Pemberontakan Praha

Marshal Ivan Konev di kota Praha 9 Mei 1945

Pemberontakan Praha adalah upaya yang dilakukan oleh Pejuang Pemberontakan Ceko dengan bantuan penduduk Praha dan Tentara Pembebasan Rusia, yang dimulai tanggal 5 Mei hingga 9 Mei 1945 untuk membebaskan kota Praha dari pendudukan Jerman selama Perang Dunia II setelah kejatuhan Berlin.[1]

Gerakan ini dimulai pada tanggal 5 Mei 1945 setelah sebelumnya diawali dengan gerakan pemberontakan kecil sejak musim semi 1945 dan dengan siaran lewat radio membangkitkan semangat penduduk kota Praha untuk membebaskan diri dari Jerman.[2]

Lewat siaran radio ini juga rakyat Ceko meminta bantuan kepada pihak sekutu tentara Amerika yang berada di dekat Praha. Sayangnya pembebasan Ceko bukanlah prioritas tentara sekutu. Sebelumnya saat George Patton meminta izin kepada atasannya langsung, Jenderal Omar Bradley untuk mengambil alih wilayah barat Ceko, baik Bradley maupun Jenderal Dwight Eisenhower, keduanya sama-sama menolak karena Ceko telah dijanjikan kepada pihak Soviet. Walaupun Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill menginginkan sebanyak mungkin mengambil alih daerah jajahan sebelum pasukan Tentara Merah Uni Soviet bergerak.[1]

Latar Belakang

Setelah Perang Dunia I, Ceko dan negara tetangganya Slowakia bergabung menjadi Cekoslowakia dan membentuk republik merdeka pada tahun 1918. Negara ini memiliki etnis Jerman minoritas yang besar di wilayah Sudetenland yang ingin dimiliki oleh Adolf Hitler dengan cara damai setelah berhasil mengaknesasi Austria pada bulan Maret 1938. Prancis dan Inggris memberikan wilayah ini kepada Jerman melalui Perjanjian Munich walaupun bertentangan dengan keinginan pemerintah Cekoslowakia. Setelah perjanjian ini, Jerman dan Italia memaksa Cekoslowakia untuk menyerahkan wilayah tambahan lainnya kepada Hungaria dan Polandia. Ini merupakan bagian dari usaha Jerman untuk mewujudkan klaim atas wilayah Kerajaan Hungaria. Karena pada bulan Maret 1939 Jerman menyerbu sisa wilayah Cekoslowakia dan membaginya menjadi Protektorat Bohemia dan Moravia dengan mayoritas etnis Ceko dan negara boneka pro-Jerman yang bernama Republik Slovak. Setelahnya, Jerman melanjutkan rangkaian usahanya untuk memiliki daerah Hungaria dan Polandia dengan melakukan penyerbuan ke Polandia pada September 1939.[1][2][3][4]

Perlawanan Ceko dimulai sejak musim semi 1945 dengan "pertempuran rel" di mana mereka menyabotase jalur rel kereta api, stasiun kereta, kereta milik Jerman dan jalan raya.[2]

Saat kejatuhan Berlin dan Nazi menyerah pada tanggal 2 Mei 1945, Praha tidak merdeka secara otomatis, mereka masih harus berjuang.[5] Hal ini disebabkan karena beberapa hal. Mereka termasuk ke dalam negara yang ingin dikuasai Soviet sebelum negara sekutu datang, adanya keinginan Hitler untuk tetep menguasai ladang minyak di Hungaria dengan Ceko sebagai akses masuknya, atau karena keberhasilan pemimpin kelompok tentara setempat Ferdinand Schörner meyakinkan Hitler bahwa serangan Soviet yang berikutnya adalah ke Praha dan bukannya ke Berlin. Akibatnya, masih ada sejumlah besar pasukan di kawasan ini dan ribuan lainnya di kota Praha.[1][6] Perlakuan Jerman kepada Ceko jauh berbeda dengan perlakuannya kepada Polandia. Rakyat Ceko masih bisa bekerja dan diberi upah.[1]

