Pengendalian gulma adalah sebuah praktik menghentikan persaingan antara tanamanpertanian dan hewan ternak dengan gulma. Metode yang paling umum dilakukan adalah pengolahan tanah yang memotong perakaran gulma dan membalik tanah. Cara umum lainnya yaitu menggunakan herbisida.
Sebuah tumbuhan dikatakan sebagai gulma jika memiliki sifat:
tidak memiliki nilai secara ekonomi maupun seni
pertumbuhan dan penyebaran yang sangat cepat
menyebabkan persaingan ruang, cahaya, air, dan nutrisi dengan tanaman pertanian
Gulma mulai menjadikan kompetisi dengan tanaman pertanian signifikan ketika berusia lebih dari tiga minggu. Sebuah studi memperlihatkan bahwa persaingan dengan gulma menyebabkan pertumbuhan massa umbi bawang berkurang hingga empat persen, tetapi sebelum kompetisi dimulai (gulma masih berusia muda), penurunan massa umbi bawang tidak tampak.[1]
Persebaran gulma
Gulma dapat menyebar melalui biji maupun rambatan akar di bawah permukaan tanah. Gulma yang menyebar dengan biji diantaranya Stellaria media, Capsella bursa-pastoris, Senecio vulgaris, Chenopodium album, Galium aparine, dan sebagainya. Beberapa gulma dapat memproduksi biji beberapa kali dalam semusim, beberapa dapat melakukannya sepanjang tahun. Produksi biji dapat terjadi dalam jumlah ribuah. Meski demikian, tidak semua biji tumbuh dalam waktu bersamaan, beberapa mengalami dormansi hingga biji terkena cahaya matahari. Dormansi dapat berlangsung hingga puluhan tahun tergantung spesiesnya. Gulma dari subfamili Papaveroideae memiliki benih yang dapat bertahan hingga 100 tahun. Pembalikan tanah dengna membajak memang dapat mematikan gulma yang sudah tumbuh, tetapi juga dapat membuat biji gulma yang dorman di bawah tanah menjadi aktif karena mulai terpapar cahaya matahari.
Persebaran melalui rambatan akar (rizoma) adalah menumbuhkan bagian-bagian tumbuhan melalui akar dan potongan akar yang kemudian tumbuh menjadi individu baru. Contohnya adalah Urtica, Elymus repens, Aegopodium podagraria, dan sebagainya.
Dalam praktik penanaman skala kecil, menutup tanah dengan material tertentu dapat mencegah pertumbuhan gulma. Cara sederhana seperti penggunaan kertaskoran yang dibasahi mencegah cahaya menyentuh tunas maupun biji gulma sehingga mencegahnya tumbuh.[2] Lapisan plastik warna hitam dapat memberikan efek rumah kaca pada tanah karena warna hitam menyerap panas. Plastik hitam juga mencegah gulma yang tertutup mendapatkan cahaya matahari.
Secara manual
Untuk lahan yang tidak terllau luas, membuang gulma dengan tangan masih mungkin untuk dilakukan. Dengan cara ini, gulma dapat dicabut langsung bersama dengan akarnya sehingga mencegah gulma tumbuh kembali.
Penggembalaan
Kambing dan domba dapat digunakan untuk mengatasi gulma, seperti yang dilakukan di Red Lodge, Montana.[3] Pemberantasan gulma dengan cara ini sebaiknya dilakukan setelah panen, sebelum penanaman benih, atau sebelum tanaman utama tumbuh.
Irigasi terencana
Dengan hanya mengalirkan air ke tumbuhan target, persaingan air menjadi hampir tidak ada dan pertumbuhan gulma dapat terhambat. Irigasi tetes adalah salah satu cara mengirimkan air langsung ke daerah perakaran tanaman utama.
Pestisida alami
Beberapa senyawa seperti cuka konsentrasi tinggi dapat menyebabkan tumbuhan menyusut karena air keluar dari sel-sel dan saluran pembuluh, dan perlahan mati. Namun akarnya akan tetap di tempat sehingga kemungkinan dapat tumbuh kembali.
Rotasi tanaman
Rotasi tanaman dengan menanam tumbuhan yang memiliki resistansi terhadap gulma seperti hemp,[4]Mucuna pruriens, tembakau, dan sebagainya dapat menjadi cara yang efektif dalam mengendalikan gulma dan menghindari penggunaan herbisida.
Panas
Panas dapat digunakan untuk mengendalikan gulma. Sejak abad ke 19, sterilisasi tanah dengan uap telah digunakan untuk membersihkan lahan pertanian dari gulma.[5] Dan implemen pemanas telah tersedia untuk dipasangkan pada traktor dan digunakan untuk memanaskan lahan pertanian.