Pertempuran An Ninh
Pertempuran An Ninh adalah konfrontasi militer yang melibatkan unsur-unsur antara Batalyon ke-94 dan ke-95 Viet Cong dengan pasukan Tentara Republik Vietnam dari Resimen ke-2, Divisi ke-3 Tentara Rakyat Vietnam dan pasukan Ranger Vietnam, yang didukung oleh Resimen Infanteri ke-502 Amerika Serikat. Operasi dengan nama sandi Operasi Gibraltar ini direncanakan oleh Komando Bantuan Militer Vietnam, untuk membersihkan wilayah di sekitar pangkalan Divisi Kavaleri ke-1 di An Khê, Provinsi Gia Lai, Vietnam Selatan. Latar belakangPada Agustus 1965, pasukan Brigade ke-1, Divisi Lintas Udara ke-101, Angkatan Darat Amerika Serikat, ditugaskan untuk mengamankan wilayah An Khê, dalam rangka persiapan kedatangan pasukan Divisi Kavaleri ke-1. Penugasan dengan nama sandi Operasi Highland ini dilaksanakan dalam tiga tahapan. Tahap ke-1 (22-25 Agustus) elemen pasukan bergerak melalui jalan darat, udara dan laut yang berangkat dari barak induk Dong Ba Thin, menuju target wilayah operasi. Pada 22 Agustus, Batalyon ke-2, Resimen Infanteri ke-327 diterjunkan ke An Khê, kemudian mendirikan perimeter pertahanan di sekitar Lapangan udara militer An Khê (Camp Radcliff). Dua hari kemudian, seluruh brigade, termasuk Batalyon ke-1, Resimen Infanteri ke-327 dan Batalyon ke-2, Resimen Infanteri ke-502 beserta peralatan berat, tiba melalui jalur laut di Qui Nhơn dan bergerak menuju An Khê melewati Jalan Raya 19. Pada 26 Agustus, unit-unit pasukan tersebut melaksanakan operasi tahap ke-2 dengan didukung oleh pasukan udara dan artileri, mensterilkan Jalan Raya 19 hingga ke An Khê, sehingga konvoi pasukan dapat membawa perbekalan dan mengawal pasukan Divisi Kavaleri ke-1 menuju barak induk yang baru. Operasi tahap ke-3 dimulai ketika Jalan Raya 19 dan barak induk telah dikuasai, dengan kampanye agresif untuk menjaga jalan raya agar tetap terbuka bagi konvoi dan melindungi pasukan yang tengah membangun pangkalan Divisi. Periode 27 Agustus hingga 1 Oktober, Brigade ke-1 melaksanakan sejumlah 23 operasi skala kompi atau lebih besar dengan 8 di antaranya adalah operasi serangan udara terhadap konsentrasi Komunis, baik yang telah diketahui maupun secara dugaan atau yang dicurigai. Operasi Gibraltar merupakan salah satu dari serangkain operasi di bawah payung Operasi Highland.[1] PertempuranPada 18 September 1965 pukul 7:00 pasukan dari Resimen Infanteri ke-2/502 dan satu kompi unit Pasukan Ranger Vietnam, Tentara Republik Vietnam (ARVN) dikerahkan menggunakan helikopter ke wilayah dekat An Ninh, sebuah desa kecil yang berjarak sekitar 30 km di bagian timur An Khê dan 14 km arah utara Jalan Raya 19. Sumber-sumber intelijen melaporkan adanya unit-unit musuh di sekitar pegunungan terdekat. Pasukan Amerika Serikat dan ARVN tiba di markas pelatihan yang menampung Batalyon ke-95 dan Batalyon ke-94 Viet Cong (VC). Keduanya merupakan elemen dari Resimen ke-2 Tentara Rakyat Vietnam (ARVN) Divisi ke-3, yang baru dibentuk.[2] Ketika kelompok helikopter pertama tiba, VC tidak melakukan aksi apapun. Namun, ketika kelompok helikopter kedua tiba, terjadi konfrontasi senjata hebat yang dihujani dari senjata ringan dan otomatis serta tembakan mortir. Hal ini membuat Komandan Amerika, Letnan Kolonel Wilfried KG Smith harus melambaikan tangan untuk mencegah helikopter lainnya mendarat. Akhirnya, hanya 224 orang saja yang benar-benar ada di darat. Pada awalnya pasukan tersebut berada dalam kebingungan, hingga akhirnya mereka mengorganisasikan perimeter-perimeter pertahanan dan mulai melakukan aksi serangan balik.