Situasi ini menyebabkan Praha dalam situasi paradoks, mereka memang luput dari banyak pertempuran destruktif tetapi masih di bawah pendudukan Jerman beberapa hari setelah Hitler menembak dirinya sendiri. Di akhir April, reporter perang Zdeněk Vršovský lewat "Suara Pembebasan Cekoslowakia" yang disiarkan ke Cekoslowakia lewat BBC memberi tahu bahwa pasukan Amerika Serikat sudah tiba di Bohemia dan mengabarkan bahwa saat dirinya bertemu dengan polisi Jerman di perbatasan Cekoslowakia, dan bertanya di mana perbatasannya, polisi tersebut menjawab dalam keterangan waktu saat ini dan bukan dalam bentuk masa lampau karena menyadari kalau dia harus menerima keberadaan Cekoslowakia sekarang. Hal ini membakar semangat penduduk Praha. Setelah bertahun-tahun dalam pendudukan Jerman, mereka mulai bergerak. Papan nama Jerman dicat ulang dengan nama Ceko, mereka juga mulai mengibarkan bendera Cekoslowakia dari balik jendela, dan banyak lagi. Jenderal Rudolf Toussaint, pemimpin garnisun Jerman di Praha sepenuhnya menyadari jika penduduk Praha mulai bergerak serentak, unitnya tidak akan mampu menahan mereka.[1][6]

Pemberontakan

5 Mei

Dimulai saat pada pukul 6 pagi, penyiar Zdeněk Mančal yang baru saja mengawali sif paginya berkata "Saat ini jam menunjukkan pukul 6", penduduk Praha menerimanya sebagai pesan untuk mulai berkumpul di jalan. Unit polisi yang menolak ikut ambil bagian dalam aksi anti-partisan disambut dengan sorak sorai. Selama masa ini, berbagai rumor berkembang. Di antaranya bahwa pasukan Amerika sedang bergerak ke arah Praha dan sudah berada di sekitar Ruzyně serta Emanuel Moravec, kaki tangan Jerman yang dikenal kejam telah menembak dirinya sendiri. Di sekitar waktu ini juga mantan anggota legion Cekoslowakia, František Slunečko, dengan nama sandi "Alex", mengaktifkan jaringan konfederasinya di kepolisian serta administrasi dan kantor berita.[1][2][3][6][7]

Pada pukul sebelas, František Slunečko mengeluarkan perintah agar unit polisi yang masih loyal terhadap aksi perlawanan untu bersiaga dan menentukan titik-titik strategis di seluruh kota. Sementara itu di gedung radio Ceko di Vinohradská, penyiar Ceko menyiarkan beritanya dalam Bahasa Ceko dan menolak mengizinkan rekan Jerman mereka untuk memasuki gedung. Untuk stabilisasi keadaan hari itu, direktur radio Jerman, Ferdinand Thurmer memanggil satu peleton tentara SS ke stasiun radio. Namun staf lokal bergerak cepat dengan menurunkan papan petunjuk berbahasa Jerman dan menyebabkan tentara SS kebingungan.[6]

Pada pukul 12 siang di antara suara tembakan dan lagu yang diputar di radio, penyiar yang bertugas saat itu menyerukan semua orang untuk melakukan pemberontakan dan meminta bantuan agar massa datang ke stasiun radio karena mereka sedang ditembaki tentara SS. Peristiwa ini dikenal dengan nama "Pertempuran untuk Radio". Tidak lama setelahnya, polisi Ceko datang dan terlibat baku tembak dengan tentara SS. Sementara itu berbagai tempat strategis telah dikuasai kaum pemberontak meskipun daerah di sekitar kediaman Jenderal Toussaint, Dejvise, kota tua, Letna dan Istana Černin terlalu kuat untuk direbut. Pihak Jerman di dalam kota masih jadi ancaman yang besar karena mereka dilengkapi dengan persenjataan penuh sedangkan dari 10.000 pemberontak Ceko hanya setengahnya yang dipersenjatai dengan pistol dan senapan.[1][6][7]

