Kampanye militer Tang terhadap Karakhoja, atau Gaochang di dalam sumber-sumber China, adalah sebuah kampanye militer pada tahun 640 yang dilaksanakan oleh Kaisar Taizong dari Dinasti Tang terhadap negara Gaochang atau Karakhoja di wilayah Cekungan Tarim (kini daerah Turfan di Xinjiang). Kekhaganan Turk Barat membantu Karakhoja sebagai suku mereka dengan mengirimkan pasukan namun mereka melarikan diri setelah pasukan Dinasti Tang tiba. Karakhoja pun menyerah dan negara dijadikan sebuah prefektur di bawah Dinasti Tang.
Setelah dikendalikan secara sporadis oleh dinasti-dinasti China sebelumnya, Gaochang kini dihuni oleh banyak penduduk etnis Tionghoa.[1] Gaochang mendapatkan pengaruh besar dari kebudayaan China dan merupakan negara oasis Tarim yang berlokasi paling dekat dengan China. Karakhoja telah diperintah sejak tahun 498 oleh wangsa Qu yang membuat Gaochang sebagai negara Tarim yang paling dipengaruhi oleh budaya Tionghoa.[2] Selama masa kekuasaan wangsa Qu, bahasa Tionghoa menjadi bahasa tulis resmi di Karakhoja dan pelajar dididik mengenai karya klasik China. Administrasi pemerintahan disusun berdasarkan sistem yang sama dengan sistem kekaisaran di China.[1]
Kampanye militer
Tu-lu Qaghan dari Turk Barat, yang mulai berkuasa pada tahun 638, menawarkan Karakhoja perlindungan militer dari negaranya. Dengan bantuan dari Turk Barat, Karakhoja menahan rute perdagangan Jalur Sutra yang menghubungkan China dengan Asia Tengah. Sebagai balasan atas situasi tersebut, Kaisar Taizong mengirimkan serangan militer yang dipimpin oleh Jenderal Hou Junji. Pasukan Tang mencapai Karakhoja pada tahun 640 dan berhasil memperoleh kemenangan. Pasukan Turk Barat yang dikirm untuk membantu mempertahankan Karakhoja melarikan diri ketika pasukan Tang mulai mendekat.[3] Putra dari Qu Wentai, Raja Karakhoja, menyerah dan Karakhoja pun dikuasai Tang.[1]
Karakhoja setelah dikuasai kini berada di bawah pemerintahan dan dijadikan sebagai sebuah prefektur. Karakhoja dimasukkan ke dalam Protektorat Anxi atau Protektorat Umum untuk Menenangkan Barat yang didirikan untuk memerintah Wilayah Barat.[1] Setelah penaklukkan, sebuah sensus penduduk dilakukan untuk menerapkan sistim lahan setara yang wajib bagi prefektur-prefektur Tang.[4] Pada tahun 640 yang merupakan tahun aneksasi Karakhoja, dilaporkan bahwa terdapat 37.700 jiwa dengan 8.000 rumah tangga yang tinggal di Karakhoja.[5]
Jatuhnya Karakhoja ke tangan Tang menimbulkan kecurigaan di negara tetanggnya yaitu Karasahr.[6] Keberadaan ancaman dari pasukan Tang di wilayahnya, Karasahr kemudian bersekutu dengan Turk Barat.[7] Dinasti Tang menyatakan sikapnya dengan menyerang dan menguasai Karasahr pada tahun 644.[6]
Wechsler, Howard J. (1979). "T'ai-tsung (reign 626–49) the consolidator". Dalam Twitchett, Dennis. The Cambridge History of China, Volume 3: Sui and T'ang China, 589–906, Part I. Cambridge: Cambridge University Press. hlm. 188–241. ISBN978-0-521-21446-9.