Peter Mojuntin
Datuk Peter Joinod Mojuntin (11 Oktober 1939 - 6 Juni 1976) adalah seorang politikus di Sabah, Malaysia dan Menteri Administrasi Kota di bawah pemerintahan Ketua Menteri Sabah, yaitu Tun Fuad Stephens. Dia meninggal bersama politisi lainnya dalam Tragedi Double Six di Kota Kinabalu. KehidupanDatuk Peter Joinod Mojuntin lahir pada 10 Oktober 1939 sebagai anak kedua dari keluarga petani padi. Ayahnya, Paul Mojuntin Matanul (1907–1971), adalah berasal dari etnis Kadazan, dan ibunya, yang merupakan keturunan campuran Tionghoa Hakka dan pribumi, Magdalene Minjaim Lim (1909–1994), di Kampung Hungab, Donggongon, Penampang. Lahir dengan nama Joinod Mojuntin, beliau mengambil nama Peter ketika beliau dibaptis menjadi Katolik pada usia 15 tahun pada tahun 1954. Setelah menyelesaikan pendidikannya di St. Michael's School di Donggongon, Penampang (1946–1954) dan Sacred Heart Secondary School di Tanjung Aru, Jesselton (1955–1957), Mojuntin memulai karier profesionalnya sebagai guru muda di St. Michael's School, Penampang. Setelah 2 tahun, Mojuntin mengundurkan diri secara pribadi setelah mendapatkan tawaran pekerjaan lain pada usia 20 tahun. Beliau bekerja di surat kabar yang dikenal sebagai The North Borneo News and Sabah Times (sekarang dikenal sebagai New Sabah Times, tetapi surat kabar ini telah ditutup sejak 2020), dengan Donald Stephens sebagai pemilik dan pemimpin redaksi penerbitan tersebut. Bekerja sebagai kolumnis dan jurnalis paruh waktu di bawah bimbingan Donald Stephens, ia kemudian bekerja sebagai Direktur Pelaksana di Nabahu Corp. Sdn. Bhd., sebuah perusahaan koperasi lokal. Pada 9 Mei 1961, yang juga bertepatan dengan perayaan festival Kaamatan tahun itu, Mojuntin menikah dengan Datin Nancy Mary Mobijohn (27 Mei 1945–14 Oktober 2023), yang merupakan putri dari seorang politikus lokal dan mantan guru sekaligus rekan kerjanya yang bernama Datuk Seri Panglima Lidwin Anthony Mobijohn (1921–2002) dan istrinya, Datin Seri Panglima Nora Joguim Sipanil (1923–2008), yang juga berasal dari desa yang sama. Pasangan ini dikaruniai lima anak, tiga laki-laki dan dua perempuan, termasuk Donald Peter Mojuntin (lahir 26 Januari 1965) dan Deidre Peter Mojuntin (28 Desember 1972–1 Januari 2003), pemenang kontes Unduk Ngadau tahun 1989. Selain itu, Mojuntin menjabat sebagai Ketua Dewan Distrik Penampang untuk dua periode yang tidak berturut-turut, dari tahun 1965 hingga 1971 dan lagi dari tahun 1973 hingga 1975. Sepanjang hidupnya, Mojuntin aktif dalam berbagai organisasi Kadazan. Pertama, beliau menjadi presiden organisasi pemuda yang dikenal sebagai United Sabah Kadazan Youth Association, dan kemudian dari tahun 1965 hingga 1973, beliau menjabat sebagai Presiden bagi Kadazan Cultural Association (KCA) dan pada tahun 1975.[1] Karir PolitikKarier politiknya dimulai pada tahun 1962 sebagai Sekretaris Jenderal untuk United National Kadazan Organisation (UNKO). Selama menjabat sebagai sekretaris, ia menyiapkan sebuah memorandum yang sangat rinci yang mewakili pandangan dan aspirasi kolektif komunitas Kadazan. Dari tahun 1963 hingga 1964, pada usia muda 24 tahun, beliau menjadi anggota Parlemen Malaysia. Pada tahun 1967, beliau terpilih sebagai wakil di Dewan Undangan Negeri Sabah dan terus mempertahankan kursinya hingga kematiannya pada tahun 1976. Dari tahun 1971 hingga 1973, Mojuntin diangkat sebagai Asisten Menteri Pembangunan Industri bagi negara bagian Sabah. Dengan terpilihnya kembali Tun Fuad Stephens pada bulan April 1976, beliau menjadi Menteri Perumahan dan Pemerintah Daerah bagi negara bagian Sabah. Lima puluh tiga hari kemudian, beliau meninggal dalam kecelakaan pesawat. Peter Mojuntin terbukti sebagai pemimpin yang kuat dan berpengaruh. Meskipun United Pasokmomogun Kadazan Organisation (UPKO) tidak dapat membentuk pemerintahan selama pemilihan umum Sabah tahun 1967, Mojuntin memperoleh 6.908 suara dibandingkan dengan kandidat dari United Sabah National Organisation (USNO) yang menerima 2.089 suara. Pada tahun 1976, Mojuntin sebagai kandidat dari BERJAYA memperoleh 4.020 suara, sementara kandidat dari USNO, Joseph Lanjuat, mantan pejabat distrik Penampang, menerima 608 suara.[1] Referensi
|