Pantai Samas (bahasa Jawa: ꦥꦱꦶꦱꦶꦂꦱꦩꦱ꧀, translit. Pasisir Samas) merupakan salah satu pantai yang berada di deretan pantai sebelah barat Pantai Parangtritis. Lokasi Pantai Samas kurang lebih 14 km arah selatan Kota Bantul atau sekitar 35 km dari pusat Kota Yogyakarta, tepatnya di Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Daya Tarik
Pantai Samas terkenal dengan deburan ombaknya yang menggulung, angin lautnya yang kencang dan sebagai tempat persinggahan penyu-penyu langka seperti penyu sisik dan penyu hijau untuk bertelur. Selain itu, kawasan Pantai Samas juga memiliki delta-delta sungai dan danau air tawar yang membentuk telaga, Oleh Dinas Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta, telaga-telaga tersebut digunakan untuk pengembangan perikanan, penyu dan udang galah serta untuk lokasi pemancingan. Akan tetapi Pantai Samas memiliki bibir pantai ang agak curam sehingga berbahaya dan tidak disarankan untuk mandi di pantai.
Di pantai ini, sering diadakan ritual keagamaan oleh masyarakat Yogyakarta seperti Upacara Kirab Tumuruning Maheso Suro dan Labuhan Sedekah Laut.
Pesona Pengklik Pantai Samas
Meski pesona Pantai Samas sempat redup karena tertutup pantai-pantai baru di sekitarnya, namun kini Pantai Samas kembali hidup dengan adanya Pesona Pengklik Pantai Samas.
Pesona Pengklik berada di sebelah timur Pantai Samas dan menjadi primadona baru Pantai Samas. Memanfaatkan keindahan laguna atau pertemuan dua sungai, pengelola mendirikan beberapa fasilitas tambahan seperti perahu, kuliner terapung, tempat memancing, gardu pandang, wahana bermain, tambak udang, dan beberapa fasilitas lainnya yang akan membuat betah para pengunjung.
Pengunjung juga bisa menaiki perahu untuk berkeliling laguna Pantai Samas hanya dengan membayar Rp 10.000/orang. Jika sudah lelah berkeliling, pengunjung bisa beristirahat di gardu pandang yang berada di tengah kawasan Pantai Samas sambil menikmati berbagai jajanan dan kuliner Pantai Samas.
Konservasi penyu
Hamparan pasir Pantai Samas sering digunakan sebagai lokasi bertelur sejumlah penyu langka seperti Penyu hijau, Penyu sisik, Penyu belimbing, dan Penyu lekang.[1] Berburu telur-telur penyu di sepanjang hamparan pantai tersebut sering dilakukan oleh nelayan setempat untuk berbagai keperluan. Namun, atau prakarsa dan kesadaran sejumlah nelayan pantai Samas bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam Yogyakarta serta sejumlah lembaga swadaya lingkungan maka dibentuk Forum Konservasi Penyu Bantul dengan anggota para nelayan yang dulunya berburu telur panyu.[1]
Penyu-penyu sering mendarat di pantai Samas untuk bertelur. Forum ini menerapkan penetasan secara semi alami untuk telur-telur penyu yang akan menetas. Biasanya, oleh Forum Konservasi Penyu Bantul telur penyu yang telah diletakkan ke pasir oleh induknya akan dipindahkan ke sarang buatan.[1] Setelah menetas, anak penyu tersebut ditempatkan di kolam pemeliharaan yang dikelola Karena yang dilakukan adalah penetasan semi alami, maka pelepasan ke laut harus menunggu 3 bulan agar lebih kuat. Anak penyu yang ditempatkan di kolam pemeliharaan diberi pakan telur semut (kroto) atau ikan yang dicacah.[1] Setelah tiga bulan, penyu biasanya dilepas ke laut oleh murid-murid sekolah sebagai bagian dari pendidikan lingkungan, khususnya konservasi penyu.[1]
Akses ke Pantai Samas
Pantai Samas bisa dijangkau melalui dengan mengikuti jalan utama Jalan Bantul tanpa berbelok. Setelah melewati gapura retribusi Pantai Samas, ambil saja Jalan Jalur Lintas Selatan. Sampai di sisi timur sungai, pilih jalan kecil yang hanya bisa dilewati motor atau mobil. Sedangkan untuk kendaraan besar seperti bus, hanya bisa diparkir di pinggir Jalan Jalur Lintas Selatan.
Referensi
Pranala luar