Pendidikan kesehatan reproduksi adalah proses pembelajaran yang berfokus pada penyampaian informasi, pemahaman dan penanaman nilai serta melatih keterampilan terkait cara merawat kebersihan organ reproduksi, perilaku seksual pranikah hingga kehamilan, serta masalah reproduksi.[1] Pendidikan kesehatan reproduksi sangat penting disosialisasikan sejak dini karena pendidikan kesehatan reproduksi memiliki tujuan untuk membekali anak-anak dengan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang akan memberdayakan mereka untuk dapat mewujudkan kesehatan, kesejahteraan dan martabatnya dalam mengembangkan hubungan sosial dan seksual yang penuh penghormatan.
Masa remaja merupakan masa transisisi dari anak ke dewasa yang rentan apabila tidak mendapatkan dukungan dalam proses perkembangan secara optimal. Remaja kerap kali rentan terhadap masalah kesehatan. Dalam upaya menyelesaikan masalah kesehatan remaja, pemerintah Indonesia mengategorikan 8 isu kesehatan remaja, yaitu kesehatan seksual dan reproduksi, HIV AIDS, gizi, penggunaan zat adiktif, kekerasan dan cedera, kesehatan mental, kebersihan diri dan sanitasi, serta penyakit tidak menular. Salah satu permasalahan yang banyak mendapat perhatian pada remaja adalah masalah kesehatan reproduksi.[1]
Referensi
- ^ a b "Modul Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja Luar Sekolah". UNFPA Indonesia (dalam bahasa Inggris). 2024-03-06. Diakses tanggal 2024-03-27.