Pelarian Siegfried Lederer dari Auschwitz
Pada malam tanggal 5 April 1944, Siegfried Lederer, seorang Yahudi-Ceko, melarikan diri dari kamp konsentrasi Auschwitz dengan mengenakan seragam SS yang diberikan oleh SS-Rottenführer, Viktor Pestek. Pestek adalah seorang penentang Holocaust dan Katolik taat yang jatuh cinta pada Renée Neumann, seorang tahanan Yahudi. Pestek menemani Lederer keluar dari kamp, dan keduanya bersama-sama berangkat menuju Protektorat Bohemia dan Moravia untuk mendapatkan dokumen palsu bagi Neumann dan ibunya.[1] Lederer adalah mantan perwira Angkatan Darat Cekoslowakia dan anggota perlawanan Ceko, yang gagal memperingatkan orang-orang Yahudi di Ghetto Theresienstadt mengenai pembunuhan massal di Auschwitz. Ia dan Pestek kembali ke Auschwitz untuk menyelamatkan Neumann dan ibunya, tetapi Pestek ditangkap dan kemudian dieksekusi. Perihal penangkapannya masih diperdebatkan hingga saat ini. Lederer kembali ke Cekoslowakia yang saat itu masih diduduki Jerman. Ia bergabung kembali dengan gerakan perlawanan dan berupaya menyelundupkan laporan tentang Auschwitz ke Komite Internasional Palang Merah di Swiss. Seusai perang, ia tetap tinggal di Cekoslowakia. Kisah pelariannya diceritakan kembali oleh Lederer dan berbagai penulis, termasuk sejarawan Erich Kulka.[2][3][4] Siegfried LedererSiegfried Lederer [cs] atau Vítězslav Lederer ( 6 Maret 1904 – 5 April 1972) terlahir dari keluarga Yahudi di Písařova Vesce , Sudetenland, wilayah penutur bahasa Jerman di Cekoslowakia.[5][6] Setelah Sudetenland dianeksasi Jerman pada tahun 1938, ia pindah ke Plzeň dan bekerja sebagai buruh kasar, termasuk sebagai buruh tani dan pegawai di pabrik kaolin.[7] Menurut Lederer, ia bergabung dengan Asosiasi Persahabatan Uni Soviet, yang turut dipengaruhi oleh pemimpin Komunis Marie Škardová,[note 1] untuk membantu orang-orang yang hidup dalam persembunyian dan menyebarkan informasi-informasi terlarang. Lederer juga mengaku sebagai anggota kelompok pemberontak yang dinamai menurut Letnan Kolonel Jaroslav Weidmann. Belakangan, Lederer bergabung dengan Plzeňák 28, sebuah kelompok pemberontakan Ceko di Zbraslav, dinamai demikian lantaran kelompok tersebut beranggotakan dua puluh delapan orang, termasuk Josef Pokorný, panglima gendarmerie Zbraslav.[1] Pada bulan November 1939 dan November 1940, Lederer ditangkap oleh Gestapo karena diduga terlibat dalam pemberontakan. Dalam kedua penangkapan tersebut, ia dibebaskan dengan segera lantaran kurangnya bukti.[1][8] Ia ditangkap untuk ketiga kalinya dan dipenjarakan bersama tahanan politik lain di Benteng Kecil Terezín. Pada 18 Januari 1942, ia dipindahkan ke ghetto Yahudi terdekat, dan rencananya akan dideportasi pada pemberangkatan berikutnya.[9] Leo Holzer, pemimpin pasukan pemadam kebakaran pada ghetto tersebut—pihak yang mendalangi pemberontakan[note 2]—mendengar soal kegiatan pemberontakan Lederer dan menunda pendeportasiannya dengan merekrutnya menjadi anggota pemadam kebakaran.[9] Lederer kelak mengungkapkan bahwa ia tetap berkomunikasi dengan Plzeňák 28 sewaktu berada di Theresienstadt, tetapi para penyintas kelompok tersebut mengaku bahwa mereka tidak mendengar kabar darinya sampai ia melarikan diri.