Pengepungan Beograd (1688)
Pengepungan Beograd pada tahun 1688 adalah suatu peristiwa ketika kota Beograd dikepung untuk keempat kalinya dalam sejarah. Pengepungan ini berlangsung selama Perang Turki Raya. Latar belakangKesultanan Utsmaniyah mengalami kekalahan dalam perang melawan Liga Suci, sehingga terjadi krisis yang mengakibatkan penjatuhan Sultan Mehmed IV. Liga Suci memutuskan untuk memanfaatkan kesempatan ini dan menyerang wilayah Utsmaniyah. Salah satu tujuan mereka adalah merebut Beograd yang merupakan benteng terkuat Utsmaniyah di Eropa pada masa itu. PendahuluPasukan Liga Suci mendatangi Beograd dari dua arah. Pasukan yang bergerak di sepanjang Sungai Sava dipimpin oleh Kaisar Leopold I, sementara pasukan yang bergerak di sepanjang Sungai Donau dipimpin oleh Elektor Bayern Maximilian II Emanuel. Berdasarkan rencana Utsmaniyah, pasukan Yeğen Osman akan bergerak dari Beograd ke Šabac dan lalu ke Gradiška dengan tujuan agar pasukan Leopold tidak dapat menyeberangi Sungai Sava,[1][2] sementara Hasan Pasha akan bertahan di Beograd dan menunggu bantuan uang dan militer dari Asia sebelum mereka akan maju menyerang musuh. Namun, pasukan Leopold sudah menyeberangi Sungai Sava dan merebut Kostajnica, Gradiška dan wilayah di sekitar sungai Una, sehingga pasukan Yeğen Osman kembali ke Beograd.[3] PertempuranDengan bantuan dari penduduk Kristen di Serbia, pasukan Maximilian mendarat di pulau Ada Ciganlija di dekat Ostružnica. Pada tanggal 7 Agustus, mereka menempatkan jembatan ponton di antara Ada Ciganlija dan tepi kanan Sungai Sava. 500 pasukan Austria pertama menyeberangi jembatan tersebut meskipun ditembaki oleh artileri Yeğen Osman.[4] Setelah menguasai tepi kanan Sungai Sava, 10.000 pasukan bergabung dengan mereka. Yeğen Osman menyerang pasukan Austria dengan pasukannya, tetapi Austria berhasil mematahkan dua serangan Utsmaniyah, merebut lebih banyak wilayah di tepi kanan Sungai Sava dan membawa pasukan tambahan.[5] Pasukan Liga Suci lalu mengepung kota Beograd dan menembakinya dengan meriam selama hampir sebulan. Satu hari setelah pasukan Kekaisaran Romawi Suci menyeberangi Sungai Sava, surat yang ditulis oleh Kaisar Leopold I dikirim ke Yeğen Osman. Surat itu menawarkan wilayah Wallachia kepada Osman jika ia mau berkhianat.[6] Namun, Yeğen Osman meminta wilayah Slavonia dan Bosnia, sehingga negosiasi pun gagal.[7] Saat Yeğen Osman menyadari bahwa pasukannya kalah jumlah, ia membakar kemahnya dan daerah perkotaan Beograd yang dihuni oleh orang Serbia di tepi Sungai Sava dan Donau. Ia lalu mundur ke Smederevo dan menghabiskan waktu selama dua hari untuk menjarah dan membakarnya. Yeğen Osman meninggalkan Smederevo dan mundur ke Niš lewat Smederevska Palanka.[8] Dari Niš, ia menulis laporan mengenai pengepungan Beograd kepada pemerintah Utsmaniyah dan meminta bantuan militer dan keuangan untuk mempertahankan Beograd. Utsmaniyah mengirim 120 kantong emas dan memutuskan untuk mengerahkan penduduk Muslim di Rumelia.[9] Setelah tawaran untuk menyerah ditolak, Maximilian memerintahkan penyerbuan pada tanggal 6 September. Pada awalnya pasukan kekaisaran kewalahan, tetapi Maximilian dan Pangeran Eugene dari Savoia berhasil mengerahkan pasukannya dan mengusir pasukan yang mempertahankan tembok. 4.000 pasukan Maximilian gugur, sementara 5.000 orang Turki tewas. Benteng Beograd pun jatuh dan selama dua tahun Wangsa Habsburg membangun kembali benteng dan kotanya. Pada tahun 1690, pasukan Utsmaniyah mengepung Beograd dan merebutnya. Catatan kaki
Daftar pustaka
|