Prabuningrat
H. G.B.P.H. Prabuningrat (bernama B.R.M. Tinggarto saat masih kecil; 8 Juni 1911 – 31 Agustus 1982) adalah salah satu putra Hamengkubuwana VIII dari istri selir bernama BRA Puspitaningdiah. Prabuningrat antaranya dikenal karena pernah menjadi Rektor Universitas Islam Indonesia selama 3 periode, sejak 1970 hingga 1982.[1] Riwayat HidupMasa Kecil dan PendidikanMeski lahir di dalam Kraton, namun sejak usia 5 tahun Tinggarto telah dititipkan untuk hidup bersama sebuah keluarga Belanda di Magelang[2] dan mendapatkan nama panggilan Pim.[3] Pada Mei 1929, Tinggarto lulus dari MULO Magelang dan kemudian melanjutkan belajar di AMS Bandung. Di Bandung, Tinggarto tidak sampai tamat karena pada bulan Maret 1930 ia bertolak ke negeri Belanda bersama Dorodjatun adiknya. Tinggarto masuk pendidikan gimnasium di Haarlem dan lulus empat tahun kemudian. Ia selanjutnya berkuliah di Rijksuniversiteit te Leiden jurusan hukum Hindia. Namun belum sampai lulus, Tinggarto mesti pulang mengikuti panggilan sang ayah pada 1939. Masa DewasaSejak penobatan Hamengkubuwana IX, Tinggarto yang juga mendapat nama baru Prabuningrat diserahi tugas memimpin Inkoop Bureau yang mengatur pembelian barang-barang Kraton. Selanjutnya, selama pendudukan Jepang dan masa Revolusi, Prabuningrat banyak bertindak sebagai tangan kanan Sultan.[4] Rektor UIISetelah wafatnya Prof. Dr. Sardjito pada 1970, masa jabatannya yang masih bersisa 3 tahun dilanjutkan oleh sebuah Presidium yang diketuai GBPH Prabuningrat sendiri dengan anggota Prof. RHA Kasmat Bahoewinangoen dan Brigjen. H. Soetarto. Baru sesudahnya, Prabuningrat terpilih menjadi rektor definitif hingga 3 periode (1973-1978, 1978-1981, dan 1982-1986). Tetapi di periode terakhir, Prabuningrat hanya sempat menjabat beberapa bulan sebelum kemudian meninggal dunia. Selama kepemimpinan Prabuningrat, UII giat dalam pembangunan sarana fisik dan membangun gedung-gedungnya sendiri. Dalam bidang akademik, terlihat pula peningkatan status beberapa fakultas serta mulai digalakkannya pengangkatan dosen-dosen tetap. Pada masa Prabuningrat ini pulalah animo masyarakat untuk masuk UII memperlihatkan perkembangan tajam. Nama Prabuningrat diabadikan menjadi Gedung Rektorat Universitas Islam Indonesia yang diresmikan pada tanggal 7 September 2009.[1] Referensi
|