Pagelaran adalah sebuah Kecamatan yang berada di, Kabupaten Pringsewu, Lampung. Pagelaran merupakan sentra penghasil ikan air tawar terbesar di Kabupaten Pringsewu. Kecamatan Pagelaran merupakan daerah yang cukup berkembang karena dilalui oleh Jalan Lintas Barat Sumatera, yang menghubungkan langsung ke Provinsi Bengkulu melalui Kabupaten Pesisir Barat.
Pagelaran memiliki iklim tropis seperti kota-kota di Indonesia pada umumnya di mana hanya ada dua musim dalam setahun yaitu musim hujan dan kemarau. Iklim di sini adalah tropis. Pagelaran adalah kota dengan curah hujan yang signifikan, bahkan di bulan terkering terdapat banyak hujan. Iklim di sini diklasifikasikan sebagai Iklim Hutan Hujan Tropis (Af) berdasarkan sistem Köppen-Geiger. Suhu rata-rata di Pagelaran adalah 26.1 °C. Total presipitasi/curah hujan di Pagelaran sebesar 2.410 mm yang jatuh setiap tahunnya. Bulan terkering adalah Juli, dengan 120 mm hujan. Hampir semua presipitasi/curah hujan di sini jatuh pada Desember, rata-rata 275 mm. April adalah bulan terhangat sepanjang tahun. Suhu di April rata-rata 26.5 °C. Januari adalah bulan terdingin, dengan suhu rata-rata 25.6 °C. Terdapat perbedaan dalam 155 mm dari presipitasi/curah hujan antara bulan terkering dan bulan terbasah. Sepanjang tahun, suhu bervariasi sebesar 0.9 °C.[11]
Pagelaran pada awal mulanya merupakan sebuah hutan yang ditumbuhi pepohanan yang besar. Zaman Kolonial Belanda merupakan cikal bakal terjadinya perpindahan penduduk ke Pagelaran. Tahun 1928 para koloni yang dibawa oleh Belanda dari Jawa kemudian ditempatkan di Desa Bagelen, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, selanjutnya para koloni bergerak menuju barat dan membuka hutan belantara di Pagelaran. Koloni tersebut berasal dari beragam tempat seperti Serang Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, serta Yogyakarta. Hutan yang telah dibuka kemudian dinamakan Pagelaran, dengan Kepala Kampung bernama Kiyai Glondong yang resmi menjabat sejak tahun 1930 hingga 1932. Pagelaran kemudian menjadi sebuah Kecamatan, salah satu Kecamatan terluas di Dati II Lampung Selatan. Tahun pada 21 Maret 1997 kemudian masuk Kabupaten Tanggamus dan pada 29 Oktober 2008 masuk dalam Kabupaten Pringsewu.