Pada balap sepeda jalan raya, peloton adalah grup utama atau kelompok/rombongan pesepeda. Istilah "peloton" berasal dari bahasa Prancis dan dipakai pada formasi barisan militer. Bersepeda dalam kelompok bisa menghemat tenaga dengan bersepeda pada jarak yang dekat dengan pesepeda lain (drafting atau slipstreaming). Pengurangan dari gaya dorong angin dapat berkurang sampai 5-10%. Penghematan tenaga yang besar ini mejadi taktik balapan yang memerlukan kerjasama dan interaksi yang kompleks antar pesepeda dalam satu tim.
Defenisi
Peloton bergerak sebagai unit terpadu (mirip dengan formasi burung terbang) dengan masing-masing pengendara saling mengatur posisinya (terutama terhadap pengendara di depan mereka). Pesepeda terdepan yang paling terpapar dengan hambatan angin, dan mengalami beban kelelahan yang jauh lebih tinggi daripada yang di belakang, termasuk yang di bagian samping. Setelah beberapa waktu, pesepeda di depan akan berpindah ke bagian belakang atau tengah peloton untuk memulihkan tenaga. Dengan ruang yang cukup untuk bermanuver, para pesepeda dalam peloton akan bergerak dinamis, dengan pergerakan yang terus menerus dari belakang hingga ke ujung depan.
Bentuk atau pembentukan formasi peloton bisa berubah mengikuti banyak faktor. Ketika dua atau lebih kelompok pembalap memperebutkan kendali atas peloton, beberapa baris mungkin terbentuk, masing-masing berusaha untuk mengurangi keuntungan dan melemahkan tim lain dengan formasi peleton mereka. Kelelahan adalah faktor penentu dalam hasil setiap balapan sepeda.
Angin yang kuat dan searah cenderung membuat peleton menyebar dan membariskan pembalap ke dalam formasi yang panjang dan sempit, kadang-kadang menjadi satu. Angin dari arah belakang sangat mengurangi kelelahan, dan dalam situasi ini pemabalap bersepeda berdampingan untuk memaksimalkan gaya dorong tersebut pada lebih banyak pesepeda.
Pesepeda di bagian depan memiliki keuntungan, dia dapat melihat dan lebih cepat dan mudah untuk bereaksi terhadap serangan dari pesaing, serta mengubah posisinya. Gap atau ruang kosong kadang-kadang terbentuk pada formasi peloton, dengan bersepeda di bagian depan dapat mengurangi risiko masuk ke kelompok belakang jika terjadi pemisahan pada peloton, misalnya, setelah tabrakan. Sepeda di bagian depan jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami gangguan akibat tabrakan.
Posisi di belakang pada peloton meningkatan risiko terhalang atau cedera dalam tabrakan saat seseorang jatuh di peloton. Selain itu, pembalap semakin besarnya efek akordeon (efek bergelombang), dimana perubahan kecepatan menjadi semakin pelan ke bagian belakang peloton. Pembalap di belakang harus mengantisipasi dan mengerem lebih awal untuk menghindari tabrakan ketika peloton melambat. Menyentuh roda bahkan untuk sesaat biasanya menghasilkan tabrakan, menghasilkan reaksi berantai karena pesepeda akan berusaha menghindari menabrak sepeda yang jatuh. Sering sebuah kecelakaan menghentikan semua pesepeda yang ada di belakangnya.
Menjadi pesepeda di depan juga penting dalam kondisi angin dari arah samping yang kuat. Angin dari arah samping meningkatkan kelelahan yang signifikan bagi semua pesepeda, kecuali jika pengendara membentuk fromasi eselon, di mana pesepeda membentuk formasi yang miring terhadap jalan, dengan pesepeda paling depan di sisi jalan yang berlawanan dengan arah angin. Pengendara dalam eselon, berganti posisi secara berurutan dalam interval waktu yang pendek sehingga tidak ada seorang pebalap yang harus lama mengakumulasi kelelahan yang berlebihan karena menghadapi hambatan angin yang paling besar di depan sendirian. Ukuran eselon harus dibatasi oleh lebar jalan yang dilalui.
Ketika peloton besar terpapar dengan angin kencang di jalan sempit, peloton tidak dapat menghindari untuk membagi dalam eselon-eselon kecil. Tim yang baik harus bisa mengantisipasi kondisi dan arah angin di depan, tim yang berpengalaman dalam formasi eselon, dapat memperoleh keuntungan waktu yang signifikan situasi ini.
Sangat penting bagi pesepeda dalam balapan untuk memenangkan perlombaan, dengan menjaga posisi di depan (tetapi menjadi yang terdepan), terutama ketika mendekati tikungan tajam yang membutuhkan pengereman. Melanjutkan dan akselerasi kecepatan setelah belokan tajam dan angin kuat, biasanya menyebabkan pembagian atau perpecahan pada peloton. Setelah peleton terpisah, jika kekuatan dari mereka yang berada di depan lebih besar daripada yang di belakang, gap atau jarak antara kelompok akan tetap (atau meningkat) sampai akhir perlombaan, karena kelompok yang di belakang sudah tidak memiliki perlindungan dan tahanan dari kelompok depan yang sudah menjauh. Ini sering terjadi pada jalan datar dengan kecepatan tinggi.
