Padanaan adalah desa di kecamatan Paseh, Sumedang, Jawa Barat, Indonesia.
Selayang Pandang
Padanaan merupakan suatu desa yang terletak di kecamatan Paseh, kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Desa Padanaan ini merupakan suatu desa yang terletak di sebelah Selatan Desa Padaasih, Kecamatan Conggeang.
Sebelah Utara Desa Pasireungit. Adapun, batas sebelah Timurnya merupakan Desa Bugel, Kecamatan Tomo.
sementara batas Baratnya merupakan Desa Bongkok dan Desa Paseh Kidul.
Desa ini berjarak 5 km dari kecamatan Paseh yang dapat ditempuh sekitar 15 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor. Sedangkan dari kabupaten Sumedang berjarak 17 km serta dapat ditempuh sekitar 30 menit dengan kendaraan bermotor. Dan jarak Padanaan dari ibu kota provinsi jawa barat atau bandung ialah sekitar 65 km, dapat ditempuh sekitar 4 jam dengan kendaraan bermotor.
Desa Pandanaan termasuk desa yang strategis karena dilalui jalan yang merupakan salah satu jalan utama yang menghubungkan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Dan jalan tersebut merupakan sebuah sejarah pembangunan yang dulunya digunakan untuk transportasi utama di pulau Jawa yang dibuat oleh Deandles berkebangsaan Belanda. Rata-rata warga Pandanaan sekitar 60% bertani dan sebagiannya dengan berternak, membuat rumah produksi berupa makanan dan meubel.[1]
Geografis dan Topografi
Desa Padanaan merupakan wilayah perbukitan. Di desa ini terdapat beberapa bukit dan wilayah hutan. Keadaan tanah desa Padanaan merupakan tanah berbatu, dengan ukuran batu yang bervariasi. Kebanyakan wilayah desa Padanaan dimanfaatkan sebagai wilayah pemukiman dan lahan pertanian.
Desa Padanaan dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor seperti mobil, motor dan juga angkutan umum. Desa ini dilintasi oleh jalan yang menghubungkan Kota Sumedang dengan Cirebon. Hal tersebut mengakibatkan desa Padanaan ini mudah untuk dijangkau serta dilewati oleh banyak kendaraan yang melintas.
Dusun 2 di desa Padanaan pernah dilanda oleh bencana longsor yang mengakibatkan rusaknya rumah-rumah penduduk. Sementara itu, dikarenakan desa ini berada di dataran tinggi tidak pernah dilanda bencana banjir.
Demografis
Penduduk desa Padanaan ini kebanyakan berprofesi sebagai petani, baik sebagai buruh tani ataupun sebagai pemilik tanah lahan. Menurut informasi yang kami dapatkan desa Padanaan ini sebanyak 60 % penduduknya merupakan petani. Hal ini didukung dengan keadaan geografisnya yang kebanyakan berupa lahan pertanian. Selain petani penduduk Padanaan juga ada yang berprofesi sebagi pengrajin industri rumah tangga, pedagang keliling, peternak, pengusaha kecil dan menengah, karyawan perusahaan swasta, wiraswasta dan lain-lain.
Pendidikan
Dalam bidang pendidikan, di desa Padanaan terdapat dua jenis lembaga pendididikan, yaitu lembaga pendidikan formal umum dan lembaga pendidikan formal berbasis keagamaan islam. Lembaga pendidikan formal umum ada di desa Padanaan yaitu 2 Taman Kanak-Kanak (TK) dan 2 Sekolah Dasar (SD) dan lembaga pendidikan tersebut merupakan milik pemerintah. Sementara itu lembaga pendidikan formal keagamaan terdapat ada 5 lembaga pendidikan, yang terdiri dari 1 Madrasah Ibtidaiyah (MI), 2 Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan 1 pondok pesantren. Kelima lembaga pendidikan formal keagamaan tersebut merupakan milik swasta.
Perekonomian
Adapun dari ketiga dusun yang terdapat di desa Padanaan, terdapat satu suatu lembaga ekonomi dalam bentuk kopersai unit desa dan koperasi simpan pinjam.
Kebanyakan penduduk desa Padanaan bekerja sebagai petani. Sementara yang lainnya ada juga yang memiliki usaha produksi rumahan seperti kripik oncom, abon oncom, kripik singkong, kripik pisang kapas dan lain-lain. Produksi meubel merupakan produksi yang terbesar di daerah ini. Adapun rumah produksi ini mengambil pekerjanya kebanyakan dari masyarakat sekitar Padanaan sendiri.
