Pertempuran Dagu Forts atau Benteng Taku adalah pertempuran yang terjadi selama Pemberontakan Boxer antara militer Dinasti Qing dengan pasukan Aliansi Delapan Negara ditambah Jepang. Pasukan sekutu berhasil merebut Benteng Taku setelah melalui pertempuran yang singkat namun sangat berdarah.
Dampaknya
Serangan angkatan laut sekutu ke Benteng Taku memiliki dampak yang mendalam. Laporan pertama yang tiba di Beijing dari Gubernur Lu Yu di Tianjin menekankan hal-hal yang positif saja mengenai pertempuran itu, dan sama sekali tidak memberitahukan kepada Janda Permaisuri Cixi bahwa sekutu telah berhasil merebut Benteng Taku.[4]
Pertempuran itu mengakibatkan pemerintah Qing berpihak kepada para pemberontak Boxer dan tentara Tiongkok diperintahkan untuk melawan pasukan militer asing yang ada di seluruh tanah Tiongkok. Keesokan harinya, 18 Juni, Laksamana Seymour dan dua ribu tentaranya diserang oleh pasukan Tiongkok di sepanjang jalur kereta api Tianjin-Beijing dan Seymour yang tadinya hendak menuju ke Beijing, terpaksa memutuskan untuk mundur ke Tianjin.
Pada 19 Juni, sebuah ultimatum dikirim kepada para diplomat yang ada di markas legasi di Beijing untuk meninggalkan ibu kota dalam waktu 24 jam. Ketika orang-orang asing menolak untuk pergi, karena khawatir akan keselamatan mereka, maka terjadi Pengepungan Legasi Internasional yang dimulai pada tanggal 20 Juni. Benteng Taku tetap berada di tangan orang asing selama terjadinya Pemberontakan Boxer.[5]
Para perwira militer Aliansi memuji keberanian dan keterampilan yang ditunjukkan oleh pasukan Tiongkok dalam mempertahankan Benteng Taku.[6]
Referensi
Bacaan lebih lanjut