sbb:[2]

Kelompok I Lempeng 1b

Kelompok II Lempeng 4a

Kelompok II Lempeng 4b

Kelompok II Lempeng 5a

Kelompok II Lempeng 5b

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c Shastri, Narendra Dev Pandit (1963-01-26). Sejarah Bali Dwipa. Bhuvana Saraswati. hlm. 26-28. 
  2. ^ a b c d e f g h Prihatmoko, Hedwi. "Kajian Epigrafis Prasasti Babahan". ResearchGate (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-08-01. 
  3. ^ Soekmono, R. (1995). The Javanese Candi: Function and Meaning (dalam bahasa Inggris). BRILL. ISBN 9004102159.