Prof. Pantur Silaban, Ph.D. (11 November 1937 – 1 Agustus 2022) adalah seorang akademisi dan fisikawan Indonesia. Ia terakhir menjabat sebagai Guru Besar pada Kelompok Keahlian Fisika Teoretik Energi Tinggi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung.
Biografi
Pantur Silaban menjadi guru besar fisika diInstitut Teknologi Bandung sejak Januari 1995. Ia dikenal sebagai fisikawan pertama di Indonesia (bahkan Asia Tenggara) yang menekuni teori relativitas, khususnya relativitas umum.
Pada tahun 1967, 3 tahun setelah diangkat menjadi staf pengajar Fisika (1964), Pantur Silaban berangkat ke Amerika Serikat untuk belajar relativitas umum dan ia diterima di pusat kajian gravitasi Universitas Syracuse Diarsipkan 2012-02-12 di Wayback Machine. langsung di bawah bimbingan Peter Gabriel Bergmann dan Joshua N. Goldberg. Di sana Pantur Silaban memasuki isu paling hangat yakni mengawinkan Mekanika Kuantum dan Relativitas Umum untuk meminak Teori Kuantum Gravitasi. Itulah impian terkenal Albert Einstein yakni meramu keempat interaksi yang ada di alam semesta dalam satu formulasi yang gagal ia peroleh sampai akhir hayatnya: Grand Unified Theory. Pekerjaan ini diselesaikan dengan disertasi yang berjudul "Null Tetrad, Formulation of the Equation of Motion in General Relativity" pada tahun 1971.[2]
Setelah kembali ke Indonesia, Pantur Silaban menjadi orang pertama di Indonesia yang mempelajari relativitas Einstein sampai tingkat doktor. Sekian banyak makalahnya dimuat berbagai proceedings. Seniornya, Prof. Achmad Baiquni (almarhum), selalu menyebut nama Pantur Silaban sebagai otoritas bila menyinggung nama Einstein dan beberapa kali diundang sebagai pembicara di International Centre for Theoretical Physics (ICTP), Trieste, Italia, yang didirikan Nobelis Fisika, Abdus Salam. Pantur Silaban selalu mencermati indikasi akan keberhasilan Teori Kuantum Gravitasi hingga kini.
Di lingkungan keluarga ia menebang folklore, "rebung tak jauh dari rumpunnya".
Keempat putrinya, buah perkawinan dengan Rugun Lumbantoruan, merupakan sarjana dari perguruan tinggi negeri.
Anna Silaban lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran; Ruth Silaban dokter spesialis saraf lulusan Universitas Padjajaran; Sarah Silaban lulusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung dan magister Universitas Teknologi Chalmers, Swedia; dan si bungsu Mary Silaban adalah lulusan Teknik Geologi Institut Teknologi Bandung.
Penghargaan
Atas kontribusi Pantur Silaban dalam dunia sains, khususnya fisika, Freedom Institute - Center of Democracy, Nationalism, and Market Economy Studies menganugerahkannya Achmad Bakrie Award pada tahun 2009.[3]
Pranala luar
Referensi
|
---|
Umum | |
---|
Perpustakaan nasional | |
---|