Dinamakan "pengambangan" berasal dari kata "kambang" (bahasa Banjar dari "bunga"), pe-ngambang-an maksudnya orang yang pekerjaannya membuat rangkaian bunga yang dironce khusus untuk berbagai upacara seperti untuk perkawinan maupun kematian. Pekerjaan ini hingga sekarang banyak ditekuni oleh warga kelurahan Pengambangan.[1]
Sejarah
Pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, kelurahan pengambangan adalah satu dari 32 kampung di Banjarmasin yang masih satu area dengan Sungai Lulut. Kampung ini awalnya dikenal sebagai kampung ujung banua dan rencananya akan dijadikan kebun buah oleh sultan Adam. Namun, rencana ini gagal setelah kebun buah di area ini dirusak oleh monyet dan babi yang kemudian digantikan dengan kebun bunga.[2]
Untuk memudahkan proses pengangkutan hasil kebun tersebut, maka dibangunlah sebuah kanal yang tembus ke sungai Lulut. Akibat pengaruh arus sungai, maka perlahan kanal tersebut bertambah luas. Para pekebun bunga pun turut membangun rumah di sepanjang aliran antasan kanal ini yang menjadikannya sebuah kampung tempat tinggal orang-orang yang berkebun bunga.[2]
Batas wilayah
Batas-batas wilayah kelurahan Pengambangan adalah sebagai berikut: