Dekomposisi atau pembusukan adalah proses di mana organ dan molekul kompleks tubuh hewan dan manusia terurai menjadi bahan organik sederhana seiring berjalannya waktu. Pada vertebrata, lima tahap pembusukan biasanya seperti: segar, kembung, pembusukan aktif, pembusukan lanjut, dan kering/kerangka.[1] Mengetahui berbagai tahapan pembusukan dapat membantu penyelidik dalam menentukan interval post-mortem (PMI).[2] Laju penguraian sisa-sisa manusia dapat bervariasi karena faktor lingkungan dan faktor lainnya. Faktor lingkungan meliputi suhu, pembakaran, kelembapan, dan ketersediaan oksigen. Faktor lainnya termasuk ukuran tubuh, pakaian, dan penyebab kematian.[3]
Penelitian
Peternakan mayat digunakan untuk mempelajari pembusukan tubuh manusia dan untuk mendapatkan wawasan tentang bagaimana faktor lingkungan dan endogen mempengaruhi perkembangan melalui tahapan pembusukan.[4] Di musim panas, suhu tinggi dapat mempercepat tahap dekomposisi: panas mendorong penguraian bahan organik, dan bakteri juga tumbuh lebih cepat di lingkungan yang hangat, sehingga mempercepat pencernaan bakteri di jaringan. Namun, mumifikasi alami, yang biasanya dianggap sebagai akibat dari kondisi kering, dapat terjadi jika jenazah terkena sinar matahari yang terik.[5] Di musim dingin, tidak semua tubuh mengalami tahap kembung. Pertumbuhan bakteri jauh berkurang pada suhu di bawah 4 °C.[6] Peternakan mayat juga digunakan untuk mempelajari interaksi serangga dengan tubuh yang membusuk.[4]
^Cockle DL, Bell LS (March 2017). "The environmental variables that impact human decomposition in terrestrially exposed contexts within Canada". Science & Justice. 57 (2): 107–117. doi:10.1016/j.scijus.2016.11.001. PMID28284436.