Pemuda Hitler (bahasa Jerman: Hitlerjugend), disingkat HJ, adalah organisasi pemuda paramiliter yang didirikan oleh Partai Nazi khusus untuk kaum pemuda agar patuh mengikutinya dan untuk mempersiapkan mereka untuk menjadi prajurit di masa yang akan datang. Program ini dibuat karena ada kepercayaan bahwa golongan muda dapat digunakan sebagai alat yang ampuh untuk mempengaruhi (dan kemudian menguasai) atas para pemuda lainnya mudah dipengaruhi. Oleh karena itu, Hitler berusaha untuk menjaga para anggotanya agar lebih terorganisir.
Asal-usul Pemuda Hitler berasal dari tahun 1922 dan diberi nama Hitler-Jugend, Bund deutscher Arbeiterjugend ("Pemuda Hitler, Liga Pemuda Pekerja Jerman") pada Juli 1926. Dari tahun 1936 hingga 1945, Pemuda Hitler adalah satu-satunya organisasi pemuda resmi untuk anak laki-laki di Jerman, sebagian juga merupakan organisasi paramiliter. Dengan menyerahnya Jerman Nazi pada tahun 1945, organisasi ini secara de facto dibubarkan (atau tidak ada lagi). Bersamaan dengan Partai Nazi, Pemuda Hitler dan unit-unit bawahannya dilarang oleh Dewan Kontrol Sekutu pada tanggal 10 Oktober tahun 1945.
Doktrin
Pemuda Hitler dipandang sebagai jaminan masa depan Jerman Nazi, dan mereka diindoktrinasi dalam ideologi Nazisme, termasuk rasisme.[1] Pemuda Hitler aktif dalam membubarkan kelompok pemuda gereja, memata-matai kelas keagamaan dan pelajaran Alkitab,[2] serta mengganggu ibadah di gereja.[3][4] Pemuda Hitler dilatih dan dididik untuk merusak nilai-nilai struktur tradisional masyarakat Jerman. Mereka juga dilatih untuk menghilangkan perbedaan sosial dan intelektual antar kelas, untuk digantikan dan didominasi dengan tujuan politik kediktatoran totaliter Hitler.[5] Selain mempromosikan doktrin tanpa kelas, pelatihan tambahan diberikan untuk mengidentifikasi musuh-musuh negara seperti kaum Yahudi akibat kekalahan Jerman sebelumnya dalam Perang Dunia I, serta kemerosotan pada masyarakat.[6] Pemuda Hitler diindoktrinasi dengan mitos superioritasras Arya dan memandang Yahudi dan Slavia sebagai submanusia.[7][8][9] Mantan Pemuda Hitler, Franz Jagemann mengatakan bahwa gagasan "Jerman harus hidup" bahkan jika anggota HJ harus mati "ditancapkan" ke dalam diri mereka.[10] Seperti yang diamati oleh sejarawan Richard Evans, "Lagu yang mereka nyanyikan adalah lagu-lagu Nazi. Buku yang mereka baca adalah buku-buku Nazi."[11]
Pemuda Hitler memanfaatkan banyak kegiatan Pramuka (yang dilarang pada tahun 1935), seperti berkemah dan mendaki. Namun, seiring waktu kegiatan itu berubah menjadi aktivitas yang mirip dengan pelatihan militer dengan pelatihan senjata, sirkuit kursus penyerbuan, dan taktik dasar. Tujuannya adalah untuk mengubah HJ menjadi prajurit yang termotivasi.[12] Kemampuan fisik dan pelatihan militer lebih ditekankan daripada pendidikan akademik.[12][13] Tidak hanya untuk menjaga kesehatan bangsa, olahraga menjadi sarana untuk mengindoktrinasi dan melatih pada pemuda untuk bertempur; ini sesuai dengan prinsip-prinsip yang dicantumkan dalam buku karya Hitler, Mein Kampf.[14]