Parangina adalah desa yang berada di kecamatan Sape, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Dikelilingi beberapa bukit atau gunung yang dalam Bahasa Mbojo disebut "doro" sebelah selatan doro Monta, sebelah barat doro Kombo, doro Waduluba, dan doro Kari'i, serta sebelah utara doro Ompu Lia dengan diapit oleh dua sungai kecil sebelah selatan sungai utama yang bermuara ke laut di desa Bugis dan sebelah utara sungainya menyatu dengan sungai sebelah selatan di desa Sangia.
Hampir 100% warga di Desa Parangina beragama Islam. Dengan mata pencaharian penduduknya 80% petani dan 20% sebagai pedagang, PNS, pemerintahan, dll. Serta komoditas utama dari desa ini adalah bawang merah, padi, dan jagung.
Di Desa Parangina juga ditemukan salah satu prasasti batu bertulis atau yang populer dikenal dengan "Wadu Parapi". Pada batu tersebut bertuliskan sumpah Sultan Abdul Kahir 1 (Ruma Ma Bata Wadu, 1604 -1640 M).
Sudah banyak dari penduduk desa ini yang berhasil menjadi pejabat di daerah Bima dan sekitarnya, karena penduduk desa ini punya moto dan tujuan hidup "Mendahulukan Pendidikan dan Tabungan untuk Menunaikan Ibadah Haji". Maka tidak heran didesa ini jarang yang mempunyai mobil. Kunci warga desa Parangina menjadi penduduk yang bersahaja adalah tidak mengutamakan materi, tetapi pendidikan anak lebih penting.
Desa Parangina terdiri dari 5 Dusun yaitu Dusun Bou, Dusun Wodi, Dusun Due, Dusun Rona Masa, dan Dusun Saleko. Tempat pendidikan di desa ini meliputi TK Kuntum Mawar, SDN 8 Sape, SDN 9 Sape, SDN Inpres Parangina, dan SDN Inpres Boke.
Dusun Saleko merupakan dusun yang terpisah dari desa utama atau 4 dusun lainnya. Dusum ini dipisahkan oleh sungai sebelah selatan sehingga pada tahun 2019 masa kepemimpinan kepala Desa Ashar dibangun jembatan penghubung agar memudahkan akses masyarakat khususnya yang tinggal di Dusun Saleko.
Pada Tahun 2005 dan 2006 Desa Parangina mewakili Kabupaten Bima dalam lomba desa dan mendapat predikat juara 1 dan juara 3 pada lomba PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) pada saat kepala desanya dipimpin oleh M.YANI H. HUSEN.
Keindahan desa ini berawal dari kepala desa ISMAIL ABDUH, dia berjasa dalam mengubah pola pikir masyarakat dalam pelebaran gang ditengah kampung, dan penyeragaman pagar boling/pilar dijalan utama masuk desa. Pada era dia juga memiliki sebuah aturan tidak boleh main kartu bagi warganya, sehingga warga desa tidak banyak membuang waktu untuk Main kartu.
Pada Tahun 2014 warga Desa Parangina sudah berhasil menyelesaikan pembangunan Masjid yang sangat megah, setelah selama 10 tahun berjuang mengumpulkan dana dari masyarakat, pemerintah daerah, dan para donatur pada masa kepemimpinan Mustamin, SMHK, dan ketua panitia pembangunan masjid Fatahurrahman,S.Pd, M.Pd.
Pada bagian timur desa terdapat kuburan yang merupakan kuburan terbesar dan menjadi kuburan umum Kecamatan Sape, dimana kuburan ini menjadi perbatasan dengan desa Rai Oi.
Daftar nama kepala desa parangina
1. Abu Jabe
2. Muma
3. H. M.sidik
4. M.saleh H. Arsyad
5. Ismail Abduh
6. Mustamin
7. M.Yani H. Husen
9. M. Amin SMHK
10. Ashar
Untuk kebutuhan air bersih, dulu air dari mata air Jangka dialirkan pakai pipa ke rumah warga, namun sekarang air dari jo nangga dan sumber air sumur bor menjadi sumber air warga Desa Parangina.