Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari Telugu cinema di en.wikipedia.org. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan.
(Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel)
Perfilman Telugu, yang juga dikenal dengan sebutan Tollywood, adalah sebuah bagian dari perfilman India yang memproduksi film-film dalam bahasa Telugu, dan berpusat di negara bagian IndiaAndhra Pradesh dan Telangana, sebagian besar di wilayah HyderabadFilm Nagar.[4] Sejak 1909, pembuat filmRaghupathi Venkaiah Naidu terlibat dalam beberapa aspek dari sejarah sinema India, seperti memproduksi film-film pendek dan berkunjung ke wilayah-wilayah yang berbeda di Asia untuk mempromosikan karya film. Pada 1921, ia memproduksi film bisu Telugu pertama, Bhishma Pratigna. Ia dijuluki sebagai bapak sinema Telugu.[5][6][7]
Pada 1933, Perusahaan Film India Timur memproduksi film India pertamanya, Savitri, dalam bahasa Telugu. Dengan melakukan pengambilan gambar di Kalkuta dengan biaya sejumlah ₹ 75 ribu, dan berdasarkan pada sebuah permainan panggung terkenal karya Mylavaram Bala Bharathi Samajam, film tersebut disutradarai oleh bapak "Gerakan Teater Telugu" Chittajallu Pullaiah, serta diperankan oleh aktor panggung Vemuri Gaggaiah dan Dasari Ramathilakam berturut-turut sebagai "Yama" dan "Savithri" [8] Film blockbuster tersebut meraih penghargaan kehormatan di Festival Film Venesia.[9]Vuppaladadiyam Nagayya merupakan salah seorang di antara sutradara, komposer musik, penyanyi dan aktor film multi-bahasa India Selatan pertama yang diberi penghargaan Padma Shri.[10] Ia dikenal sebagai Paul Muni dari India, dan bintang film Telugu pertama.[11][12]
Industri film Telugu berawal dari film-film bisu pada tahun 1912, yang dimulai dengan produksi dan perilisan Bhisma Pratighna pada 1921
[41] Film tersebut disutradarai oleh Raghupathi Venkaiah Naidu dan putranya R. S. Prakash.[42] Di sisi lain, Yaragudipati Varada Rao dan R. S. Prakash Rao membuat film-film berjangka panjang yang berfokus secara eksklusif pada tema-tema keagamaan; Nandanar, Gajendra Moksham, dan Matsyavatar, ketiganya adalah produksi mereka yang paling terkenal, yang berkisah tentang moral-moral, parabel-parabel, dan figur-figur keagamaan.[43] Pada 1935, Andhra Cine Tone dibangun di Visakhapatnam oleh Gottumukkala Jagannadha Raju. Ia mengenalkan bioskop digital bersuara dengan film 1935 Jagadamba.[44]
Kebangkitan "film bersuara"
Film Telugu pertama dengan dialog audibel, Bhakta Prahlada, diproduksi oleh H.M. Reddy, yang menyutradarai film bersuara India Selatan pertama Kalidas (1931). Bhakta Prahlada menyelesaikan film tersebut pada 15 September 1931, yang kemudian disebut sebagai "Hari Film Telugu" untuk mengenang penyelesaian film tersebut;[45] namun, film tersebut baru dirilis di bioskop pada 6 Februari 1932.[46][47][48] Sangat terkenal sebagai film bersuara, film-film dengan suara secara cepat bertumbuh dalam hal jumlah dan ketenaran. Pada 1934, industri tersebut meraih keberhasilan besar secara komersial untuk pertama kalinya dengan Lavakusa. Disutradarai oleh C. Pullaiah dan dibintangi oleh Parupalli Subbarao dan Sriranjani dalam peran utama, film tersebut meraih jumlah penonton yang tak terhitung dan membuat industri yang baru berusia muda tersebut ke dalam budaya umum.[49]
