Pranoto Asmoro
Mayor Jenderal TNI (Purn.) Pranoto Asmoro (11 Juni 1923 – 29 April 2001) merupakan seorang perwira tinggi angkatan darat dari Indonesia yang berkiprah dalam bidang topografi. Ia memegang berbagai jabatan di dalam lembaga topografi, seperti Direktur Topografi Angkatan Darat dari tahun 1965 hingga 1970, Kepala Survei dan Pemetaan ABRI dari tahun 1970 hingga 1974, dan Kepala Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional dari tahun 1970 hingga 1984. Masa kecil dan pendidikanPranoto dilahirkan pada tanggal 11 Juni 1923[1] di Purwakarta, Jawa Barat. Pranoto mengenyam pendidikan di Hoogere Burgerschool te Bandoeng hingga tahun 1942. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Teknik Bandung, namun keluar dari sekolah tersebut pada tahun 1943.[2] Pranoto bergabung dengan tentara Indonesia pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Ia memulai dinasnya dalam kemiliteran pada tahun 1945 sebagai ajudan tentara di Bandung[2] dengan pangkat sersan mayor.[3] Pada tahun 1947, Pranoto ditunjuk untuk memimpin sekretariat Divisi Siliwangi. Ia kemudian ditunjuk oleh Abdul Haris Nasution, yang pada saat itu menjabat sebagai Panglima Divisi Siliwangi, sebagai ajudannya.[4] Pranoto kemudian ditunjuk sebagai kepala staf brigade di Jawa Barat pada tanggal 1 Juni 1950.[2] Pranoto melanjutkan pendidikannya setelah Revolusi Nasional Indonesia berakhir pada tahun 1950. Ia mempelajari geodesi di Institut Teknologi Bandung (ITB)[2] dan menyelesaikan ujian propadeutis tingkat dua pada bulan Juli 1954.[5] Ia lulus dari ITB pada tahun 1958 dengan gelar insinyur (Ir.).[1] KarierSetelah lulus dari ITB, Pranoto kembali bertugas di kemiliteran dengan pangkat mayor. Ia diangkat menjadi kepala biro pengajaran di Akademi Zeni Angkatan Darat pada tahun 1959.[2] Pada tahun yang sama, Pranoto menjadi anggota dari sebuah panitia untuk meninjau sistem pendidikan di angkatan darat.[6] Pada tahun 1961, Pranoto dikirim ke Amerika Serikat untuk mengikuti kursus militer lanjutan dan kursus topografi[2] di Fort Belvoir, Virginia.[7] Pranoto memperoleh kenaikan pangkat menjadi letnan kolonel pada tahun yang sama[3] dan memperoleh promosi jabatan sebagai Direktur Akademi Militer Jurusan Teknik pada bulan Januari 1962.[8] Selama memimpin Akademi Militer Jurusan Teknik, Pranoto mengembangkan kurikulum berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi bagi para calon perwira dari kecabangan zeni, perhubungan, dan peratalan, serta mengintegrasikan kurikulum tersebut dengan kurikulum militer bagi perwira dari kecabangan lainnya.[1] Setelah menjabat sebagai direktur selama kurang lebih dua tahun, Pranoto kembali menjalani pendidikan militer lanjutan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad). Ia menyelesaikan pendidikannya di Seskoad pada akhir tahun 1964[9] dan memperoleh kenaikan pangkat menjadi kolonel.[3] Ia memperoleh izin untuk mengenakan Tanda Kemampuan Staf dan Komando sebagai tanda kualifikasi Seskoad pada tanggal 16 Desember 1965.[10][11] Pranoto dilantik menjadi penjabat sementara Direktur Topografi Angkatan Darat pada tanggal 26 Januari 1965, menggantikan Brigjen Soerjosoemarno yang pensiun.[9] Ia baru diangkat menjadi pejabat definitif dan dipromosikan menjadi brigadir jenderal dua tahun kemudian.[3] Jabatannya kemudian berubah menjadi Kepala Jawatan Topografi Angkatan Darat.[11] Pada bulan Maret 1970, Pranoto diangkat oleh Presiden Soeharto menjadi Ketua Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional.[12] Ia kemudian menyerahkan jabatannya sebagai direktur topografi dan diangkat menjadi Kepala Survei dan Pemetaan ABRI pada tanggal 15 Juli 1970.[11] Disamping jabatannya tersebut, ia juga menjabat sebagai Komandan Pusat Topografi di Komando Pengembangan Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat sejak tanggal 5 Januari 1971.[11] Pranoto dinaikkan pangkatnya menjadi mayor jenderal pada tanggal 1976.[3] Ia mengakhiri masa jabatannya sebagai Kepala Survei dan Pemetaan ABRI pada bulan September 1974[11][13] dan sebagai Ketua Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional pada tahun 1982.[2] Pensiun dan wafatPranoto wafat di Jakarta pada tanggal 29 April 2001. Ia dimakamkan sehari setelahnya di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata.[7] Referensi
|