Pemberontakan Ra Kuti adalah sebuah pemberontakan yang terjadi pada tahun 1400 di wilayah Blambangan, yang terletak di ujung timur Pulau Jawa, melawan pemerintahan Kerajaan Majapahit. Pemberontakan ini dipimpin oleh Ra Kuti, seorang bangsawan Blambangan, yang merasa tidak puas dengan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintahan Majapahit di bawah Raja Hayam Wuruk dan Patih Gajah Mada.
Latar Belakang
Pada akhir abad ke-14, Majapahit berada dalam masa kejayaannya, namun pada saat yang sama, ada ketidakpuasan di beberapa daerah perbatasan, termasuk Blambangan. Blambangan merupakan wilayah yang terletak di ujung timur Pulau Jawa dan dikenal sebagai daerah yang sulit dikuasai sepenuhnya oleh Majapahit. Ra Kuti, seorang bangsawan lokal, memimpin pemberontakan karena merasa tersingkir oleh kebijakan-kebijakan pemerintahan pusat, serta adanya persaingan dalam perebutan kekuasaan.
Penyebab Pemberontakan
Penyebab utama pemberontakan Ra Kuti adalah ketidakpuasan terhadap pemerintahan Majapahit yang dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk, yang didukung oleh Patih Gajah Mada. Ra Kuti dan pengikutnya merasa bahwa hak-hak mereka diabaikan oleh penguasa pusat, dan mereka menuntut perubahan dalam struktur kekuasaan.
Perjalanan Pemberontakan
Pemberontakan ini terjadi di Blambangan, yang merupakan wilayah yang terletak di daerah yang kini dikenal sebagai Banyuwangi, Jawa Timur. Ra Kuti memimpin pemberontakan dengan dukungan sejumlah pengikut yang juga merasa tidak puas dengan Majapahit. Pemberontakan ini berusaha untuk melepaskan Blambangan dari cengkeraman Majapahit.
Namun, pasukan Majapahit yang dipimpin oleh Patih Gajah Mada segera melancarkan serangan untuk menumpas pemberontakan tersebut. Gajah Mada, dengan kecerdikannya, berhasil mengalahkan pasukan Ra Kuti dalam pertempuran yang berlangsung di Blambangan.
Akhir Pemberontakan
Pemberontakan Ra Kuti berakhir dengan kekalahan pihak pemberontak. Pasukan Majapahit berhasil menumpas pemberontakan dan Ra Kuti akhirnya ditangkap. Setelah penumpasan pemberontakan, Blambangan tetap berada di bawah kekuasaan Majapahit, meskipun wilayah ini tetap menjadi daerah yang sulit dijangkau dan sering kali muncul perlawanan lokal.
Dampak dan Perubahan Wilayah
Meskipun pemberontakan ini berhasil ditumpas, Blambangan tetap menjadi wilayah yang sulit dikendalikan sepenuhnya oleh Majapahit. Namun, kekalahan Ra Kuti memperkuat dominasi Majapahit atas wilayah Blambangan dan sekitarnya. Sebagai dampaknya, Majapahit semakin memperketat kontrol atas daerah-daerah perbatasan dan melakukan konsolidasi wilayah untuk mencegah pemberontakan serupa di masa mendatang.
Kesimpulan
Pemberontakan Ra Kuti merupakan salah satu contoh perlawanan lokal terhadap pemerintahan Majapahit yang kuat
Referensi