Pada 1936, penayangan film kehidupan masyarakat dilakukan oleh para sutradara untuk beralih dari tema keagamaan dan mitologi.[49] Pada tahun tersebut, dibawah penyutradaraan Krithiventi Nageswara Rao, Prema Vijayam, sebuah film yang berfokus pada masalah-masalah sosial, dirilis. Keberhasilannya membuat produksi 'film-film sosial' lainnya juga mengikuti kesuksesannya, yang paling terkenal adalah Vandemataram pada 1939, yang memperlihatkan masalah-masalah masyarakat seperti praktik pemberian mahar, film-film Telugu pada masa tersebut berfokus pada kehidupan pada zaman tersebut: 29 dari 96 film yang dirilis antara 1937 dan 1947 bertemakan sosial.[50]
Pada saat pecahnya Perang Dunia II dan kemudian sumber daya yang menipis membuat Kemaharajaan Britania membatasi penggunaan strip film pada 1943 menjadi 11,000 kaki,[58] setelah sebelumnya pembuat film diizinkan menggunakan 20,000 kaki.[59] Akibatnya, jumlah film yang dibuat pada masa perang tersebut menjadi lebih rendah ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, sebelum pencekalan terjadi, sebuah perubahan berpengaruh terjadi dalam industri tersebut: Studio-studio independen dibentuk, aktor dan aktris menandatangani kontrak terbatas untuk karya mereka, dan film-film beralih dari tema sosial ke legenda cerita rakyat.[60]Ghantasala Balaramayya, yang menyutradarai film mitologi Seetarama Jananam dibawah rumah produksinya, Prathiba Picture, menandai debut akting film Telugu veteran Akkineni Nageswara Rao pada 1944.[61]
Gottumukkala Jagannadha Raju Garu mengembangkan Andhra Cine Studio di Visakhapatnam pada 1935. Ia mengenalkan studio teater digital di Andhra. Aktor veteran Akkineni Nageswara Rao berpindah tempat ke Hyderabad dan mengembangkan Annapurna Studios. Industri film Telugu adalah salah satu dari tiga produsen film terbesar di India. Sekitar 245 film Telugu diproduksi pada 2006, yang merupakan jumlah tertinggi di India pada tahun tersebut. Studio-studio film di Hyderabad, yang dikembangkan oleh D. Ramanaidu dan Ramoji Rao, terlibat dalam pelayanan dan produksi film prolifik.[23]
Beberapa film Telugu yang sukses sebagian besar dibuat ulang oleh sinema Bengali sementara sebagian kecil dibuat ulang oleh industri film Hindi dan Tamil.[65] Industri tersebut juga membuat ulang beberapa film Hindi, Tamil dan Malayalam. Beberapa film Tamil, Malayalam dan Kannada dialih-suarakan ke dalam bahasa Telugu pada saat perilisan.[66]
Perusahaan jaringan sinema digital UFO Moviez yang dipasarkan oleh Southern Digital Screenz (SDS) telah mendigitalisasikan beberapa sinema di wilayah tersebut.[67][68]
Institut Film dan Televisi Telangana, Institut Film dan Televisi Andhra Pradesh, Sekolah Film Ramanaidu dan Sekolah Film dan Media Internasional Annapurna adalah beberapa sekolah film terbesar di India.[69][70] Negara-negara bagian Telugu memiliki sekitar 2800 bioskop, jumlah balai sinema terbesar di berbagai negara bagian di India.[71]
Penghargaan Nandi adalah acara penghargaan yang paling diidam-idamkan untuk kesempurnaan dalam produksi Film, Teater dan Televisi Telugu. Acara tersebut diadakan setiap tahun di Lalitha Kala Thoranam di Hyderabad, India,[72] oleh Perusahaan Pengembangan Teater, Televisi dan Film di negara-negara bagian Telugu.[73] "Nandi" artinya "banteng", penghargaan tersebut mengambil nama dari banteng granit besar di Lepakshi — sebuah simbol sejarah dan budaya Telugu.
