Pataliputra
Pataliputra (IAST: Pāṭaliputra), berdekatan dengan kota Patna saat ini, adalah sebuah kota pada zaman India kuno, dibangun pertama kali oleh penguasa Magadha, Ajatashatru pada tahun 490 SM sebagai sebuah benteng kecil (Pāṭaligrāma) dekat sungai Gangga.[1] Penggalian arkeologis yang luas telah dilakukan di sekitar kota saat ini, Patna.[2][3] Penggalian di awal abad ke-20 di sekitar Patna mengungkapkan bukti yang jelas dari tembok benteng besar, termasuk tiang penopang kayu yang diperkuat.[4] EtimologiEtimologi dari Pataliputra tidak jelas. "Putra" berarti putra atau anak laki-laki raja, dan "pāţali" adalah nama sejenis padi atau tumbuhan Bignonia suaveolens.[5] Satu etimologi tradisional[6] menyatakan bahwa kota ini dinamakan sesuai nama tumbuhan tersebut.[7] Tradisi lainnya mengatakan bahwa Pāṭaliputra berarti putra dari Pāṭali, yang merupakan putri dari Raja Sudarshan.[8] SejarahPataliputra tidak disebutkan dalam sumber-sumber tertulis sebelum naskah-naskah Buddhis awal ( Kanon Pali dan Āgamas), di mana Pataliputra muncul sebagai desa Pataligrama dan and dikecualikan dari daftar kota-kota besar di wilayah ini.[9] Sumber-sumber Buddhis awal melaporkan sebuah kota yang dibangun di sekitar desa menjelang akhir kehidupan Buddha; ini umumnya sesuai dengan bukti arkeologis yang menunjukkan pembangunan perkotaan yang terjadi di daerah tidak lebih awal dari abad ke-3 atau 4 SM.[9] Pada tahun 303 SM, ahli sejarah dan duta besar Yunani, Megasthenes menyebut Pataliputra sebagai sebuah kota dalam karyanya, Indika.[10] Kota Pataliputra dibentuk melalui pembentengan sebuah desa oleh penguasa Haryanka, Bimbisara.[11] Kota ini merupakan lokasi sentral di India timur laut yang menyebabkan penguasa dari dinasti-dinasti yang berturutan untuk membangun ibu kota pemerintahannya di sini, dari dinasti Nanda, Maurya, Shunga, dan Gupta sampai kepada Pala.[12] Terletak di pertemuan dari sungai-sungai Gangga, Gandhaka, dan Son, Pataliputra membentuk suatu "benteng air, atau jaldurga".[13] Posisinya membantunya mendominasi perdagangan sungai dari Dataran Rendah Indo-Gangga selama periode kekaisaran awal Magadha. Pataliputra merupakan pusat perdagangan dan perniagaan yang besar dan perdagangan dan menarik para saudagar dan cendekiawan, seperti Chanakya yang terkenal, dari seluruh India. Kitab Buddhis awal mencatat Pataliputra sebagai tempat diselenggarakannya dua konsili Buddhis awal yang penting, Konsili Buddhis Pertama segera setelah parinirvana Buddha dan Konsili Buddhis Kedua pada masa pemerintahan Asoka. Referensi
|