Penyakit arteri perifer (bahasa Inggris: peripheral artery disease) adalah penyakit penumpukan pada arteri yang membawa darah ke kepala, organ, dan anggota tubuh lain. Plak terdiri dari lemak, kolesterol, kalsium, jaringan fibrosa, dan zat lain dalam darah.[2] Penyakit arteri perifer biasanya menyerang arteri pada kaki, baik pada satu kaki maupun kedua kaki secara bersamaan. Meski demikian biasanya rasa nyeri terasa lebih buruk pada satu kaki.[3] Selain itu kondisi ini juga dapat memengaruhi arteri yang membawa darah dari jantung ke kepala, lengan, ginjal, dan perut. Penyakit arteri perifer sering memengaruhi arteri kaki, namun juga bisa berdampak pada arteri yang mengalirkan darah dari jantung menuju kepala, lengan, ginjal, dan perut.[4]
Penyebab
Penyakit ini disebabkan karena:
Arterosklerosis
Arterosklerosis yakni penyumbatan pembuluh darah yang terjadi pada daerah tubuh tertentu. Penyempitan ini disebabkan oleh timbunan lemak pada dinding arteri yang berasal dari kolesterol atau zat buangan lain (artheroma). Akibatnya kaki terasa sakit, terutama saat berjalan (klaudikasio).[5] Biasanya penyumbatan ini bisa bertahap dari sumbatan ringan sampai hampir dari seluruh lubang pembuluh darah tersumbat. Arterosklerosis yang terjadi di pembuluh darah jantung biasanya akan menyebabkan penyakit jantung koroner atau serangan jantung, namun jika terjadi pada daerah perifer seperti kaki atau tungkai bawah dinamakan penyakit arteri perifer.[6] Dari waktu ke waktu, plak ini akan menggumpal dan mempersempit arteri. Hal ini dapat membatasi aliran oksigen dalam darah menuju organ tubuh dan bagian anggota tubuh lainnya.
Inflamasi pembuluh darah
Inflamasi pembuluh darah seperti trauma fisik pada daerah tungkai, anomali anatomis dari ligamen dan otot serta paparan radiasi yang berlebihan semasa hidup penderita.[7]
Faktor risiko
Beberapa faktor risiko penyakit arteri perifer, antara lain:
Riwayat penyakit jantung dan stroke serta riwayat penyakit arteri perifer pada keluarga
Tingginya kadar homosistein dalam darah (homosistein adalah protein yang membantu membuat dan mempertahankan jaringan dalam tubuh).
Diagnosis
Terdapat beberapa cara untuk mendiagnosis penyakit ini diantaranya:
Ankle - brachial index: tes paling umum untuk penyakit ini adalah membandingkan tekanan darah di pergelangan kaki dengan tekanan darah di lengan.
Pemindaian ultrasond, angiografi, dan tes darah: tes ini juga dapat memeriksa kadar kolesterol, homocysteine dan protein C-reaktif.
Pencitraaan Doppler dan ultrasound (Dupleks): metode non invasif yang memvisualisasikan arteri dengan gelombang suara dan mengukur aliran darah di arteri untuk menunjukkan adanya penyumbatan.
Computed tomographic angiography (CT): tes non-invasf lain yang menggambarkan arteri perut, panggul, dan kaki pasien. tes ini berguna pada pasien dengan alat pacu jantung atau stent.
Magnetik Resonansi angiografi (MRA) : memberikan informasi serupa dengan yang dihasilkan oleh CT scan, tetapi tanpa perlu sinar-X.
Angiografi : biasanya dicadangkan untuk digunakan bersama dengan prosedur perawatan vaskular. Selama angiogram, agen kontras disuntikkan ke dalam arteri dan sinar-X diambil untuk menunjukkan adanya penyumbatan yang mungkin ada.[10]
Gejala
Gejala atau tanda penyakit arteri perifer yakni:
Kram menyakitkan pada salah satu atau kedua pinggul, paha, atau otot betis setelah melakukan aktivitas tertentu, seperti berjalan atau menaiki tangga (klaudikasio)
Mati rasa pada kaki
Rasa dingin di tungkai bawah atau kaki, terutama jika dibandingkan dengan sisi lain
Tidak ada denyut nadi atau nadi lemah di kaki atau kaki.[12]
Pengobatan
Penderita dengan gejala yang ringan umumnya tidak memerlukan pengobatan karena dapat diperbaiki dengan mengganti dengan gaya hidup sehat. Pemberian obat-obatan tertentu bisa diberikan untuk meredakan gejala dan mencegah penyakit ini semakin parah. Tujuan pemberian obat untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah,[13] mencegah terbentuknya gumpalan darah, serta memperlebar pembuluh darah serta mengurangi komplikasi serius seperti stroke & serangan jantung.
Penderita penyakit arteri perifer dengan gejala berat, bisa diobati dengan angioplasti, yakni sebuah prosedur yang menggunakan kateter untuk menghilangkan plak yang menumpuk dan memperlebar pembuluh darah. Kateter tersebut dimasukkan ke nadi, kemudian diarahkan ke pembuluh darah yang tersumbat. Balon yang ada di ujung kateter akan dikembangkempiskan untuk mendorong plak dari pembuluh darah. Cara ini akan memungkinkan darah mengalir dengan lebih baik. Dokter juga bisa memasangkan stent (cincin atau ring) untuk mencegah pecahnya pembuluh darah. Selain angioplasti, pilihan lainnya untuk mengobati penyakit arteri perifer adalah operasi bypass, di mana pembuluh darah dari bagian tubuh lain dicangkok dan digunakan untuk mengalihkan rute aliran darah.[14]
Pencegahan
Cara mencegah penyakit arteri perifer yakni dengan menjaga gaya hidup sehat, diantaranya:
Tidak merokok.
Menjaga kadar gula darah, lemak darah, dan tekanan darah supaya tetap stabil.
Berolahraga secara teratur yakni 30-45 menit per hari, 3-5 hari dalam seminggu.
^Moore, Jonathan (1 September 2008). "Creating the Ideal Microcosm for Rapid Incorporation of Bioengineered Alternative Tissues Using An Advanced Hydrogel Impregnated Gauze Dressing: A Case Series". The Foot & Ankle Journal. doi:10.3827/faoj.2008.0109.0002.