Instansi komersial
Dikenal karena konsistensinya secara komersial,[76] sinema Telugu memiliki pengaruh di seluruh sinema komersial di India.[77] Sebagai salah satu tempat yang menggenerasikan industri film, produksi film Telugu memberikan satu persen keuntungan produk domestik di wiayah tersebut.[76][78][79] Film 1992 ChiranjeeviGharana Mogudu, yang disutradarai oleh K. Raghavendra Rao, adalah film Telugu pertama yang meraih keuntungan lebih dari ₹ 10 kror di box office.[80]
Film 2006, Bommarillu dirilis di seluruh dunia dengan 72 cetakan. Akibat keberhasilan film tersebut, jumlah reel bertumbuh menjadi sekitar seratusan.[81] Film tersebut mendapatkan ₹5 kror pada minggu pembukaannya di India.[81] Dirilis di enam metro utama di Amerika Serikat, film tersebut mendapatkan $73,200 (sekitar ₹0.3 kror) pada empat hari penayangan pertamanya.[81] Sebuah survei September 2006 yang dilakukan di Amerika Serikat oleh portal hiburan populer menunjukan bahwa film tersebut ditonton oleh populasi ekspatriat India yang sejumlah 65,000 orang, yang memberikan pemasukan sejumlah ₹3 kror pada waktu itu[81] Sebuah pemasukan keuntungan kumulatif untuk film tersebut dikabarkan sejumlah ₹25 kror yang meliputi ₹3.5 kror dari luar negeri, membuat film tersebut menjadi film Telugu terbesar pada waktu itu. Film tersebut dibuat ulang dalam bahasa Tamil, Bengali, Oriya dan Hindi.[82]Film aksi 2006, Pokiri dibuat ulang dalam bahasa Hindi, Tamil dan Kannada pada dua tahun setelah film tersebut sukses secara komersial. Film tersebut ditayangkan di festival film IIFA yang diadakan di Dubai pada 2006.
[83] Film hasil kerjasama produksi Walt Disney PicturesAnaganaga O Dheerudu merupakan produksi India Selatan pertama buatan Disney.[84][85]
Film fantasi 2009, Magadheera dirilis dengan sambutan yang meriah; dengan pendapatan dari seluruh dunia sejumlah ₹78.1 kror (AS$13 juta) membuat film tersebut menjadi salah satu film Telugu dengan keuntungan tertinggi pada waktu itu. Film tersebut dialih-suarakan ke dalam bahasa Malayalam, Tamil dan dibuat ulang dalam bahasa Bengali dengan judul Yodha-The Warrior, dan menjadi hit box office. Film aksi komedi 2011, Dookudu ditayangkan di tujuh puluh sembilan bioskop di AS, Los Angeles Times menyebut film tersebut sebagai Hit terbesar yang tak pernah Anda dengar.[86][87][88] Di wilayah utara, timur dan barat India, film tersebut ditayangkan di 21 kota.[89] Film tersebut meraih rekor box office dengan mengumpulkan keuntungan lebih dari ₹1 miliar pada waktu itu.[90][91]
Film 2012 Eega meraih keuntungan sejumlah ₹1,25 milyar (US$18 juta) termasuk seluruh versi pengalihan bahasanya.[92][93][94][95]
Pada 2013, Attarintiki Daredi mendapatkan ₹492 juta (AS$8.2 juta) dari seluruh dunia. Film tersebut mendapatkan ₹798 juta (AS$13 juta) dari seluruh dunia selama tiga minggu, menjadikan film tersebut sebagai film Telugu dengan keuntungan terbesar sepanjang masa.[96][97]
Film 2014 1: Nenokkadine dan Aagadu, menjadi film India yang tayang perdana pada akhir pekan tertinggi di box office AS disamping film-film Bollywood seperti Krrish 3 dan Kick.[98][99] Teknologi yang digunakan pada pembuatan animasi aksi hidup, pengkomposisian digital, dan efek-efek khusus merupakan cara untuk meningkatkan nilai-nilai sinematik. Efek visual yang berbasis film fantasi seperti Magadheera, Arundhati, Eega dan Dhamarukam menjadi sebuah blockbuster.[100]
Pete Draper, P. C. Sanath, Chakri Toleti dan V. Srinivas Mohan adalah beberapa tokoh profesional dalam bidang efek visual dari negara bagian tersebut untuk karya-karya mereka dalam film-film Telugu.[100][101]Film epik 2015, Baahubali: The Beginning meraih sambutan yang sangat positif karena efek visualnya, rancangan produksinya, narasinya dan skor latar belakangnya,[102] dan memecahkan rekor sebagai film India dengan keuntungan tertinggi sepanjang masa.[103][104][105]
S. Rajeswara Rao memelopori penggunaan musik terang dalam sinema Telugu; jasa Rao paling diingat tersebut datang dari Gemini Studios, dimana ia bergabung pada 1940 dan ia masih ikut bergabung selama satu dekade.[187]Ghantasala, P. Susheela, S. Janaki, M. M. Keeravani, dan Ramesh Naidu adalah beberapa musisi dan penyanyi playback yang meraih pengakuan Nasional. Duo multi-instrumentalis Raj-Koti memegang karier paling terkenal sepanjang satu dekade, duo tersebut sangat dikenal karena meredifinisikan musik kontemporer.[188][189]R. P. Patnaik adalah presiden saat ini dari Asosiasi Musik Sinema Telugu.[190]
Distribusi
Pada 2012, Dookudu menjadi salah satu film Telugu dengan penayangan terbesar di seluruh dunia, yang dirilis di seluruh dunia pada 1,600 bioskop,[191] termasuk 71 tahun di Hyderabad, Telangana.[192] Film tersebut menjadi proyek Telugu pertama yang dirilis di Botswana dan ditayangkan di sebuah layar tunggal dengan satu acara yang diadakan oleh Asosiasi Telugu Botswana. Dookudu dirilis di lebih dari 79 bioskop di Amerika Serikat; Los Angeles Times menyebut Dookudu sebagai "hit terbesar yang tidak pernah Anda dengar."[193]
Selain itu, film tersebut dirilis di Belanda, Jerman, Afrika Selatan, Dubai dan Finlandia, serta menjadi film Telugu pertama yang masuk pasaran luar negeri reguler seperti Singapura, Malaysia dan Britania Raya.[194] Para produsernya membujuk dewan tinggi India pada sebuah Perintah John Doe untuk menumpas pembajakan film.[195] Film tersebut memecahkan rekor box office untuk industri film Telugu dengan mengumpulkan keuntungan lebih dari ₹1 miliar (sekitar 15.7 juta Dolar AS).[196][197][198] Versi internasional dari Baahubali: The Beginning dirilis di China, Jepang, Korea, Taiwan, Indonesia, Thailand, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar, Timor-Leste bersama dengan beberapa negara Eropa dan Amerika Latin.[199]
Hit Industri Tollywood
Definisi Hit Industri: Film yang melampaui jumlah pendapatan jangka penuh dari hit industri sebelumnya disebut sebagai sebuah 'Hit Industri'.
[200]
Nama Film
Tahun
Pemeran
Pendapatan Jangka Penuh
Baahubali
2015
Prabhas, Rana Daggubati,
Anushka, Tammanah
300 Kr+
Atharintiki Daredi
2013
Pawan Kalyan, Samantha, Pranitha
80+ Kr
Magadheera
2009
Ram Charan, Kajal
78.35 Kr
Pokiri
2006
Mahesh Babu, Ileana
40 Kr
Indra
2002
Chiranjeevi, Aarthi Agarwal, Sonali Bindre
33
Khushi
2001
Pawan Kalyan, Bhoomika
24
Narasimha Naidu
2001
Balakrishna, Simran
22
Samarasimha Reddy
1999
Balakrishna, Simran, Anjala Zaveri
16
Pedarayudu
1995
Mohanbabu, Soundarya
12
Gharana Mogudu
1992
Chiranjeevi, Nagma
10
Chanti
1992
Venkatesh, Meena
9
Gang Leader
1991
Chiranjeevi, Vijayashanti
7
Jagadeka Veerudu Athiloka Sundari
1990
Chiranjeevi, Sridevi
6
Muddula Mavayya
1989
Balakrishna, Vijayashanti
5.5
Attaku Yamudu Ammayiki Mogudu
1989
Chiranjeevi, Vijayashanti
5.25
Yamudiki Mogudu
1988
Chiranjeevi, Vijayashanti, Radha
5
Pasivadi Pranam
1987
Chiranjeevi, Vijayashanti
4.5
Khaidi
1983
Chiranjeevi, Madhavi
4
Premabhishekam
1981
ANR, Sridevi, Jayasudha
3.5
Adavi Ramudu
1977
NTR, Jayaprada, Jayasudha
3
Alluri Seetarama Raju
1974
Krishna, Vijaya Nirmala
2
Dasara Bullodu
1971
ANR, Vanisri, Chandrakala
1.5
Lavakusa
1963
NTR, Anjali Devi
1
Mayabazar
1957
NTR, ANR, SVR, Savitri
0.75
Rekor Guinness
Rekor Guinness telah mengangkat Kota Film Ramoji, Hyderabad sebagai kompleks studio film terbesar di dunia, wilayah tersebut dibuka pada 1996 dan memiliki wilayah seluas 674 hektar (1,666 acre). Dengan 47 panggung suara, wilayah tersebut memiliki set-set permanen yang dibariskan dari stasiun jalur kereta api sampai kuil-kuil.[24][201]
Penyanyi playback S. P. Balasubramanyam memegang Rekor Dunia Guinness karena menyanyikan jumlah lagu terbanyak untuk berbagai penyanyi playback laki-laki di dunia,[205][206][207] dengan kebanyakan lagunya dinyanyikan dalam bahasa Telugu.
Pada 2002, Buku Rekor Guinness memasukkan Vijaya Nirmala sebagai sutradara perempuan dengan jumlah film terbanyak yakni 47 film. Dalam karier yang berjalan sekitar dua dekade, ia berakting dalam lebih dari 200 film dengan masing-masing 25 film dalam bahasa Malayalam dan Tamil dan memproduksi 15 film.[208]
Pada 2016, Penyanyi play back P.Susheela memenangkan rekor dunia buku guinness karena menyanyikan jumlah lagu tertinggi untuk penyanyi perempuan.[209]
Film yang dialih-suarakan
Film 1949 Keelu Gurram merupakan film Telugu pertama yang dialih-suarakan ke dalam bahasa Tamil, yang kemudian dirilis dengan nama Maya Kudhirai.[13] Menurut Dewan Film Komersial Andhra Pradesh, "sesuai dengan Keputusan Dewan Tertinggi dalam Film-Film Ashirwad dalam W.P.(Sipil) No.709, tidak ada perbedaan dalam perpajakan film antara film yang dialih-suarakan dari negara-negara bagian lainnya dan film-film yang diproduksi di negara-negara bagian Telugu".[210]
^Narasimhan, M. L. (29 December 2006). "A few hits and many flops". The Hindu. Chennai, India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-01-03. Diakses tanggal 2007-10-17.
^"Long journey sans fun". The Hindu (Siaran pers). 19 November 2002. Diakses tanggal 2012-08-29."Salinan arsip". Archived from the original on 2010-10-22. Diakses tanggal 2021-09-21.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)