[11] Lederer dikeluarkan dari pasukan pemadam kebakaran lantaran ketahuan merokok dan dengan demikian tidak bisa lagi menghindari pendeportasian.[3] Ia dideportasi ke kamp konsentrasi Auschwitz pada 18 Desember 1943, dan dipaksa mengenakan lencana segitiga kuning dan merah, sebagai penanda bahwa ia adalah seorang Yahudi dan tahanan politik.[6] Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa ia terlibat dalam gerakan pemberontakan Auschwitz.[3] Viktor PestekViktor Pestek [cs, de] ( 18 April 1924 – 8 Oktober 1944) lahir di Czernowitz, Bukovina, yang kala itu merupakan bagian dari Rumania, dari sebuah keluarga etnis Jerman beragama Katolik.[3][4] Penjaga Auschwitz Stefan Baretzki dibesarkan di kota yang sama. Ia dan Pestek telah akrab sejak kecil. Ayah Pestek adalah pandai besi dan petani kecil. Pestek mempelajari perdagangan pada masa muda.[4] Ia tergabung dalam Waffen-SS,[3] entah karena keinginan mendalamnya terhadap petualangan,[12] atau karena ibunya mendorongnya untuk bergabung.[4] Semasa penugasannya, Pestek terlibat dalam perang anti-partisan di dekat Minsk, Belarus. Unitnya diperintahkan untuk menyerang sebuah desa yang didakwa berisi para pemberontak dan membantai para penduduknya. Kala para pemberontak Soviet meletuskan tembakan terhadap Jerman, Pestek terluka di tangan dan kaki. Terpisah dari unitnya, ia bersembunyi di sebuah peternakan dengan pasukan SS lainnya yang luka-luka bernama Werner.[3][4] Usai Werner meninggal akibat luka-lukanya, Pestek ditemukan oleh para pemberontak yang mengancam nyawanya sesambil membantai SS di desa tersebut. Kemanusiaan musuhnya nampak menyadarkan kembali iman Katolik Pestek dan membawanya ke dalam konflik dengan kebijakan-kebijakan genosida Jerman.[13] Menurut Siegfried Lederer, Pestek berkata bahwa ia adalah "pembunuh, dan pemberontak Soviet yang mempertaruhkan nyawanya dengan cara apapun".[quote 1] Pada masa kepulangannya ke wilayah kekuasaan Jerman, ia kehilangan kemampuan tangannya.[14] Mendapati tak selaras untuk penugasan garis depan, ia ditugaskan ke kamp konsentrasi Auschwitz sebagai penjaga. Pestek menjadi seorang Rottenführer, sebuah pangkat non-penugasan junior dalam SS.[4] AuschwitzLatar belakangYahudi yang dibawa dari Theresienstadt ke Auschwitz antara September 1943 dan Mei 1944 ditempatkan di blok terpisah di Auschwitz II-Birkenau, yang dikenal sebagai kamp keluarga Theresienstadt. Mereka yang bukanlah subyek dari seleksi kala datang, diijinkan untuk tetap mengenakan pakaian sipil mereka, dan tak dipaksa untuk mencukur kepala mereka. Keluarga-keluarga diijinkan untuk singgah bersama dan menulis kepada para teman dan kerabat mereka dalam upaya untuk mengecoh dunia luar soal Solusi Akhir. Namun, Nazi berencana untuk membantai setiap kelompok tahanan pada enam bulan usai kedatangan mereka.[15][16] Pestek awalnya terpilih menjadi petinggi bagian BIId dari Auschwitz II-Birkenau. Meskipun ia cepat mengembangkan reputasi untuk memperdagangkan barang seludupan,[12] ia terganggu oleh pembantaian massal di Auschwitz dan sikap beberapa SS Jerman terhadap Volksdeutsche (etnis Jerman dari luar Jerman),[4] yang sebagian besar menjadi penjaga Auschwitz.