Pondok Pesantren Waria Al-Fatah, adalah sebuah pesantren di Yogyakarta, Indonesia yang dikhususkan untuk waria.[1] Shinta Ratri mendirikan pesantren ini bersama dua orang waria lainnya pada tahun 2008, setelah beberapa waria meregang nyawa dalam gempa bumi Yogyakarta 2006.[2] Ratri percaya bahwa pesantren ini adalah madrasah pertama untuk kaum transgender dimana pun di dunia.[1][2]
Pesantren ini memiliki sekitar 40 santri[1] dan menyediakan asrama untuk sekitar 10 orang wanita.[3] Di dalam pesantren, para waria dapat berpakaian sebagai pria atau wanita tergantung keinginan mereka dalam menjalankan ibadah.[2] Pesantren ini juga menyediakan pendidikan komunitas dengan harapan untuk meningkatkan perlakuan terhadap waria di Jawa.[2]
Pesantren ini akhirnya ditutup pada tahun 2016 setelah adanya ancaman dari beberapa kelompok konservatis.[4][5] Namun berhasil kembali bangkit dan justru pemimpinnya, Shinta Ratri memperoleh penghargaan Inspirator pembela hak asasi manusia yang berisiko, Wilayah Asia Pasifik pada 2019 dari Front Line Defenders, Dublin, Irlandia[6] karena telah gigih mempertahankan pondok pesantren dan komunitasnya setelah belasan anggota Front Jihad Islam (FJI) menggeruduk pesantren pada 19 Februari 2016. Shinta terus berdiri mempertahankan hak komunitas waria agar tetap dapat belajar agama dan menjalankan ibadah dengan tenang.[7]
Referensi