Pasar Van der Capellen adalah sebuah tempat destinasi wisata kuliner dan pertunjukan seni tradisional yang ada di Batusangkar, Kabupaten Tanah datar, Sumatera Barat. Pasar ini di kemas dalam bentuk pasar rakyat dengan nuansa tradisional jaman dulu. Artinya, pasar tersebut membuat pengunjung seakan merasakan suasana pasar pada masa lampau dimana seluruh penjual memakai pakaian tradisional Minangkabau.[1] Pasar ini menjual makanan dan minuman tradisional Minangkabau. Pemerintah Kabupaten Tanah Datar juga telah menetapkan pasar ini menjadi salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten Tanah Datar. Pasar Van der Capellen ini hanya dibuka pada hari minggu mulai dari pukul 07.00 wib hingga pukul 12.00 WIB.[2][3]
Lokasi
Pasar Van der Capellen berada di lingkungan atau persis di halaman Benteng Van der Capellen yang berada di pusat Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat.[4] Pasar ini berada di lahan yang agak tinggi di bandingkan dengan lahan yang sekitarnya karena berada di kawasan benteng yang di buat oleh penjajah Belanda pada masa lalu agar mudah memantau situasi dari ketinggian. Untuk lokasi pasar Van der Capellen tersebut dari pasar Batusangkar dapat di tempuh dengan berjalan kaki karena letaknya yang cukup dekat dari pasar.[5]
Sejarah
Lingkungan pasar ini dahulunya adalah Benteng Van der Capellen yang merupakan salah satu peninggalan benda cagar budaya yang ada di Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar. Situs dan bangunan benteng tersebut memiliki perjalanan sejarah yang panjang. Keberadaan Benteng Van der Capellen tidak terlepas dari peristiwa peperangan antara kaum adat melawan kaum agama yang terjadi sekitar tahun 1821.[6] Hal ini terjadi karena adanya pertentangan kaum agama yang dipelopori oleh tiga orang Haji yang baru kembali dari Mekkah dan ingin melakukan pemurnian ajaran agama Islam.[7] Pada zaman penjajahan belanda, benteng Van der Capellen merupakan sebuah benteng pertahanan yang di bangun oleh belanda ketika masuk menjajah ke pedalaman Sumatera Barat. Bangunan benteng pertahanan yang dibangun pada tahun 1824 ini berupa bangunan yang memiliki ketebalan dinding 75 cm dan lebih kurang sepanjang 4 meter dari dinding bangunan dibuat parit dan tanggul pertahanan yang melingkar mengelilingi bangunan.[8] Pada tahun 1960, bangunan benteng ini serta lingkungan sekitar nya di jadikan markas Kepolisian Resort Kabupaten Tanah Datar.[9] Kemudian saat ini kawasan dan lingkungan benteng tersebut di tempati oleh Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Tanah Datar.[10] Karena lingkungan Benteng Van der Capellen yang cukup luas, maka Pemerintah Daerah dan Dinas Pariwisata membuat sebuah pasar dengan konsep yang berbeda serta unik yang bertujuan untuk menggerakkan sektor pariwisata dengan nama Pasar Van der Capellen.[11][12]
Deskripsi
Pasar Van der Capellen merupakan pasar yang bertemakan nuasa tradisional jaman dahulu. Suasana pasar dibuat seolah-olah peristiwa transaksi jual beli yang terjadi pada masa lampau atau zaman sebelum kemerdekaan di Sumatera Barat. Suasana tersebut dapat dilihat di lingkungan pasar Van der Capellen. Pertama para penjual, para penjual di pasar Van der Capellen memakai pakaian tradisional Minangkabau yang sering di pakai oleh masyarakat Minangkabau pada zamam dahulu. Untuk wanita menggunaka baju kuruang basiba serta memakai tingkuluak di atas kepala sebagai penutup kepala, sedangkan bagi para penjual laki-laki menggunakan baju guntiang cino serta menggunakan deta di kepala sebagai penutup kepala.[13][14] Para penjual yang memakai jenis pakaian tradisional Minangkabau tersebut membuat suasana pasar seakan berada pada zaman dahulu. Perlengkapan-perlengkapan yang menunjang jual beli di pasar Van der Capellen ini juga di buat secara tradisional.[15]