[17] Beberapa pasukan SS menjalin hubungan dengan wanita Yahudi di kamp keluarga karena, tak seperti tahanan lainnya, mereka diijinkan untuk membiarkan rambut mereka.[16] Pestek jatuh cinta dengan Renée Neumann, seorang tahanan Yahudi Ceko di kamp keluarga, walaupun ia tak kembali kepadanya. Ia menjanjikan Neumann untuk mendapatkan pekerjaan sebagai pramuniaga blok dan menawarkan bantuan pelariannya dengan menyamarkannya sebagai seorang wanita SS. Usaha ini mengalami kegagalan, sebagian karena Neumann enggan meninggalkan ibunya.[4] Menurut sejarawan Ceko Miroslav Kárný, Pestek memutuskan menentang pelarian dengan Neumann dan ibunya karena mereka kekurangan kontak dengan pemberontak Ceko yang dapat menolongnya menghindari perlakuan buruk sampai akhir perang.[14] Pada 8 Maret 1944, tepat enam bulan dari kedatangan mereka, Yahudi dari kamp keluarga yang datang pada bulan September semuanya digas tanpa penyaringan untuk menemukan orang-orang yang dapat dikaryakan.[3][18] Pestek menyelamatkan Neumann dan ibunya dengan memindahkan mereka sementara ke blok berbeda.[12] Lederer diangkat menjadi tetua blok (Blockältester) dari Blok 14 pada kamp keluarga pada sebulan kemudian. Alfred Cierer, seorang industrialis Yahudi Ceko, dan putranya Jakov Tsur dipindahkan karena mereka mengenal Lederer.[19] Menyadari ia akan melakukan tindakan cepat untuk menyelamatkan nyawa Neumann, Pestek mulai membujuk fungsioner tahanan lainnya dan menawarkan untuk menolong mereka kabur.[6][12] Beberapa dari mereka adalah Rudolf Vrba dan Alfred Wetzler, yang menolak tawaran tersebut karena mereka meyakininya adalah sebuah trik, dan mendorong tahanan lain untuk tak mempercayai Pestek. Pada masa sebelumnya, seorang prajurit SS bernama Dobrovolný—seorang etnis Jerman asal Slowakia—menemui teman masa kecil Yahudi di Auschwitz. Dobrovolný menawarkan untuk menolongnya kabur namun kemudian berbalik kepadanya, mengakibatkan eksekusi brutalnya dan bonus untuk prajurit SS tersebut. Peristiwa tersebut beserta peristiwa serupa yang mendorong Vrba, Wetzler dan tahanan lainnya agar tak mempercayai para penjaga dalam keadaan apapun.[6][20][21] Menurut Wetzler, Pestek berujar kepadanya, "Aku benci diriku karena menyaksikan wanita dan anak-anak terbunuh. Aku ingin melakukan suatu hal untuk melupakan bau daging manusia terbakar dan merasakan sedikit udara segar."[quote 2] Pestek juga membujuk Josef Neumann (bukan kerabat Renée Neumann),[12] seorang kapo di Leichenkommando, yang bertugas untuk pembuangan jasad-jasad. Neumann menolak.[14] PelarianMenurut Jakov Tsur, Pestek membawa Cierer ke Gestapo untuk interogasi dan membuat tawaran kepadanya. Kala kemudian diinterogasi, Cierer mengklaim tawaran tersebut hanyalah pemindahan ke bagian kamp lainnya, bukan pelarian sepenuhnya. Cierer, yang bersama dengan tiga anak di kamp keluarga, menolak tawaran tersebut namun menuruti Lederer.[23][24] Cierer dan Pestek berbicara dalam bahasa Prancis agar tak dimengerti orang-orang lain.