Pertempuran Selat Korea adalah sebuah pertempuran laut kecil yang terjadi pada hari pertama Perang Korea, 25-26 Juni 1950, antara angkatan laut dari Korea Selatan dan Korea Utara. Sebuah kapal pasukan yang membawa ratusan prajurit mencoba untuk mendaratkan kargo mereka dekat Busan tetapi dihalangi oleh kapal patroli Korea Selatan dan tenggelam. Ini merupakan salah satu dari pertempuran permukaan air pertama dan berakhir dengan kemenangan penting untuk Korea Selatan.[1][2]
Pertempuran
Perang Korea dimulai dengan invasi besar-besar Korea Utara ke arah selatan dengan jumlah pasukan yang hampir membanjiri wilayah Korea Selatan. Selama invasi, kapal uap Korea Utara ditugaskan untuk mendaratkan pasukan di sepanjang pantai tenggara semenanjung Korea.[2] Kapal dagang 1.000 ton dipersenjatai dengan senapan mesin dan dilengkapi dengan 600 tentara Resimen Infanteri Independen ke-766.[3]
Hari masih pagi, ketika sebuah kapal pemburu kapal selamAngkatan Laut Korea SelatanROKS Bak Du San melihat satu kapal uap musuh yang berjarak delapan belas mil dari Busan.[3] Kapal pemburu tersebut, yang juga pernah dipakai Amerika Serikat, adalah kapal utama dari Angkatan Laut Korea Selatan.[4]
Bak Du San pertama kali memperingati kapal uap tersebut dengan lampu sinyal dan tidak mendapat respon. Tetapi ketika pihak Korea Selatan menyalakan lampu sorot mereka, kapal Korea Utara tersebut melepaskan tembakan, menabrak jembatan Bak Du San. Nakhoda kapal tewas dan anak buah kapal tersebut mengalami luka parah. Bak Du San membalas tembakan dengan senapan anti-pesawat tempur utama berukuran 3 inci dan enam senapan mesin kaliber .50.[4] Setelah pihak Korea Utara mulai terkena tembakan, mereka berusaha melarikan diri dari pertempuran tersebut, tetapi diikuti oleh Bak Du San dalam sebuah peristiwa kejar-mengejar yang berakhir dengan kapal Korea Utara tenggelam di dekat Pulau Tsushima, dengan menimbulkan banyak korban jiwa yang parah.
Kemenangan ini merupakan keuntungan strategis utama. Keberadaan Busan sangat penting namun hanya dilindungi secara biasa-biasa saja, dan jika kota ini jatuh maka Korea Utara akan selangkah lebih dekat untuk benar-benar mengalahkan Korea Selatan.