[2] Selama beberapa jam berikutnya, VC terus melancarkan serangannya sehingga kelangsungan hidup pasukan yang berada di darat tersebut dipertanyakan. Pihak Amerika lalai untuk membawa mortir dan senapan, sehingga menambah rumit situasi pertempuran. Komandan batalyon tidak pernah mempertimbangkan kemungkinan para pasukan akan menggunakan senjata-senjata tersebut di wilayah pegunungan. Sementara itu, dukungan artileri juga tidak ada, karena lokasi pertempuran yang dilanda hujan, sehingga jalan tidak dapat dilewati. Di sisi lain, helikopter yang mampu membawa senjata artileri ke lokasi juga tidak tersedia, karena sedang menjalankan misi lainnya. Meskipun armada pesawat A-1E Skyraiders yang telah melakukan serangan ke sekitar wilayah zona pendaratan (LZ) sebelum penerjunan pasukan, juga tidak tersedia sejak pukul 7:30 hingga 9:00, karena satu dan lain hal, suplai bahan bakar di Pangkalan udara Bien Hoa, telah terkontaminasi. Pasukan yang berada di darat tidak memperoleh bantuan apapun selama dua jam, dalam menghadapi serangan musuh yang bertubi-tubi, hingga musuh menghancurkan sejumlah 26 helikopter selama pertempuran berlangsung. Tak lama setelah pukul 9:00, bantuan armada pesawat tempur F-100 Super Sabres akhirnya tiba. Armada tersebut melancarkan serangan hingga lima puluh kali ke area pasukan musuh berada. Letnan Kolonel Smith bahkan memerintahkan armada pesawat untuk mengebom area yang hanya berjarak 100 meter dari dirinya, hingga dua rekannya tewas akibat pengeboman tersebut. Namun, bantuan armada udara berhasil melumpuhkan musuh dan membalikkan keadaan.[2] Pasukan bantuan Amerika Serikat/ARVN mulai bergerak mendekat ke lokasi pertempuran dengan menggunakan helikopter pada sore hari dan tiba di lokasi pada malam hari, sehingga tidak memungkinkan untuk bergerak menuju titik akhir lokasi pertempuran melalui jalan darat untuk membantu pasukan yang terkepung.[3] Keesokan hari, kelompok pasukan bantuan tersebut dapat mencapai perimeter Amerika pada pagi hari. Namun, setibanya di lokasi, pertempuran telah berakhir, sehingga kemudian pada tanggal 20 September bergabung dengan unit lain yang mendekat dari arah barat. Pasukan bantuan menelusuri area pertempuran, tetapi tidak menemukan apapun. Brigade ke-1 menutup Operasi Gibraltar pada 21 September.[4] KesudahanSecara keseluruhan, 13 prajurit Amerika Serikat tewas dalam pertempuran tersebut, sementara 28 lainnya terluka. Sementara itu menurut laporan, pasukan Viet Cong menderita kerugian berkisar antara 226 hingga 257 korban tewas, sebagian besar diakibatkan karena serangan udara.[4] Total sejumlah 11.000 peluru artileri dan 100 serangan udara taktis dilakukan dalam aksi serangan dan perlawanan untuk mencegah potensi bencana yang mengancam pasukan Amerika Serikat.[5] Meskipun dibayangi oleh peristiwa lain, pertempuran ini menginterpretasikan hal yang kontradiktif. Komandan Brigade ke-1, Kolonel James Timothy menganggap bahwa pertempuran tersebut "sangat penting, karena menandai penaklukan pertama unit pasukan Viet Cong oleh Angkatan Darat Amerika Serikat di manapun di Vietnam." Komandan Komando Bantuan Militer Vietnam, Jenderal William Westmoreland menyetujui pendapat tersebut, mengatakan bahwa operasi tersebut sebagai "keberhasilan yang spektakuler." Di sisi lain, perwira operasi Timothy, Mayor David Hackworth, menulis beberapa tahun kemudian, mencirikan pertempuran tersebut sebagai "sangat pasti... bukan…kemenangan besar." Berkomentar bahwa "VC mencegah bencana dengan berjalan pergi".[6] Perwira operasi dari Infanteri 2/327, Mayor Charles W. Dyke, menilai hal tersebut sebagai "bencana" dan produk dari "rencana yang buruk dan tidak dipikirkan secara matang". Secara khusus, menurut Dyke, jumlah helikopter yang ditugaskan untuk operasi tersebut tidaklah mencukupi secara jumlah, yang menyebabkan lambatnya peningkatan kekuatan tempur di zona pendaratan, ketika berpacu dengan waktu menjadi sangat penting. Referensi
Pustaka
Pranala luar |