[12][14] Cierer kemudian membagi kontaknya dengan Lederer dengan harapan agar pelariannya akan sukses, dan kedua orang tersebut berencana membocorkan kabar soal Auschwitz ke dunia luar—sebuah rencana yang dibuat oleh mereka dari Pestek sampai setelah pelarian tersebut.[25] Sumber lainnya menyatakan bahwa Lederer yang membujuk Pestek untuk dibawa ke Gestapo.[14][26] Sebagai anggota kamp keluarga dan karena ia ditahan atas kegiatan pemberontakannya, Lederer meyakini bahwa ia tak akan rugi. Ia berujar kepada Pestek bahwa ia adalah orang kaya dan bahwa kontaknya di bawah tanah akan membantu Pestek dan Neumann.[26] Pestek dan Lederer merencanakan pelarian mereka, dan tujuan pemulangan mereka untuk menyelamatkan Neumann, dalam penjelasan mendalam. Lederer akan pergi menyamar sebagai prajurit SS. Usai menerima dokumen palsu di Protektorat, Lederer dan Pestek kembali, berlagak sebagai perwira SS, dan memberikan jaminan Gestapo palsu untuk penangkapan Renée Neumann dan ibunya. Staf Auschwitz akan menyediakan mobil dan pengemudi, yang akan dibunuh di jalan menuju stasiun Gestapo. Usai membuang jasad, orang-orang yang melarikan diri akan menimpangi kereta ekspres menuju Protektorat tersebut. Rencana tersebut berdasarkan pada pengetahuan protokol Pestek dari pengalamannya di kantor angkutan umum.[6] Karena ia adalah prajurit yang luka-luka, Pestek memutuskan untuk cuti panjang dan memintanya pada 6 April 1944.[26] Pada 3 April, ia mencuri seragam SS, pistol, dan buku pembayaran untuk Lederer, yang menyembunyikan mereka dalam tembok ganda. Di hadapan penjaga yang berdiri di gerbang kamp konsentrasi pada malam 5 April, Pestek meninggalkan sepeda lewat barak-barak Lederer sebagai isyarat baginya untuk pergi. Pestek mendapatkan isyarat yang benar, membujuk penjaga lainnya agar Lederer diberikan tugas khusus, dan kedua pria tersebut bersepeda ke luar gerbang depan.[27] Mereka dayang ke stasiun kereta api di luar Auschwitz dan mencegat kereta menuju Praha, menghindari kontrol perbatasan dengan berpura-pura menjadi pemeriksa bagasi.[26] Ketiadaan Lederer diketahui pada pagi 6 Mei oleh pasukan SS yang memeriksa kamp keluarga yang melihat seorang wanita keluar dari blok Lederer dan bergegas untuk menyelidiki, baru menemukan Lederer yang hilang.[28] Pada pukul 11:30, SS-Sturmbannführer Friedrich Hartjenstein, komandan Auschwitz II-Birkenau, mengirim telegram ke kepolisian Jerman[note 3] memberitahukan mereka bahwa Lederer telah kabur, mungkin menyamar sebagai seorang SS-Rottenführer. Telegram lain pada empat jam kemudian melaporkan bahwa seorang prajurit SS—yang diyakini adalah Pestek—berada di bawah pengawasan karena membantu pelarian tersebut.[5] Cierer dan pihak lainnya yang diduga dekat dengan Pestek atau Lederer diinterrogasi.[29] BuntutMenerima surat-surat palsuDi Praha, Pestek dan Lederer menjual perhiasan yang didapatkan oleh Lederer di pasar gelap Auschwitz dan membeli pakaian-pakaian sipil. Mereka juga mengganti seragam mereka agar mirip dengan prajurit Waffen-SS alih-alih penjaga kamp konsentrasi.[30] Dari Praha, mereka datang ke Plzeň. Disana, mereka bersembunyi dengan Josef Černík, seorang mantan perwira Angkatan Bersenjata Cekoslowakia yang sebelumnya membantu Lederer menemukan pekerjaan. Kepolisian menyebarkan foto Lederer namun tak menawarkan tebusan bagi orang yang menangkapnya.[31] Brigitta Steiner, putri dari teman Lederer, memberikan surat-surat sipil palsu untuknya. Ia merupakan Mischling yang sebagian darah Jermannya menghindarkannya dari deportasi.[32] Ia juga mengujarkan mereka kepada Faltys, seorang Yahudi yang bersembunyi di Praha yang dapat membuat surat-surat, termasuk identifikasi perwira SS untuk Pestek dan Lederer yang akan memberikan mereka otoritas untuk menangkap Renée Neumann dan ibunya. Faltys menuntut bayaran besar namun memberikan diskon jika mereka dapat menyeludupkan wanita lain keluar dari Auschwitz.[26][33] Beberapa orang membantu menyembunyikan Lederer pada musim panas 1944. Pada Mei 1944, Lederer was hiding in Prague with Bedřich and Božena Dundr, at Vinohrady, Mánesova No. 16. Kemudian, Lederer bersembunyi dengan saudara Puan Dundr, Adolf Kopřiva, di Na Závisti, Zbraslav, sebuah daerah di Praha.[34] Keluarga-keluarga Černík, Dundr, dan Kopřiva berkolaborasi bersama, menyediakan kebutuhan-kebutuhan dasar untuk Lederer, dan Černík beserta istrinya dibayangi dan diinterrogasi oleh Kriminalpolizei. Josef Plzák, yang mengenal Lederer dalam pemberontakan, ditangkap pada Juni 1944 atas dakwaan membantu menyembunyikannya. Plzák memberikan bantuan kepada orang-orang yang menyembunyikan Lederer dan tak mengkhianatinya.[35] Steiner, seorang pramuniaga bank Jerman bernama Ludwig Wallner yang saudari ipar Yahudinya telah dideportasi ke Auschwitz, dan tiga orang lainnya diperiksa oleh otoritas Nazi karena menyembunyikan Pestek dan Lederer, dan menyediakan surat-surat palsu untuk mereka.[32] Pembocoran di TheresienstadtPada 20 April, Lederer membuat kunjungan pertama dari empat kunjungan atau lima kunjungan ke Ghetto Theresienstadt.[30][36] Tanpa diketahuinya, Lederer bukanlah orang pertama yang kabur dari Auschwitz untuk mengirim kabar eksekusi massal dengan cara digas. Rabi Leo Baeck, salah satu pemimpin pemerintahan sendiri Yahudi, telah diberitahukan oleh seorang anonim yang melarikan diri pada Agustus 1943.[note 4] Lederer datang ke desa terdekat Travčice. Disana, ia bertemu dengan Václav Veselý, seorang tukang cukur yang giat datang ke ghetto untuk mencukur para penjaga Ceko. Ia mengenal Lederer dan telah membantu Yahudi pada masa lalu. Veselý berujar kepada Lederer cara mengelabui para penjaga, bergerak melewati pengamanan di sekitaran rumah sakit yang terletak di luar batas ghetto tersebut. Lederer melintasi lapangan terbuak di luar ghetto kala penjaga mengawasi jalan lainnya dan melintas melalui bagian depan.[30] Lederer berujar kepada Leo Holzer soal apa yang ia telah saksikan di Auschwitz. Menurut penuturannya pada masa berikutnya, ia juga memberitahu Jirka Petschauer, kapten kepolisian Yahudi di dalam ghetto, dan Otto Schliesser, anggota Dewan Tetua.[41] Holzer menyebut Baeck dan Paul Eppstein, kepala pemerintahan sendiri. Eppstein, Baeck, dan Holzer menyepakati kebenaran soal Auschwitz sebetulnya sangat rahasia, setidaknya menjadi "marabahaya" bagi 35.000 tahanan di Theresienstadt pada masa itu.[42] Meskipun rumor soal nasib yang menunggu mereka di Auschwitz telah menyebar ke seluruh ghetto, kebanyakan orang enggan untuk meyakininya.[43] Nyaris seluruh Yahudi yang dideportasi ke kamp keluarga pada Mei 1944 tak menyadari kunjungan Lederer sebelumnya ke Theresienstadt, dan sebagian kecil orang yang memiliki akses ke laporan Lederer tak melakukan upaya untuk menghindari deportasi.[44] Bahkan para anggota pemberontakan dalam brigade kebakaran menentang pemberontakan bersenjata, mempercayai kunjungan Palang Merah Juni 1944 untuk menunjukkan keselamatan Yahudi di Theresienstadt.[41] Menjelaskan reaksi kepada kemungkinan kematian tahanan, sejarawan dan penyintas Israel Jakov Tsur menyatakan bahwa tak ada seorang pun yang dapat mengetahui Auschwitz sampai ia datang dan menjalani penyaringan.[45] Miroslav Kárný berujar bahwa ia dan teman-temannya mengetahui sebelum mereka dideportasi pada 28 September 1944 bahwa terdapat kamar-kamar gas di Auschwitz, namun "tak ada orang yang dapat menerima fakta tersebut sebagai kebenaran".[quote 3] Lederer melakukan dua atau tiga kunjungan ke ghetto tersebut pada bulan Mei, menyeludupkan senjata dan bagian-bagian transmisi radio yang didapatkan olehnya dari Josef Pokorný.[47] Kembali ke AuschwitzPestek dan Lederer kembali ke Auschwitz antara akhir April dan Juni,[note 5] berencana untuk menyelamatkan Renée Neumann, ibunya, dan para kerabat Faltys. Apa yang terjadi setelah itu dipersengketakan. Peristiwa tersebut diketahui SS yang menangkap Pestek dan Lederer lari dari penangkapan.[26] Menurut Kárný, Pestek terlalu lama hengkang dan diduga menolong Lederer kabur, dan sehingga keberhasilannya tak memungkinkan pada keadaan tersebut. Lederer berujar bahwa Pestek meninggalkan beberapa barang berharga dengan seorang pacar Polandia di Myslowitz dan ia melaporkannya kala ia berniat untuk mengambilnya kembali. Kárný meragukan bahwa Lederer dapat mengetahui bahwa pacarnya mengkhianatinya. Menurut Lederer, ia masih di stasiun kereta api Auschwitz kala Pestek melanjutkan perjalanan ke Myslowitz. Kárný menyatakan bahwa catatan yang berseberangan membuatnya tak memungkinkan mengetahui apa yang terjadi, dan ia menyatakan bahwa catatan Lederer tak akurat.[48] Josef Neumann berujar pada ia ditangkap oleh seorang prajurit SS tak dikenal—mungkin Pestek—dengan menawarkan pelarian. Sebelum mereka dapat mewujudkan rencana mereka, peringatan berbunyi dan para penjaga SS berdatangan. Neumann dan Pestek tertangkap, diborgol bersama, dan dibawa pergi. Keduanya diinterogasi dan disiksa di Blok 11.[49][50] Penjaga SS Stefan Baretzki, yang juga mengenal Pestek, menuturkan bahwa Pestek ditangkap di Birkenau. Baretzki berujar bahwa ia melihat para penjaga SS lain memukuli Pestek.[49] Ryszard Henryk Kordek, seorang tahanan, berujar bahwa Baretzki telah membunyikan peringatan terhadap kala Pestek kembali dan Baretzki adalah salah satu penjaga yang memukuli Pestek.[48] Prajurit SS Perry Broad berujar bahwa ia mendengar para kapo membual untuk mengejar dan menangkap Pestek di hutan sekitaran kamp.