Bangunan tempat para penjual yang menjajakan atau menjual makanan di buat dengan bentuk serupa dengan kedai-kedai pada zaman dahulu. Semua kedai dibangun dengan menggunakan kayu yang di ikatkan satu sama lainya. Tidak ada tempat atau kedai penjual di pasar Van der Capellen ini berbentuk permanen atau dibangun dengan bahan dasar semen atau beton. Atap dari kedai para penjual di pasar ini juga tidak terbuat dari bahan seng atau genteng. Atap-atap kedai tersebut terbuat dari bahan rumbia sejenih dedaunan yang di jalin beberapa helai kemudian di satukan.[8] Kumpulan daun-daun rumbia tersebut kemudian di susun rapat berjejer di atas bangunan kedai penjual agar bisa terlindung dari air hujan mapun panas matahari. Selain itu, perlengkapan penjual yang di pakai berjualan di pasar Van der Capellen ini juga menggunakan alat-alat tradisional seperti kuali yang terbuat dari tanah liat yang berguna untuk menampung kuah sate atau kuah gulai. Kuali yang terbuat dari tanah liat tersebut merupakan tempat masak yang banyak di pakai ketika dahulu kala. Kuali tersebut selain bernilai estetis juga dapat membuat cita rasa memiliki rasa khas tersendiri.[16]
Alat jual beli di pasar Van der Capellen ini juga menggunakan cara yang tradisional. Di pasar Van der Capellen tidak diperbolehkan belanja atau membeli makanan dan minuman dengan menggunakan uang. Alat pembayaran yang sah di pasar van der capelin ini ialah berupa koin.[17] Koin tersebut terbuat dari kayu yang memiliki cap dan stempel resmi pasar Van der Capellen. Koin tersebut dapat diperoleh dengan cara menukarkan uang kita ke bagian penukaran koin yang berada di depan pintu masuk menuju pasar van der capelllen. Pihak penyelenggara akan menginformasikan tata cara belanja menggunakan koin tersebut kepada pengujung yang berkunjung ke pasar Van der Capellen. Dengan berbelanja di pasar Van der Capellen ini menggunakan alat tukar koin, maka hal tersebut membuat nuansa jaman dahulu akan terasa, dimana pada zaman dahulu belum ada uang sebagai alat tukar. Alat tukar pada zaman dahulu yaitunya berupa barter barang atau tukar menukar barang yan senilai dengan harga barang yang akan saling ditukarkan, dan kemudian membeli sebuah barang dengan koin emas, logam, atau perak. Emas, logam, dan perak mempunyai nilai yang cukup tinggi sebagai alat jual beli pada masa lalu.[18]
Pariwisata
Kegitan wisata yang dapat dilakukan di pasar van der capellen tidak hanya berbelanja makanan dan minuman. Terdapat bebagai kegiatan lain yang dapat dilakukan di pasar van der capellen. Salah satu kegiatan yang ada di pasar van der capellen yaitunya penampilan kegiatan seni tradisional minangkabau.[19] Pihak penyelenggara pasar van der capellen biasanya sudah memiliki kegiatan seni pertunjukan apa yang akan di tampilkan dari minggu ke minggu. Penampilan seni tari tradisional sering tampil di pasar van der capellen yang bertujuan untuk menghibur para pembeli di pasar tersebut.[20] Tari tadisional yang di tampilkan dapat berupa tari piring, tari gelombang dan lainya, tari tersebut juga diiringi oleh musik talempong dan gendang sebagai alat musik tradisional Minangkabau.[21] Selain itu pengunjung wisata pasar Van der Capellen juga dapat mencoba permainan tradisional berupa egrang, dimana pengunjung akan berjalan dengan menggunakan dua buah bambu yang dinaiki dan kemudian berjalan menggunakan bambu tersebut.[22]
Referensi
- ^ "WAMEN ESDM NIAT BANTU KEMBANGKAN PASAR VAN DER CAPELLEN". Pemerintah Kabupaten Tanah Datar. 24 Februari 2019.
