Pengepungan Breslau
Pengepungan Breslau, juga dikenal sebagai Pertempuran Breslau, adalah pengepungan tiga bulan kota Breslau di Lower Silesia, Jerman (sekarang Wroclaw, Polandia), yang berlangsung sampai akhir Perang Dunia II di Eropa. Dari 13 Februari 1945 - 6 Mei 1945, Pasukan Jerman di Breslau yang dikepung oleh pasukan Soviet yang mengelilingi kota sebagai bagian dari Operasi Ofensif Lower Silesian. Pasukan Jerman menyerah pada 6 Mei diikuti oleh penyerahan semua pasukan jerman dua hari setelah pertempuran. PersiapanPada bulan agustus 1944, Adolf Hitler menyatakan kota Breslau untuk menjadi benteng (Festung), memerintahkan benteng tersebut dipertahankan dengan segala cara. Dipimpin pleh Karl Hanke (Gauleiter dari Silesia sejak 1941) untuk menjadi "Komandan Pertempuran" kota (Kampfkommandant). Pada tanggal 19 Januari 1945, penduduk sipil dipaksa untuk pergi (ribuan tewas dalam dinginnya evakuasi darurat;[1] lebih banyak lagi saat tiba di Dresden yang akan dibom beberapa minggu kemudian). Para Tentara Jerman, dibantu oleh Home Guard (Volkssturm) dan budak pekerja, maka mengubah kota menjadi sebuah benteng militer: Breslau harus mampu menahan pergerakan Soviet. Sebuah area yang luas di pusat kota dihancurkan dan berubah menjadi sebuah lapangan terbang. Akhir januari, resimen Pemuda Hitler (Hitler-Jugend) dikirim untuk memperkuat pasukan dari Festung Breslau. Resimen SS "Besslein" (yang termasuk relawan dari Prancis dan Belanda) juga ikut ambil bagian. Pada tanggal 2 Februari 1945, Hanke memberikan bendera kepada unit Home Guard yang baru dibentuk di Breslau. Pada hari yang sama, Mayor Jenderal Hans von Ahlfen menjadi komandan garnisun Benteng Breslau. Ahlfen, yang diperintahkan untuk hanya tiga minggu, telah secara pribadi dipilih oleh Panglima Tertinggi dari Satuan Darat Grup Tengah (Heeresgruppe Mitte), Ferdinand Schörner. Pada tanggal 2 Maret 1945, Jenderal Infanteri Hermann Niehoff diganti Ahlfen sebagai komandan garnisun. Niehoff memegang posisi sampai akhir penyerahan pada tanggal 6 Mei 1945. PengepunganKota itu dikepung sebagai bagian dari Operasi Ofensif Lower Silesian pada tanggal 13 Februari 1945 oleh Angkatan Darat ke-6 (Soviet) dari Front ke-1 Ukraina yang dipimpin oleh Marsekal Ivan Koniev, dan pengepungan Breslau selesai dihari berikutnya. Front ke-1 Ukraina mengepung kota dengan korps Senapan ke-22 dan ke-74, dan dilindungi oleh korps ke-77, serta unit-unit lain yang lebih kecil. 50,000 pasukan jerman yang membela kota.[2] Pengepungan Breslau terdiri dari pertempuran jalanan dari rumah-ke-rumah yang merusak. Kota itu dibombardir oleh artileri dari Angkatan Darat ke-6 (Soviet), serta Angkatan Udara ke-2 (Soviet) dan Angkatan Udara ke-18 (Soviet), dan kehancuran yang disebabkan oleh tentara Jerman.[butuh rujukan] Pada 15 Februari, Luftwaffe Jerman mulai menyalurkan bantuan melalui udara saat pengepungan terjadi. Selama 76 hari, hingga 1 Mei, Luftwaffe membuat lebih dari 2.000 sorti dengan perlengkapan dan makanan. Lebih dari 1.638 ton pendek (1.486 t) persediaan yang disampaikan. Pada 22 Februari, Angkatan Darat ke-6 (Soviet) menduduki tiga kota Breslau, dan pada hari berikutnya, Angkatan Darat ke-6 (Soviet) berada di wilayah selatan kota itu sendiri. 31 Maret ada tembakan artileri berat ke utara, selatan, dan barat pinggiran kota Breslau. Pada 4 Mei pendeta Breslau — Pendeta Hornig, Dr. Konrad, Uskup Ferche, dan Canon Kramer — menuntut agar Niehoff menyerahkan kota. Hanke memerintahkan Niehoff untuk tidak lagi berurusan dengan para pendeta.[3] Komunis Jerman setempat disebut menyerukan diakhirinya perlawanan kota didalam brosur. Dalam sebuah pamflet yang berjudul "Freiheits-Kämpfer" (bahasa indonesia: Perjuang kemerdekaan) itu menyerukan untuk mengakhiri pertempuran dan mengatakan kepada penduduk setempat "untuk tidak takut pada Tentara Merah yang datang sebagai pembebas". Tujuh belas anggota kelompok perlawanan dieksekusi atas perintah Gauleiter Hanke.[4] MenyerahPada 6 Mei, setelah 82 hari pengepungan dan sesaat sebelum penyerahan tanpa syarat Jerman dalam Perang Dunia II, Jenderal Niehoff menyerah Festung Breslau untuk Sovyet. Selama pengepungan, pasukan jerman kehilangan 6,000 mati dan 23,000 terluka membela Breslau,[5] sementara Soviet mengalami kerugian yang mungkin lebih tinggi sekitar 60,000.[6] kematian warga Sipil berjumlah sebanyak 80.000 orang.[5] Breslau merupakan kota terakhir besar di Jerman yang menyerah, hanya dua hari sebelum perang berakhir di Eropa. Gauleiter Hanke telah melarikan diri ke Praha pada saat penyerahan kota dan dibunuh segera setelahnya.[7] Akibat
Breslau dipindahkan ke Polandia setelah perang dan berganti nama menjadi Wrocław. Sebagian besar penduduk Jerman di Wrocław melarikan diri atau diusir paksa antara tahun 1945 dan 1949, pindah ke Zona Pendudukan Sekutu di Jerman. Sebagian kecil minoritas Jerman masih tetap di kota ini. Pasca-perang wali kota Wrocław Polandia, Bolesław Drobner, tiba di kota empat hari setelah penyerahan, pada 10 Mei, mendapatkan kota itu dalam reruntuhan. Catatan kaki
Lihat pulaReferensi
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Battle of Breslau (1945). |