Jenderal Karel Kutlvasr

Pemimpin pemberontak Ceko, Jenderal Kelompok Alex, Karel Kutlvasr, menyadari bahwa Jerman masih memiliki pasukan lengkap lainnya di Bohemia yang akan dikirim untuk menguasai kota kembali. Praha sangat penting bagi Jerman karena merupakan pusat Bohemia. Praha merupakan jalur untuk ke wilayah barat dan melarikan diri dari Pasukan Merah Uni Soviet. Untuk memperlambat serangan Jerman, pemimpin pemberontak, lewat radio, meminta warga Praha untuk membuat barikade di luar Praha terutama di sekitar wilayah Branik. Di penghujung pergantian hari, sebanyak 1600 barikade telah dibuat di seluruh kota, menutup jalan dan dalam posisi bertahan.[2][6][8]

6 Mei

Pasukan Divisi 1 dari Tentara Pembebasan Rusia di bawah pimpinan Sergei Bunyachenko bergabung dengan pihak pemberontak Ceko. Mereka tiba di Praha tanggal 6 Mei dari arah selatan dan mulai menyerang Jerman di daerah Petřín dan beberapa lokasi lainnya. Pihak Ceko mendapatkan kabar baik pagi itu. Dari siaran radio diumumkan bahwa tank Anglo-Amerika sudah berada di Plzeň. Daerah tersebut sudah dikuasai dan tank dari Inggris dan Amerika sedang menuju Praha. Sayangnya hari itu juga, Panglima Tinggi Amerika Jenderal Dwight Eisenhower memerintahkan pasukannya di bawah komando George Patton untuk berhenti. Dan setelah berunding dengan pihak Rusia, mereka memutuskan untuk bergerak ke arah Austria. Desakan Winston Churchill, Perdana Menteri Inggris kepada Harry Truman bahwa seharusnya pasukan Amerika mengambil alih Praha dibatalkan karena wilayah Ceko telah dijanjikan kepada Rusia oleh pihak sekutu.[1][2][6] Stasiun radio telah diambil alih oleh pihak Jerman tapi kaum pemberontak telah memindahkan stasiun radio sementara mereka ke gedung gereja Hussite. Dari sini mereka terus saja mengirimkan pesan kepada pihak sekutu yang mereka yakini akan segera mencapai Praha.[3]

George Patton bagaimanapun juga, tetap mengirimkan tiga orang prajuritnya menuju Praha dengan mengendarai mobil Jeep. Ketiganya melihat pertempuran yang terjadi kemudian melapor kembali kepada Patton yang berkemah dalam jarak 50 mil. Saat mengetahui kabar ini, Patton sekali lagi menghubungi Bradley, yang diteruskan kepada Eisenhower hanya untuk menerima jawaban penolakan yang sama.[1]

7 Mei

Pada tanggal 7 Mei, unit Waffen-SS dan Wehrmacht yang baru tiba, mulai menyerang kota dari sisi utara dan timur dan menghadapi pemberontak Ceko yang mulai kehabisan amunisi. Jerman melakukan kejahatan perang dengan menggunakan warga sipil terutama wanita sebagai perisai mereka saat menyerang dengan tank. Pertempuran yang paling intens terjadi di Strašnice, sebelah timur Žižkov. Distrik ini sangat penting karena merupakan tempat sementara stasiun radio berada setelah bom seberat 500 kg yang ditembakkan Jerman menghancurkan stasiun radio resmi Ceko dan permukiman sipil. Sementara itu, di Rheims Prancis, Jerman menyerah tanpa syarat kepada tentara sekutu.[2][6]

8 Mei

Delegasi Jerman yang diwakili oleh Panglima Tertinggi Wilhelm Keitel menandatangani secara resmi pernyataan menyerah tanpa syarat. Kabar ini menyebabkan tentara Jerman melarikan diri ke Rusia namun ditangkap oleh tentara Amerika yang akhirnya bergabung dengan pemberontak Ceko dan menyetujui gencatan senjata dengan pihak Jerman di Praha. Meskipun demikian ada beberapa unit SS yang tetap melakukan perlawanan di daerah Dejvice dan Pankrac namun dengan mudah dilumpuhkan Tentara Merah Rusia. Dari pertempuran sejak tanggal 5 Mei, total 1.700 rakyat Ceko yang meninggal, dan sebanyak 3.000 orang terluka. Tentara Pembebasan Rusia kehilangan sekitar 300 pasukannya. Sisanya, diserahkan kembali ke Soviet oleh pihak sekutu.[1][3][6][7]

