Udi dianggap sebagai penerus utama suku kuno Albania Kaukasia. Menurut penulis klasik, Udi mendiami wilayah Kaukasus timur di sepanjang pantai Laut Kaspia, di wilayah yang membentang hingga Sungai Kura, serta kawasan kuno Utik. Saat ini, sebagian besar orang Udi adalah penganut Gereja Ortodoks Timur, sementara yang lain masih berupaya mempertahankan Gereja Albania Kaukasia. Kebudayaan mereka telah berubah menyesuaikan budaya Armenia, Iran, dan Turki.[4]
Udi pertama kali disebutkan oleh Herodotos dalam buku Historia (abad ke-5 SM). Yang menceritakan Pertempuran Marathon, selama perang Yunani-Persia (490 SM), di mana tentara Udi juga berperang sebagai bagian dari sembilan satrap di tentara Persia. Udi juga disebut dalam buku Geographica karya penulis Yunani kuno Strabo (abad ke-1 SM) saat menerangkan Laut Kaspia dan Albania Kaukasia.
Istilah etnis "Udi" disebutkan pertama kali dalam Naturalis Historia oleh penulis Romawi Kuno Plinius Tua (abad ke-1 M). Informasi lebih lanjut tentang orang Udi dapat ditemukan dalam buku-buku karya Klaudius Ptolemaeus (abad ke-2), Gaius Asinius Quadratus dan banyak penulis lainnya. Sejak abad ke-5, masyarakat Udi sering disebut dalam sumber-sumber Armenia. Informasi lebih lengkap diberikan dalam The History of Aluank[5] oleh Movses Kagancatvasiy. Suku Udi dianggap sebagai salah satu suku Albania yang paling dominan[6] dan dianggap sebagai pemimpin negara Albania Kaukasus. Bizantium bekerja sama secara ekstensif dengan pemimpin mereka Sandilch di paruh kedua abad ke-6.
Dua ibu kota Kaukasia Albania adalah Kabalak (juga disebut Kabalaka, Khabala, Khazar, sekarang Qabala) dan Partav (juga disebut Partaw, sekarang Barda). Mereka menduduki wilayah yang luas dari tepi Laut Kaspia hingga Pegunungan Kaukasus, di tepi kiri dan kanan Sungai Kura. Salah satu daerah di daerah ini bernama "Utik". Setelah penaklukan Albania Kaukasia oleh orang Arab, populasi dan wilayah kekuasaan Udi berkurang secara bertahap.
Desa Udi
Hingga tahun 1991, desa utama Udi adalah Vartashen dan Nij di Azerbaijan, serta desa Zinobiani di Georgia. Di masa lalu, orang Udi juga tinggal di Mirzabeily, Soltan Nuha, Jourlu, Mihlikuvah, Vardanli (sekarang Kərimli), Bajan, Kirzan, dan Yenikend, di masa sekarang mereka kebanyakan berasimilasi dengan orang-orang Azerbaijan.[7]
Vartashen adalah sebuah desa Udi, di mana dialek Vartashen dari bahasa Udi digunakan oleh sekitar 3000 orang pada tahun 1980-an. Orang Udi dari Vartashen adalah anggota Gereja Apostolik Armenia dan memiliki nama keluarga Armenia. Selama konflik Nagorno-Karabakh, orang Udi beserta warga Armenia terusir ke Armenia.[8] Sekitar 50 orang Udi bertahan di tengah-tengah sekitar 7000 warga Azeri di kota Vartashen yang namanya diubah menjadi Oğuz.[9]
Saat ini, satu-satunya tempat pemukiman Udi yang terkonsentrasi adalah desa Nij di Azerbaijan dan desa Zinobiani di Georgia, yang didirikan oleh pengungsi Udi dari Vartashen pada tahun 1920-an.[9][7]