Di satu sisi pisang merupakan hasil perkebunan yang cukup besar di Padanaan, tetapi di sisi lain produksi pisang kapas di Sidaraja Padanaan tidak mengambil bahan baku pisang dari desa mereka sendiri melainkan mereka mengambil dari luar desa. Hal tersebut juga terjadi pada produksi meubel di desa ini. Seorang pengusaha meubel yang kami temui mengakatakan tidak mendapat bahan dasar kayu dari hutan yang terdapat di daerah citatah di Padanaan. Sementara, ketika kami melaksanakan pengamatan di daerah dusun 2 jalan citatah kami menemukan suatu kegiatan pemangkasan pohon-pohon yang akan dijual keluar. Sebenarnya hutan yang dimiliki oleh desa Padanaan merupakan suatu potensi yang cukup besar, hanya saja belum dapat dimanfaatkan oleh rumah produksi mebeul di sekitar desa tersebut.
Kesehatan
Lembaga kesehatan yang terdapat di desa Padanaan ada yang berupa puskesmas pembantu, posyandu serta puskesdes. Puskesmas pembantu berjumlah sekitar 1 unit, posyandu 8 unit serta poskesdes 1 unit.
Menurut profil desa jumlah keluarga yang memiliki WC yang sehat ialah sekitar 1400 keluarga, jumlah keluarga yang memilki WC yang kurang memenuhi standar kesehatan sekitar 9 keluarga, jumlah keluarga biasa buang air besar di sungai/parit/kebun/hutan sekitar 47 keluarga, dan jumlah keluarga yang menggunakan fasilitas MCK umun sekitar 40 keluarga. Jeungjing misalnya merupakan sebuah wilayah yang kebanyakan penduduknya masih membuang air kecil dan besar di sembarang tempat.
Menurut informasi yang kami dapatkan, masih ada masyarakat Padanaan yang pergi berobat ke dukun terlatih serta paranormal walaupun jumlahnya tidak banyak. Adapun kebanyakan penduduk Padanaan memilih untuk pergi berobat ke dokter, puskesmas, mantri kesehatan, perawat, bidan serta posyandu.
Di desa Padanaan ini masih terdapat balita bergizi buruk. Hal tersebut disebabkan salah satunya karena terpencilnya beberapa pemukiman, diantaranya Cibodas dan Jeungjing.
Potensi Desa
Desa Padanaan merupakan desa yang memiliki potensi besar dalam hal pertanian. Hal tersebut didukung oleh luasnya wilayah persawahan dan perkebunan di desa Padanaan ini. Dari luas total desa Padanaan yaitu 803,140 ha/m2, 391,845 ha/m2 merupakan wilayah persawahan dan 60,000 ha/m2 merupakan wilayah perkebunan.
Di wilayah Sidaraja Dusun 3, Desa Padanaan, terdapat sedikitnya 3 usaha kecil industri rumahan yang memproduksi makanan ringan, diantaranya:
- Keripik oncom, Abon oncom.
- Keripik pisang kapas.
- Keripik singkong.
- Telor ayam arab.
- Emping melinjo.
Adapun produksi rumahan pangsa pasarnya ini belum bisa mencapai luar jawa, misalnya keripik oncom terutama di pasarkan di daerah Sumedang, hanya sedikit produksinya yang mencapai Jakarta. Berbeda halnya dengan keripik pisang yang pemasarannya berhasil mencapai Tegal walaupun belum dapat menembus pasaran di Luar Jawa. Lain halnya lagi dengan keripik singkong yang hanya di prooduksi di daerah Paseh dan terutama di warung – warung setempat. Tetapi hal ini tidak menunjukan tidak adanya usaha untuk menembus pasar yang lebih luas lagi, adapun kendala yang dihadapi, bahan baku yang akan di produksi sangat sulit, karena bahan baku tersebut sulit didapat seperti kacang, sebagai bahn dasar pembuatan oncom yang di dapat bukan dari Desa Padanaan, akan tetapi bahan tersebut didapat dari luar desa, karena tidak adanya pertanian kacang di desa ini.
Kelangkaan bahan baku juga disebabkan oleh faktor cuaca dan juga mereka yang memproduksinya mendapatkan bahan tersebut dari agen-agen tertentu. Kendala dalam permodalan usaha dikarenakan peminjaman dana yang dibutuhkan dari bank BRI dengan bunga yang memberatkan bagi mereka, oleh sebab itu hal tersebut menjadikan beban dalam keuangan industri rumah tersebut.
