Lukisan tersebut mencerminkan penguasaan Bruegel dalam hal observasi. Setiap figur memiliki kelainan mata yang berbeda, termasuk leukoma kornea, atrofi bola mata, dan mata yang diangkat. Para pria mengangkat kepala mereka tinggi-tinggi untuk memanfaatkan indra mereka yang lain dengan lebih baik. Komposisi diagonal memperkuat gerakan tidak seimbang dari enam figur yang jatuh secara berurutan. Karya ini dianggap sebagai mahakarya karena detail dan komposisinya yang akurat. Salinannya mencakup versi yang lebih besar oleh putra Bruegel, Pieter Brueghel the Younger, dan karya tersebut telah mengilhami karya sastra seperti puisi karya Charles Baudelaire dan William Carlos Williams, serta novel karya Gert Hofmann.
Bruegel melukis Orang Buta setahun sebelum kematiannya. Lukisan itu bernada getir dan sedih, yang mungkin terkait dengan pembentukan Dewan Masalah pada tahun 1567 oleh pemerintah Belanda Spanyol. Dewan tersebut memerintahkan penangkapan dan eksekusi massal untuk menegakkan kekuasaan Spanyol dan menekan Protestanisme. Penempatan Gereja Santa Anna di desa Sint-Anna-Pede telah menimbulkan interpretasi pro dan anti-Katolik, meskipun tidak jelas apakah lukisan itu dimaksudkan sebagai pernyataan politik.
Deskripsi
Lukisan tersebut menggambarkan sekumpulan enam pria tuna netra. Mereka melintas sepanjang tempat yang dibatasi oleh sungai di satu sisi dan desa dengan gereja di sisi lain.[1] Pemimpin kelompok tersebut jatuh pada bagian pundaknya di parit dan, karena mereka semua terhubung oleh tongkat-tongkat mereka, nampak nyaris berderet menyertainya.[2] Sekawanan sapi berdiri di latar belakang.[3]
Bruegel mendasarkan karyanya pada perumpamaan Alkitab orang buta menuntun orang buta dari Matius 15:14,[a] kala Yesus menyinggung soal orang-orang Farisi.[4] Menurut kritikus seni Margaret Sullivan, audien Bruegel nampak familiar dengan sastra klasik sebagaimana dengan Alkitab. Erasmus menerbitkan Adagia pada dua tahun sebelum lukisan Bruegel, dan berisi kutipan "Caecus caeco dux" ("orang buta menuntun orang buta") dari penyair Romawi Horace.[5] Bruegel meluaskan dua pria buta dalam perumpamaan tersebut menjadi enam; mereka berbusana bagus, alih-alih memakai busana petani yang khas dengan karyanya.[6] Wajak pria buta pertama tak nampak; pria kedua terpelintir kepalanya kala ia jatuh, mungkin untuk menghindari mendarat dengan wajah terlebih dahulu. Pria ketiga memakai tameng pundak, pada kakinya memakai pelindung lutut dan wajah menghadap ke udara, mengarahkan tongkatnya kepada pria kedua, yang ia tarik. Yang lainnya samar, namun nasib yang sama nampak ditunjukkan.[7]
Wajah dan tubuh pria buta tersebut, dan detail latar termasuk gereja, digambar dengan detail murni secara khusus.[8] Postur jatuh pada bagian punggung dari pemandunya mendemonstrasikan kehandalan pengedepanan oleh Bruegel.[2] Setting Bruegel bersifat fiksi,[b] namun latar Orang Buta Menuntun Orang Buta teridentifikasi[8] sebagai desa Sint-Anna-Pede,[9] dan gerejanya sebagai Gereja Santa Anna.[10]
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan