Meski paspor Nansen sudah tidak diterbitkan lagi, pemerintah nasional dan supranasional saat ini, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, menerbitkan dokumen perjalanan untuk orang-orang tanpa negara dan pengungsi, termasuk surat identitas (atau "paspor orang asing") dan dokumen perjalanan pengungsi.
Sejarah
Paspor Nansen edisi pertama dicetak setelah dunia internasional menyepakati Konferensi Antarpemerintah Tentang Surat Identitas untuk Pengungsi Rusia yang dipimpin oleh Fridtjof Nansen di Jenewa tanggal 3 Juli sampai 5 Juli 1992 selaku Komisaris Tinggi Bidang Pengungsi Liga Bangsa-Bangsa.[1] Pada tahun 1942, paspor ini diakui oleh 52 negara. Kurang lebih 450.000 paspor Nansen diterbitkan[2] untuk penduduk tanpa negara dan pengungsi yang hendak bepergian dan perlu dokumen perjalanan namun tidak bisa mengajukan permohonan dari pemerintah negara asal.
Paspor Nansen awalnya diterbitkan untuk pengungsi Perang Saudara Rusia. Kurang lebih 800.000 pengungsi Rusia kehilangan hak-haknya setelah Lenin mencabut kewarganegaraan semua ekspatriat Rusia pada tahun 1921.[3]
Pada tahun 1933, paspor ini diterbitkan untuk pengungsi Armenia, Asiria, dan Turki.
Setelah Nansen meninggal dunia tahun 1930, pengelolaan paspor ini diambil alih oleh Dinas Pengungsi Internasional Liga Bangsa-Bangsa. Sejak itu, paspor ini tidak lagi mencantumkan konferensi 1922, tetapi diterbitkan atas nama LBB. Dinas ini ditutup tahun 1938, dan penerbitan paspor ditangani oleh Komisaris Tinggi Bidang Pengungsi di London.[4]