Dusun Nyalindung – Padanaan – Paseh – Sumedang
Konon katanya mengapa dusun ini diberi nama Dusun Nyalindung adalah karena pada zaman dahulu terjadi peperangan dan dusun ini dijadikan tempat pelarian / persembunyian, makanya diberi nama dusun Nyalindung. Dan terbukti, sampai saat ini, dusun Nyalindung penduduknya rata-rata bukan penduduk asli, tetapi kebanyakan mereka adalah pendatang.
Dusun ini terdiri dari 13 RT dan 3 RW, diantaranya Sukamaju, Warung Buah, Tagog, Nyalindung Kidul, Nyalindung.
Mata pencaharian orang-orang di dusun ini antara lain dari kayu, pertanian, peternakan sapi dan kambing. Keadaan ekonomi masyarakat disini terhitung kurang.
Di dusun ini tersedia fasilitas kesehatan yaitu puskesmas dan saat ini sedang dibangun posyandu.
Agama mayoritas orang di dusun ini adalah islam. Didusun dimana sering diadakan pengajian rutin untuk kalangan ibu-ibu, yaitu pengajian mingguan setiap hari Rabu sore di Mesjid Raya Nyalindung dan pengajian bulanan setiap hari Rabu pagi Minggu ketiga.
Pemuda di dusun ini juga mempunyai kegiatan rutin diantaranya kerja bakti, voli, dan sepak bola.
Fasilitas pendidikan di dusun ini ada PAUD/TK, SD Inpres, dan Madrasah.
Mayoritas penduduk di sini lulusan SMA. Di dusun ini juga kebanyakan pengangguran karena malas bekerja dan gengsi, padahal lahan pertanian mereka sudah tersedia.
Para petani di dusun ini kebanyakan mereka mengurus sawah sendiri, tetapi ada juga yang menggunakan jasa buruh untuk menggarap sawah mereka dan hasilnya dibagi dua, yang tidak menggunanakan jasa buruh mereka beralasan hasil panen akan habis untuk membayar jasa buruh tersebut. Ada juga sebagian penduduk yang merantau ke kota untuk memperoleh penghasilan.
Perairan untuk sawah didapat dari air hujan atau dari Cisaleuh, ada juga yang menggunakan PAM tapi tidak mencukupi.
Masalah yang belum teratasi yaitu tentang pertanian para petani dusun ini sudah dua sampai tiga kali musiman mengalami kerugian karena terkena penyakit yaitu hama ulat dan keong kadang-kadang para petani tidak panen sama sekali padahal biasanya hasil panen mereka jual.
Di sini juga terdapat beberapa pohon yang terkenal yang membawa untung penduduku atau petani di dusun ini yaitu pete dan mangga. Pohon mangga kebanyakan sistemnya di kontrakan seharga sekian dan yang merawat pohon tersebut biasanya adalah orang yang mengontrak pohon mangga itu sendiri. Supaya pohon mangga itu terus berbuah digunakan sistem semprot sehingga hasilnya menguntungkan. Setelah pohon itu dipanen, kemudian disemprot lagi beberapa kali lagi sehingga berbuah dan dipanen dan terus seperti itu.
Usaha yang terdapat di dusun ini adalah usaha meubel. Dasar modal untuk usaha meubel ini mereka dapat dari pinjaman bank. Dulu perusahaan di meubel ini banyak, akan tetapi sekarang hampir tidak ada, dan hanya tersisa 1 pengusaha meubel. Usaha meubel tersebut berkurang karena modal yang dibuthkan cukup besar dan modal tersebut lama kelamaan habis.
Dusun Citatah - Padanaan - Paseh-Sumedang
Di Dusun Babakan Citatah terdapat tempat pemotongan kayu yang hasil kayunya dibuat untuk kerajinan kayu . di Babakan Citatah jg terdapat peternakan domba dalam jumlah yang tidak terlalu besar namun hasilnya bisa membantu kesejahteraan masyarakat. Meskipun dusun Babakan citatah mempunyai peternakan sebagai mata pencahariannya, namun sektor terbesar mata pencaharian penduduk tetap di bidang pertanian, karena di Dusun Babakan Citatah masih banyak terdapat daerah pesawahan yang dikelola dengan baik. Dusun babakan Citatah mempunyai kendala di bidang air yaitu air yang mengalir kurang bersih. Dusun Babakan Citatah tidak mempunyai sekolah. Anak-anak dusun ini biasanya ikut ke dusun tetangga untuk bersekolah. Dusun ini hanya mempunyai MTS (sekolah agama dan pengajian). Pengajian rutin biasanya dilakukan setiap hari selasa dan hari jumat. Dusun Babakan Citatah tidak mempunyai home industry .