9 Mei

Tentara Merah Rusia yang tiba di kota Praha di bawah pimpinan Marshal Ivan Konev disambut meriah seperti pahlawan. Tanggal 9 ini secara resmi dinamakan Hari Pembebasan. Kemenangan ini diklaim pihak Rusia sebagai kemenangan termudah paling tidak memakan korban yang pernah diraih Rusia. Rusia dianggap membebaskan Praha dan para pemberontak Ceko hanya sedikit sekali disebut dalam buku sejarah dan tentu saja peran Tentara Pembebasan Rusia dan Bunyachenko tidak pernah disebut sama sekali. Sejarah yang sesungguhnya baru terungkap beberapa tahun kemudian saat kejatuhan paham komunisme di Rusia. Bukan Rusia yang membebaskan Ceko tapi pemberontak Ceko, rakyat Ceko dan pasukan Tentara Pembebasan Rusia yang terlupakan.[1][2][3]

Kejahatan Perang

Kejahatan perang dilakukan oleh kedua pihak, baik dari pihak Jerman maupun dari pihak Ceko dan Rusia. Selama kurang lebih 5 hari pemberontakan Praha, tentara SS menggunakan rakyat sipil Ceko sebagai perisai mereka, menembaki rumah-rumah penduduk kota, menjarah makanan dan membakar rumah. Mereka membunuh wanita dan anak-anak bahkan sebagian ditemukan dalam kondisi termutilasi. Itu belum termasuk serangan bom ke permukiman sipil.[2][6]

Selama beberapa dekade, bukti kejahatan perang yang dilakukan kepada pihak Jerman tersimpan di dalam tabung aluminium. Film ini berdurasi hampir tujuh menit dari film hitam putih dan diambil dengan kamera 8 mm pada tanggal 10 Mei 1945 di distrik Borislavka, yang diambil oleh Jiri Chmelnicek, seorang insinyur sipil dan pembuat film amatir yang ingin mendokumentasikan kebebasan Praha dari pendudukan Jerman. Kamera Chmelnicek bergerak di sepanjang jalan dan menangkap gambar orang-orang Jerman pria dan wanita yang tinggal di distrik tersebut yang diusir menuju jalan Kladenska oleh tentara Rusia dan militan Ceko. Rekaman itu kemudian memperlihatkan bagaimana penduduk sipil Jerman itu berdiri berjejer dengan punggung membelakangi lensa, kemudian terdengar tembakan dan mereka merosot satu per satu. Rakyat sipil Jerman yang terbaring terluka dan yang sudah meninggal kemudian digilas dengan menggunakan truk tentara Rusia. Dan beberapa orang Jerman yang lain yang dibiarkan hidup disuruh untuk menggali kuburan massal.[9]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l "Prague Uprising in the Spring of 1945". Warfare History Network (dalam bahasa Inggris). 2016-10-10. Diakses tanggal 2020-01-18. 
  2. ^ a b c d e f g h i "May 1945 – Prague Uprising and Liberation – Prague Blog" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-18. 
  3. ^ a b c d e Naillon, Erin (2017-04-30). "The History of the May 8 Prague Uprising". CitySpy Network // Czech Republic / Prague (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-18. 
  4. ^ "History of Prague - Lonely Planet Travel Information". www.lonelyplanet.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-25. Diakses tanggal 2020-01-18. 
  5. ^ Egorov, Boris (Agt 12, 2019). "Bagaimana Tentara Merah Membebaskan Kota-Kota Eropa Selama Perang Dunia II?". id.rbth.com. Diakses tanggal 2020-01-18. 
  6. ^ a b c d e f g h i j "Prague Uprising: How the last German-held capital fought for freedom". Radio Prague International (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-18. 
  7. ^ a b c "The Prague Uprising | The Globe at War". www.globeatwar.com. Diakses tanggal 2020-01-18. 
  8. ^ Oktorino, Nino (2018). Konflik Bersejarah Waffenbruder Kisah Divisi SS 'Das Reich' dalam perang Dunia II. Jakarta: Elex Media Komputindo. hlm. 188. ISBN 9786020456041. 
  9. ^ SPIEGEL, Jan Puhl, DER. "Massacre in Czechoslovakia: Newly Discovered Film Shows Post-War Executions - DER SPIEGEL - International". www.spiegel.de (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-01-19.