Pengepungan Goražde (bahasa Bosnia: Opsada Goražda) mengacu pada kampanye pengepungan yang terjadi selama Perang Bosnia (1992–95) di kota Goražde dan sekitarnya di Bosnia timur.
Pengepungan
Pada 4 Mei 1992, Goražde dikepung oleh Tentara Republika Srpska (VRS).[1] Goražde adalah satu dari enam daerah kantong Bosniak, selain Srebrenica dan Žepa, yang dikelilingi dan dikepung oleh Tentara Serbia Bosnia. VRS memulai serangan penembakan tanpa pandang bulu, yang sering kali menyasar gedung sipil dan menimbulkan korban jiwa. Sebagai imbalannya, unit lokal Kementerian Dalam Negeri Bosnia (MUP) memulai serangan balas dendam terhadap warga sipil Serb Bosnia yang masih bertahan di kota. Lusinan orang Serbia ditangkap dan dieksekusi di sekolah setempat; seratus lainnya, termasuk wanita dan anak-anak, ditahan secara paksa sebagai tameng manusia untuk melindungi kantor polisi dari penembakan.[2][3] Namun, tuduhan tersebut berasal dari media pro-Serbia RTRS. Sehingga, tiada anggota komunitas internasional yang menganggap tuduhan eksekusi tersebut benar adanya, kendati pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa telah dikerahkan ke sana. Pada Oktober 2019, pengadilan negara bagian di Sarajevo memutuskan Ibro Merkez, selaku mantan kepala Kantor Keamanan Umum Kepolisian Gorazde, bersalah karena secara ilegal menahan warga sipil Serbia dan memperlakukan mereka dengan tidak manusiawi antara pertengahan Juli 1992 dan 4 Agustus tahun yang sama.[4] Merkez dijatuhi hukuman dua tahun penjara, sementara dua mantan polisi lainnya, Predrag Bogunic dan Esef Huric, dibebaskan dari semua tuduhan. Merkez selanjutnya dibebaskan dari dakwaan terkait kejahatan setelah tanggal 4 Agustus 1992, karena dia telah terluka parah dan menjalani perawatan medis.[5]
Pada bulan Agustus 1992, Brigade Drina ke-1 dan ke-31 dari Tentara Bosnia dan Herzegovina berhasil menyelesaikan Operasi Circle, sehingga pasukan VRS keluar dari pinggiran timur kota.[6] Namun, pengepungan terus berlanjut.
Pada April 1993 Goražde ditetapkan sebagai Zona Aman PBB di mana PBB harus dapat mencegah serangan terhadap penduduk sipil.[7]
Antara 30 Maret dan 23 April 1994, Serbia melancarkan serangan besar-besaran terhadap kota itu. Pasukan Serbia setuju untuk menarik artileri dan kendaraan lapis baja mereka 20 km (12 mil) dari kota, setelah serangan balasan mulai menyasar tank dan pos garda depan tentara Serbia, juga adanya ultimatum dari NATO.[8]
Pada tahun 1995, Goražde kembali menjadi sasaran VRS, yang mengabaikan ultimatum dan melancarkan serangan terhadap pos penjagaan PBB. Sekitar 350 prajurit PBB disandera tetapi orang-orang yang tersisa dari Royal Welch Fusiliers yang sudah ditempatkan di sana bersama pasukan Bosniak mencegah VRS mengambil alih kota. Goražde tidak ingin bernasib seperti Srebrenica, di mana pasukan Serbia Bosnia berhasil merebutnya.[9]
Korban
Menurut Pusat Penelitian dan Dokumentasi di Sarajevo (RDC), pengepungan Goražde menewaskan 511 warga sipil (126 Serbia dan 385 non-Serbia, kebanyakan Bosniak) dan 1.100 orang tentara.[10]
Referensi