- ^ Mustika, Syanti. "Pasar Van der Capellen, Destinasi Hits Kuliner di Sumbar". detikcom. Diakses tanggal 2020-06-23.
- ^ Nanda Anggara (2018-10-14). "Pasar Van Der Capellen, Destinasi Digital Baru di Tanah Datar". GenPI News Indonesia. Diakses tanggal 2020-06-23.
- ^ "Pasar Van Der Capellen, Destinasi Wisata Baru Tanah Datar". Berita Sumatera Barat Terkini. 2020-03-03. Diakses tanggal 2020-06-23.
- ^ Suprapto. "Pasar Van Der Capellen". voinews.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-23.
- ^ "Dikirim ke Padang, Letkol Raaff Menyerang Padri dan Dirikan Benteng Van Der Capellen". Langgam.id. 2019-12-08. Diakses tanggal 2020-06-23.
- ^ Caniago, Naali Sutan (2004). Naskah Tuanku Imam Bonjol. Padang: Pusat Pengkajian Islam dan Minangkabau. ISBN 9789793797052.
- ^ a b NEOLDY, YHOHANNES (November 23, 2013). "BENTENG "VAN DER CAPELLEN" YANG TERLUPAKAN". Archived from the original on 2015-11-29. Diakses tanggal Juni 23, 2020. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama ":0" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
- ^ "Berita Polres Tanah Datar". polrestanahdatar.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-26. Diakses tanggal 2020-06-23.
- ^ "Skpd Pemerintah Kabupaten Tanah Datar". tanahdatar.go.id. Diakses tanggal 2020-06-23.
- ^ bpcbsumbar (2019-12-05). "Untaian Kisah Di Balik Benteng Van Der Cappelen". Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-23.
- ^ "Keunikan Wisata Pasar Van Der Capellen di Tanah Datar". Republika Online. 2020-02-02. Diakses tanggal 2020-06-23.
- ^ firdausmarbun (2019-06-14). "Baju Kurung Basiba: Cerminan Jati Diri Perempuan Minangkabau". Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-23.
- ^ "Fungsi Tikuluak dan Deta bagi Masyarakat Minangkabau". Sumbarsatu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-23.
- ^ JawaPos.com (2020-01-31). "Pasar Van Der Capellen, Nuansa Tempo Dulu di Ranah Minang". JawaPos.com. Diakses tanggal 2020-06-23.
- ^ SabanaKaba, Admin. "Gerabah Galogandang Harapan Tanah Datar Juara Sumbar | SabanaKaba". Diakses tanggal 2020-06-23.
- ^ Rahmat, Syahrul (2018-11-04). AS, Erafzon Saptiyulda, ed. "Nuansa tempo dulu pasar Van Der Capellen". ANTARA News. Diakses tanggal 2020-06-23.
- ^ Nugroho, Joko. "Pasar Van Der Capellen, destinasi wisata baru Tanah Datar berkonsep tempo dulu". ANTARA News. Diakses tanggal 2020-06-23.
- ^ Nusantara, Solusi Sistem. "Pasar Digital Bernunsa Tempo Dulu di Tanah Datar | Gaya Hidup". www.gatra.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-23.
- ^ advertorial (ed.). "Resmi Meluncur, Pasar Van Der Capellen Hadirkan Suasana Tempo Doeloe". Kompas.com. Diakses tanggal 2020-06-23.
- ^ "KINTANI BIKIN SEMARAK PASAR VAN DER CAPELLEN". 31 Desember 2018. Diakses tanggal 23 Juni 2020.
- ^ Pariwisata, Kementerian. "Serunya Libur Lebaran di Pasar Van der Capellen Tanah Datar". Kumparan. Diakses tanggal 2020-06-23.