[49] Kárný memperkirakan bahwa Pestek, kala ia sadar telah ketahui, membuat rencana untuk menyelamatkan Renée Neumann dan ibunya, dan sehingga membuat tawaran kepada Josef Neumann.[48] Pestek dihukum mati oleh regu tembak di Kattowitz karena menuruti para tahanan dan pembelotan. Ia dihukum mati di Międzybrodzie Bialskie pada 8 Oktober 1944 pukul 7:04.[49] Para anggota unit Pestek dilaporkan dperintahkan untuk menyaksikan penembakan tersebut.[51] Pada pencairan kedua kamp keluarga pada Juli 1944, Neumann dan ibunya dipilih menjadi buruh paksa di wilayah Hamburg. Keduanya selamat dari perang.[52] Menyeludupkan laporan ke SwissPada awal Juni, Lederer berniat untuk menyeludupkan laporan tentang Auschwitz ke Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di negara netral Swiss. Di Plzeň, ia mendatangi wartawan Ceko Eduard Kotora, yang menyatakan rencananya. Kotora beserta Lederer ke stasiun Křimice. Disana, Lederer menumpangi kereta api. Memakai surat-surat palsu yang diberikan oleh Steiner dan ijin kerja palsu yang disediakan oleh pemberontak Zbraslav, Lederer melakukan perjalanan ke stasiun Škodovák, yang dipakai oleh banyak orang Ceko melantai perbatasan untuk bekerja di Škoda Works, Sudetenland. Menurut Lederer, ia kemudian menuju ke Constance, berganti-ganti pakaian sipil dan perwira SS. Ia bertemu janda Werner, kolega SS Pestek yang gugur dalam tugas di Belarus, dan memberikannya beberapa barang pribadi Werner yang diserahkan kepada Pestek. Nyonya Werner mengenalkan Lederer kepada kapten perahu di Danau Constance, yang sepakat untuk menyeludupkan laporan ke perbatasan menuju Swiss dan mengirimkannya ke ICRC.[53] Tak ada bukti bahwa laporan tersebut mencapai tempat tujuan, atau bahwa Lederer mengirimkannya kala ia mendeskripsikannya. Kárný menulis bahwa penafsiran paling memungkinkan adalah bahwa seorang pengirim pesan menghancurkan laporan tersebut untuk menghindari kesulitan dengan kontrol perbatasan.[53] Menurut sejarawan Ceko Erich Kulka, ICRC mungkin tak meraih laporan tersebut.[54] Lederer berkata pada 1967 bahwa ia memiliki kesempatan untuk kabur ke Swiss namun memutuskan untuk tidak melakukannya karena keluarganya telah dibunuh oleh Jerman dan ia merasa enggan untuk meneruskan perjuangan. Menurut Kárný, Lederer menganggap bahwa rencana kabur ke Swiss sebagai sikap pengecut dan pembelot, bahkan meskipun Kárný menjelaskan bahwa pernyataannya tentang Auschwitz akan lebih kredibel jika ia mengirimkannya perorangan.[55] AkibatMenurut Lederer, ia bergabung dengan kelompok pemberontak Kriváň dan berniat untuk melintasi perbatasan untuk berjuang dalam Pemberontakan Nasional Slowakia (Agustus–Oktober 1944), dan terluka dalam upaya tersebut.[56] Pada November, ia membuat kunjungan terakhirnya ke Theresienstadt, singgah sekitar delapan hari untuk mengkompilasikan laporan mendetil tentang Benteng Kecil, ghetto, dan barak-barak Sudeten yang dibawa oleh Jerman ke arsip-arsip Kantor Utama Keamanan Reich pada 1943.[47] Menurut Kárný, laporan Lederer berisi informasi yang "setiap badan rahasia Sekutu akan memberikan apapun"[quote 4] untuk diterima. Tak ada bukti bahwa Lederer berniat untuk mengirimkannya kepada Sekutu.