Dusun Kebon Cau- Padanaan - Paseh - Sumedang
Di Dusun Kebon Cau pun tidak jauh berbeda dengan Dusun Babakan Citatah. Di Dusun kebon Cau pun yang menjadi andalan utama adalah di sektor pertanian. Dusun Kebon Cau pun tidak mempunyai sekolah dan anak-anak yang akan bersekolah pun biasanya ikut ke dusun tetangga untuk bersekolah. Di Dusun kebon cau pun sama dengan Dusun Babakan Citatah yaitu memiliki kendala di bidang air . air yang mengalir di dusun tergolong kurang bersih. Desa kebon cau belum memiliki puskesmas, namun dusun ini mempunyai puskesdes dan posyandu . Dusun Kebon Cau tidak mempunyai home industry
Dusun Sidaraja- Padanaan -Paseh- Sumedang
Dusun Sidaraja memiliki fasilitas pendidikan dasar yakni Sekolah Dasar Sidaraja, SD ini berdiri sejak tahun 1957 yang terletak di belakang kantor kepala desa Padanaan, sekarang SD ini memiliki 16 guru dengan status 12 orang pegawai negeri sipil dan 4 orang sebagai guru honorer dengan kepala sekolah bernama Bpk.Suharno,Spd. Jumlah murid yang ada di sekolah dasar ini untuk saat ini berjumlah 239 murid.
Saat ini SDN. I Sidaraja mendapat predikat peringkat ke- 3 di kecamatan paseh, karena setiap tahun jumlah kelulusan siswa mencapai 100 % . Dalam hal pendanaan operasionalnya dibantu dengan program BOS (biaya operasional sekolah), fasilitas di SD ini yaitu perustakaan dengan jumlah buku sebanyak 2.550 buah, juga mendapat sumbangan dari dana BOS dan adapula UKS (Unit Kesehatan Sekolah), yang dapat digunakan untuk siswa serta guru-guru. Selainr kegiatan formal KBM ada juga kegiatan ekstrakurikuler diantaranya klub sepak bola, pramuka, dokter kecil dan kesenian (angklung). Ditiap tahun SD ini biasanya melakukan berbagai pementasan yang biasanya dilakukan pada HUT PGRI dan Kenaikan Kelas.
Untuk fasilitas pendidikan menengah pertama di Sidaraja terdapat lembaga pendidikan menengah setara SMP yaitu MTs Ma’arif yang di naungi dibawah Departemen Agama Republik Indonesia yang berdiri sejak tahun 1968 dan telah di renovasi pada tahun 2005. Dalam kegiatan opersionalnya MTs ini dibantu oleh Program BOS (Biaya Operasional Sekolah) yang sangat membantu dalam mewujudkan WAJAR DIKDAS (Wajib Belajar) 9 Tahun. Untuk tahun 2011 MTs ini mempunyai jumlah murid 142 orang dengan tenaga pendidik 26 orang.
Selain Sidaraja ada dua wilayah lainnya di dusun Sidaraja ini, yaitu Baon dan Cibodas.
Dusun Cibodas- Padanaan-Paseh-Sumedang
Cibodas adalah wilayah yang paling jauh dari dua wilayah lainnya. Letak desa Cibodas bersebrangan dengan Sidaraja dan Baon. Untuk menempuh desa Cibodas dibutuhkan waktu 30 menit dari jalan Raya. Jalan menuju cibodas merupakan jalan setapak yang hanya dapat dilewati oleh motor. Sepanjang jalan menuju Cibodas terdapat persawahan, oleh karena itu masyarakat di desa Cibodas adalah petani. Menurut hasil wawancara dengan ibu RT ( Rukun Tetangga),desa Cibodas memiliki Posyandu yang cukup aktif. Setiap bulan ada penyuluhan yang dilakukan oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan Sumedang. Usia dominan di desa ini yaitu usia produktif. Selain bertani, masyarakat di desa ini bekerja sebagai pengrajin meubel. Media komunikasi yang ada hanya telepon genggam. Listrik baru masuk pada tahun 1997. Desa ini tidak memiliki Home Industri, semuanya tergantung penyaluran desa. Di ciboas terdapat pula fasilitas pendidikan dasar yaitu Madrasah Ibtidaiyah yang statusnya setara dengan Sekolah Dasar, sebagian besar siswa dan tenaga pengajarnya berasal dari wilayah Cibodas.
Referensi
Pranala luar