Partai Sosialis (PS) didirikan pada konferensi Gerakan Sosialis Portugal (ASP) yang waktu itu berada di pengasingan pada 19 April 1973 di Bad Münstereifel, Jerman Barat. Dua puluh tujuh delegasi memutuskan untuk mendirikan sebuah partai sosialis dan terang-terangan menyebut gagasan masyarakat tanpa kelas dan tanpa Marxisme yang didesain ulang untuk inspirasi partai.
Pada tanggal 25 April 1974, Revolusi Anyelir berhasil menumbangkan rezim otoriter Estado Novo yang didirikan pada tahun 1933 dan demokrasi dipulihkan. Sekretaris Jenderal PS, Mário Soares, kembali ke Portugal setelah berada di pengasingan di Prancis. Soares akhirnya menjadi Menteri Luar Negeri. Rekannya, António de Almeida Santos ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Interyurisdiksional pada pemerintahan sementara pertama.
Setelah Revolusi, pemilu diadakan pada 25 April 1975 dan Partai Sosialis (PS) memenangkan pemilu tersebut. Namun, pada akhirnya kalah dengan Aliansi Demokratik (AD) di pemilu tahun 1979.
Pada tahun 1980, PS membuat aliansi politik bernama Front Republikan dan Sosialis (FRS) yang terdiri dari Demokrat Sosial Independen (ASDI) yang dipimpin oleh Sousa Franco dan Persatuan Sayap Kiri untuk Demokrasi Sosialis (UEDS) yang dipimpin oleh Lopes Cardoso. Aliansi ini gagal mengalahkan AD.
PS akhirnya memenangkan pemilu pada tahun 1983, tetapi tidak memperoleh mayoritas mutlak, PS membentuk koalisi dengan rivalnya Partai Sosial Demokrat (PSD). Pemerintahan baru tersebut memulai negosiasi agar Portugal dapat bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa (EEC). Pada tahun 1985, koalisi tersebut pecah dan PS yang waktu itu dipimpin oleh Almeida Santos mengalami kekalahan pada pemilu pada tahun yang sama. PSD yang dipimpin Cavaco Silva memenangkan pemilu tersebut dan menang lagi pada pemilu 1987 dan 1991 dengan mayoritas mutlak. PS menjadi partai oposisi selama lebih dari sepuluh tahun.
Pada tahun 1995, PS yang dipimpin oleh António Guterres memenangkan pemilihan umum untuk pertama kalinya dalam 12 tahun. PS memenangkan pemilu lagi pada tahun 1999, tetapi gagal memperoleh mayoritas mutlak dengan kurang satu anggota parlemen yang dibutuhkan untuk mencapai mayoritas mutlak. Pada tahun 2001, setelah kekalahan besar di pemilihan daerah tahun 2001, António Guterres mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri dan mengadakan pemilu baru pada tahun 2002. Partai Sosialis kalah pada pemilu 2002 dengan selisih kecil dengan PSD. PSD membentuk pemerintahan koalisi bersama dengan Partai Rakyat (CD–PP).
Pada bulan Juni 2004, PS memenangkan pemilu Parlemen Eropa dengan telak. Beberapa minggu kemudian, pemimpin PSD dan Perdana Menteri Durão Barroso mengundurkan diri untuk mencalonkan diri sebagai Presiden Komisi Eropa. Pada bulan Desember 2004, Presiden Jorge Sampaio memerintahkan pemilu pada tahun 2005. PS menang telak pada pemilu ini dengan mayoritas mutlak untuk pertama kalinya dalam sejarah PS. Jose Sócrates menjadi Perdana Menteri.
Pada tahun 2009, setelah 4,5 tahun berkuasa, PS kalah dalam pemilihan Parlemen Eropa. Namun, mereka memenangkan pemilu yang diadakan pada tanggal 27 September. Hanya saja, jumlah kursi yang diperoleh menurun. PS kemudian mengesahkan pernikahan sesama jenis.
Krisis keuangan tahun 2011 membuat Portugal terpuruk. Pemerintahan Sócrates memberlakukan pengetatan anggaran yang ekstrem. Pada 23 Maret 2011, seluruh partai oposisi di Parlemen menyatakan tidak mendukung kebijakan tersebut. Akhirnya Jose Sócrates mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri dan pemilu segera diadakan pada 5 Juni 2011.
Dalam pemilu tersebut, PS mengalami kekalahan besar dengan hanya memperoleh 28,1% suara, selisih 10% dengan PSD, yang membentuk pemerintahan koalisi dengan CDS-PP. Sócrates mengundurkan diri sebagai Sekretaris Jenderal pada malam pemilihan setelah PS memperoleh hasil terburuk sejak tahun 1987. Pada 23 Juli 2011, Antonio Jose Seguro terpilih sebagai pengganti Sócrates.
Di bawah kepemimpinan Seguro, PS memenangkan pemilihan daerah tahun 2013 dan menang lagi saat pemilihan Parlemen Eropa Mei 2014. Mereka memperoleh 31,5% suara dan aliansi PSD dan CDS-PP hanya memperoleh 28% suara. Hasil ini dinilai cukup mengecewakan bagi banyak anggota dan pendukung partai Sosialis. Pada 27 Mei, António Costa yang saat itu merupakan wali kota Lisbon, mengumumkan bahwa ia akan mencalonkan diri sebagai pemimpin Partai Sosialis.[8] Antonio José Seguro menolak untuk mengadakan kongres baru dan pemilihan pemimpin dan justru mengadakan pemilihan primer yang akan diadakan pada 28 September untuk memilih calon Perdana Menteri di pemilu tahun 2015.[9]