Ketika sebuah tim berada ke depan peloton, tim ini lebih berpengaruh dalam menentukan tempo balapan. Tim pembalap mungkin lebih suka tempo lebih cepat atau lebih lambat tergantung pada taktik tim. Berada di depan peloton juga sangat penting saat memulai breakway atau melepaskan diri atau menjauh dari rombongan di belakang.
Beberapa pembalap yang kuat akan selalu berusaha memisahkan diri (breakways) dari peloton utama, berusaha memimpin sehingga peloton tidak dapat mengejar ketinggalan sebelum finish. Breakaways mungkin berhasil ketika pembalap yang kuat, terutama jika tidak ada pembalap yang berstrategi menyimpan tenaga di dalam peleton, dan jika mereka semua berada sebagai satu tim.
Peloton tidak akan membiarkan pesepeda yang menyimpan tenaga berada jauh di depan. Tim yang kuat yang ingin membawa pembalap tercepat mereka untuk mengatur tempo dan kecepatan peloton, dan meningkatkan kelelahan pada tim lawan. Sementara pembalap yang memisahkan diri secara individu (menghadapi hambatan angin sendirian) secara biasanya terkejar karena faktor kelelahan. Dengan perhitungan jarak, kekuatan dan kecepatan yang cermat, peleton subuah tim dapat dengan cepat menyalip pembalap invidu sebelum garis finih.
Taktik sangat berperan untuk memenangkan balapan. Taktik tim secara umum membagi anggota mereka di dalam peloton untuk agar bisa mempengaruhi peloton. Sebagai contoh, jika seorang anggota tim berada dalam kelompok yang memisahkan diri di depan peloton utama, anggota tim yang lain biasanya tidak akan berusaha untuk mempercepat peloton, untuk memaksimalkan peluang keberhasilan pembalap kelompok mereka yang memisahkan diri. Jarang, mereka bergerak ke depan peloton, mereka selalu mengawasi perkembangan peloton dan mencari peluang. Taktik ini memiliki peluang berhasil di jalan yang sempit, tikungan tajam, di mana satu tim dapat mengisi jalan dari satu sisi ke sisi lain dengan cepat.
jalur pegunungan secara merupakan celah yang signifikan di peloton, karena faktor aerodinamis kurang penting pada saat mendaki, dan tenaga adalah penentu utama pada tanjakan. Dalam situasi ini, pembalap yang kuat akan berusaha untuk menjauh dari peloton utama. Ada 2 atau 3 kelompok kecil di depan peloton utama, dan 2 atau 3 kelompok kecil di belakang, karena pada tanjakan semuanya tergantung pada kekuatan masing-masing pesepeda.
Kelompok pembalap yang berada di belakang peloton utama sering disebut 'grupetto', bahasa Italia untuk 'grup kecil.' Walaupun begitu, biasanya istilah ini dipakai hanya pada kelompok kecil yang berada di posisi paling belakang pada sebuah peloton. Ketika grup kecil ini berhasil mengejar peloton utama, kejadian ini disebut dengan 'groupo compacto'.
Anggota tim melakukan segala upaya untuk melindungi pembalap utama mereka dari kelelahan akibat angin, hingga saat-saat terakhir, memaksimalkan peluang pembalap utama mereka untuk memenangkan perlombaan. Dalam balapan satu tahap, pembalap utama biasanya adalah pembalap tercepat (sprinter). Dalam perlombaan yang melibatkan beberapa tahapan, pembalap utama disebut kandidat GC (General Classification), sedangkan pesepeda yang mengawal dan menyupport GC ke finish disebut 'domestiques' (bahasa Perancis untuk pelayan).
Dalam balapan di jalan datar, dalam beberapa kilometer menjelang garis finish, tim yang kuat membentuk baris-baris, dengan sprinter utama mereka di belakang. Pembalap terdepan dari masing-masing tim akan berusah melaju dengan kecepatan tertinggi yang bisa dia capai, sampai dia mencapai batas daya tahannya, lalu dia bergerak ke samping, dan akan digantikan oleh pembalap di belakangnya untuk memimpin kelompok tim tersebut.
Sprinter utama tim berada di belakang untuk meminimalkan kelelahan karena hambatan udara hingga sekitar seratus meter terakhir menjelang finish, kemudian sprinter itu akan keluar dari belakang untuk menuju ke garis finish dengan kecepatan tertinggi yang bisa dia dapatkan. Pada balap sepeda di perbukitan atau pegunungan, pemenang biasanya tiba secara perorangan di garis finish, karena hanya dia yang kuat atau dikorbankan untuk menghadapi jalan yang sangat berat itu dengan cepat.