[57] Setelah itu, Lederer berujar bahwa ia kembali ke Zbraslav dan bergabung dengan kelompok pemberontak yang mengambil nama dari S. P. Vezděněv dan meneruskan kegiatannya dengan Plzeňák 28. Menurut Kárný, peran Lederer dalam kelompok tersebut, yang pada 1944 berfokus pada sabotase pabrik kapasitor Roderstein dan instalator Wehrmacht lokal tidak jelas.[56] Kulka tak sepakat sembari menyatakan bahwa laporan tentang kegiatan Lederer di kelompok Plzeňák 28 mengkonfirmasikan penuturannya "sampai detail terkecil".[54] Lederer masih di Cekoslowakia usai pengambilalihan Komunis 1948 dan menikah.[2][58] Ia meninggal di Praha pada 1972, dalam usia 68 tahun.[43] DugaanPestek menjadi salah satu dari hanya dua atau tiga penjaga Auschwitz yang mengorbankan nyawanya untuk menolong para tahanan kabur. Menurut sejarawan Austrian dan penyintas Auschwitz Hermann Langbein, tindakannya utamanya menandakan batas-batas hierarki totalitarian absolut yang diberlakukan oleh para pemimpin SS.[59] Langbein mengevaluasi tindakan Pestek lebih baik ketimbang para penjaga yang membantu para tahanan kabur pada evakuasi kamp pada Januari 1945 dengan harapan menghindari hukuman atas kejahatan mereka.[51] Seorang penyintas menyatakan Pestek sebagai "orang baik yang tak pernah memukuli para tahanan" dan Yehuda Bacon berujar bahwa ia "lebih manusiawi" ketimbang penjaga SS lainnya. Para tahanan Ceko di kamp keluarga dilaporkan menyebutnya "miláček", kata Ceko untuk "sayang".[4] Bacon juga bertutur bahwa Pestek menjalin kontak kepercayaan dengan Fredy Hirsch, seorang pemimpin dalam kamp keluarga sampai kematiannya dalam pencairan 8 Maret.[60] Menurut psikolog Ruth Linn, Pestek membantu Lederer dalam upaya menjauhkan dirinya sendiri dari kejahatan Nazi karena kampung halamannya di Bukovina kala itu diduduki oleh Tentara Merah.[43] Pestek tak dianggap sebagai "Righteous Among the Nations" oleh Yad Vashem.[61] Meskipun disebut sebagai "salah satu pelarian paling mengerikan" pada Perang Dunia II oleh sejarawan Alan J. Levine,[62] Pelarian Lederer disusul oleh pelarian Rudolf Vrba dan Alfred Wetzler pada dua hari berikutnya,[63] yang menerbitkan laporan Vrba–Wetzler.[64] Meskipun beberapa penulis, termasuk Levine,[52] menghubungkan laporan Lederer dengan fakta bahwa pencairan kamp keluarga kedua pada orang-orang yang mampu bekerja. Miroslav Kárný menyatakan bahwa keputusan tersebut dibuat karena peningkatan penyusutan buruh.[55] Kárný, yang merasa bahwa tindakan Lederer tak perlu dihargai, menemukan bahwa Lederer dan wartawan Ceko Eduard Kotora, yang menerbitkan tindakannya, melebih-lebihkannya. Distorsi tersebut diulang tanpa kritikan oleh para penulis lain. Sebuah catatan pelarian yang berpengaruh,[note 6] meskipun terdiskreditkan,[note 7] adalah buku tahun 1966 semi-fiksi karya Erich Kulka berjudul Escape from Auschwitz.[67] Sejarawan Israel kelahiran Ceko Yehuda Bauer menulis dalam pengenalan buku bahwa "cerita yang dituturkan oleh Erich Kulka bukanlah fiksi".[68] Kulka mengklaim bahwa karyanya adalah sejarah akurat, bahkan meski menyebutnya sebagai "novel sejarah".[69] Catatan
Kutipan asli
ReferensiKutipan
Sumber cetak
Sumber web
Pranala luar
|