Pertempuran Talas (怛羅斯會戰) pada tahun 751 adalah konflik perbatasan antara Bani AbbasiyahArab dengan Dinasti TangCina yang memperebutkan kekuasaan di Syr Darya. Pada Juli 751, Bani Abbasiyah memulai serangan besar-besaran terhadap Cina di sungai Talas; 30.000 tentara Muslim melawan 20.000 tentara Tang dan 10.000 tentara bayaran Karluk. Pertempuran ini berakhir dengan kemenangan Bani Abbasiyah. Dari 10.000 Tentara Tang yang dikirimkan ke perbatasan, hanya kurang dari 2000 orang yang kembali dengan selamat.
Faktor utama kekalahan tentara Tang pada pertempuran ini adalah berkhianatnya tentara bayaran Karluk dan pihak Ferghana yang mundur dari pertempuran serta melepaskan aliansi dengan dinasti Tang. Kedua bangsa ini memang pada dasarnya tidak suka dengan dinasti Tang yang menjajah mereka, tetapi karena kalah kuat mereka terpaksa bergabung dengan tentara Tang. Invasi Arab ke Syr Darya ini dimanfaatkan dengan baik oleh kedua bangsa ini untuk mengusir tentara Tang dari tanah air mereka.
Akibat diserang dari arah depan oleh Arab dan dari sisi Samping oleh tentara Karluk, akhirnya tentara Tang tak dapat lagi menahan posisi mereka dan memutuskan untuk mundur atas komando Gao Xianzhi dengan bantuan Li Siye untuk menghindari kerugian lebih besar.
Walaupun tentara Tang mengalami kekalahan besar tetapi tentara Tang berhasil mengakibatkan kerugian maksimal pada tentara Arab karena komandan Li Siye yang bermaksud meninggalkan sisa tentaranya dan menyelamatkan diri dicela oleh Duan Xiushi, sebagai seorang perwira, harga diri Li Siye tercabik dan ia merasa amat malu maka Li Siye pun bangkit memimpin sisa tentara Tang dan melawan tentara Arab yang mengejar dalam penarikan mundur mereka.
Akibat dan Pengaruh Pertempuran Talas
Segera setelah pertempuran Talas, dinasti Tang mulai kehilangan pengaruhnya di Asia Tengah, keadaan dalam negeri dinasti Tang yang buruk dan munculnya banyak Pemberontakan membuat Dinasti Tang melemah pengaruhnya dan mulai kehilangan kekuatan serta kekuasaan. Akibatnya seluruh pengiriman upeti bangsa Asia Tengah kepada Dinasti Tang dialihkan pengirimannya kepada bangsa Arab, Tibet, dan Uighur. Kiblat budaya Asia Tengah yang awalnya berkiblat pada budaya orientalis pun berubah pada budaya Arab. Agama Islam mulai masuk dan menyebar segera setelah pertempuran selesai kepada bangsa-bangsa Asia Tengah khususnya Turki dan memberikan pengaruh yang kuat di budaya Asia Tengah, sampai saat ini agama Islam dianut oleh sebagian besar masyarangkat Asia Tengah. Dengan dukungan Bani Abbasiyah bangsa Karluk mendirikan sebuah negara bebas yang pada akhir abad ke 9 bergabung dengan Kekhanan Kara-Khanid.
^ abcBai Shouyi (白寿彝) (2003), 中囯回回民族史 [A History of Chinese Muslims] (dalam bahasa Tionghoa), 2, Beijing: Zhonghua Book Company, hlm. 224–225, ISBN7-101-02890-XKesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "list" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
^Hugh Kennedy (17 June 2013). The Armies of the Caliphs: Military and Society in the Early Islamic State. Routledge. pp. 96–99. ISBN 978-1-134-53113-4.
^Barthold, William (2003), Turkestan down to the Mongol invasion, London: Oxford University Press, hlm. 196
Referensi
Bai, Shouyi; et al. (2003), 中囯回回民族史 (A History of Chinese Muslims, 2, Beijing: Zhonghua Book Company, ISBN7-101-02890-X
Bartold, W [1928] (1992). (Western) Turkestan Down to the Mongol Invasion. New Delhi: Munshiram Manoharlal Publishers. ISBN81-215-0544-3Invalid ISBN.
Beckwith, Christopher I. (2009): Empires of the Silk Road: A History of Central Eurasia from the Bronze Age to the Present. Princeton: Princeton University Press. ISBN978-0-691-13589-2.
Biran, Michal (October 2012). "Kitan Migrations in Eurasia (10th–14th Centuries)"(PDF). Journal of Central Eurasian Studies. Center for Central Eurasian Studies. 3: 85–108. Diarsipkan dari versi asli(PDF) tanggal 14 April 2014. Diakses tanggal 3 May 2014.
Herbert Allen Giles (1926). Confucianism and its rivals. Forgotten Books. hlm. 139. ISBN1-60680-248-8. Diakses tanggal 14 December 2011. In7= 789 the Khalifa Harun al Raschid dispatched a mission to China, and there had been one or two less important missions in the seventh and eighth centuries; but from 879, the date of the Canton massacre, for more than three centuries to follow, we hear nothing of the Mahometans and their religion. They were not mentioned in the edict of 845, which proved such a blow to Buddhism and Nestorian Christianityl perhaps because they were less obtrusive in the propagation of their religion, a policy aided by the absence of anything like a commercial spirit in religious matters.
Soucek, Svat, ed. (2000). A History of Inner Asia (edisi ke-illustrated, reprint). Cambridge University Press. ISBN0521657040. Diakses tanggal 10 March 2014.
Xue, Zongzheng (1998). Anxi and Beiting Protectorates: A Research on Frontier Policy in Tang Dynasty's Western Boundary. Harbin: Heilongjiang Education Press. ISBN7-5316-2857-0.
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan