Salah satu Fabel Aesop bernomor 213 dalam Perry Index, mengisahkan sebuah pohon delima dan pohon apel memperdebatkan siapa pohon yang paling cantik. Di tengah-tengah perdebatan, sebuah semak duri di dekatnya menegur mereka, 'Hai teman-teman, ayolah hentikan pertengkaran kalian.' Catatan tersebut memiliki isi yang singkat dan memberikan pesan moral bahwa 'saat terdapat persengketaan antar orang-orang menonjol, kemudian orang yang rendah diri juga berniat untuk bertindak penting'.[2] Cerita tersebut dalam jangka lama terbatas pada sumber-sumber Yunani dan, melalui versi-versi perdebatan serupa antar pohon lain timbul pada abad ke-16 dan ke-17, cerita tersebut kemudian kembali disukai. Pada 1564, penyair Nei]o-LatinHieronymus Osius memversifikasi cerita tersebut dengan judul "Apel dan Pir", dengan pesan moral bahwa saling merendahkan akan menjadi berlebihan saat kejatuhan besar terjadi.[3]Aesop's fables English and Latin (1657) karya Charles Hoole mencantumkannya dengan judul "Pohon Persik dan Pohon Apel" dengan pesan moral bahwa "orang yang pengertian sering kali meredam kontroversi dengan kebaikan mereka",[4] dan disusul kurang lebih oleh Roger L'Estrange, yang menyatakan bahwa "Setiap hal akan dianggap lebih besar di dunia ketimbang dunia itu sendiri".[5]
Referensi
^Dispute poems and dialogues in the ancient and mediaeval Near East, ed's G. J. Reinink, Herman L. J. Vanstiphout, Leuven, Belgium 1991