Gert Hofmann merupakan seorang novelis sekaligus penulis drama yang berasal dari Jerman.[1] Dia dilahirkan di Limbach, Saxony, Jerman pada 29 Januari 1931 dan wafat pada 1 Juli tahun 1993 di Erding, Bavaria, dekat Munich, Jerman. Gert dikenal sebagai novelis yang mengungkapkan nilai moral dan resonansi Nazisme sesudah perang di Jerman.[2] Dia juga dikenal sebagai profesor sastra Jerman modern.
Gert Hofmann menikahi Eva Thomas tahun 1955. Mereka mempunyai satu anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Anaknya yang laki-laki bernama Michael Hofmann mengikuti jejaknya, baik dalam bidang akademisi maupun kesastraan. Michael terkenal sebagai dosen sekaligus penulis puisi atau penyair.[3]
Karier
Gert mempelajari penerjemahan dan interpretasi, bahasa dan sastra Jerman, serta sosiologi di Universities of Leipzig dan Freiburg. Dia memperolah gelar doktor pada 1957. Dia bersama keluarganya pindah ke Freiburg tahun 1951. Sejak tahun 1961, dia mengajar di berbagai universitas di luar Jerman, seperti Austria, Inggris, dan Amerika Serikat.
Pernah memberi kuliah, antara lain, di Toulouse, Bristol, Yale, dan Berkeley, membuat ia menetapkan kariernya di universitas. Namun, kenyataan itu menyebabkan ia untuk mencari karier yang lebih menantang.
Bereksperimen bukanlah tujuan Gert sebagai seorang penulis walaupun pilihan pertamanya di drama radio telah menjadi bidang yang jelas untuk mencoba-coba dalam berkreasi, terutama di Jerman. Dia kemudian menetap di Erding pada tahun 1981 setelah memutuskan untuk berkarier di bidang sastra.
Karier sebagai Penulis Sandiwara
Selama bertahun-tahun, dia menulis naskah teater dan sandiwara radio yang memperkenalkan soal nilai moral dan minatnya, terutama dalam bidang sosial. Kemampuan inilah yang memperkaya penulisan karya fiksinya, terutama dalam dialog. Sejak awal tahun 1960-an, Gert mulai menancapkan reputasinya sebagai penulis yang ahli di bidang sandiwara dan drama radio.
Salah satu dramanya bahkan diangkat menjadi film pendek, berjudul Our Man in Madras pada tahun 2014. Film yang disutradarai Kevin Hoffer ini kisahnya berasal dari drama satu babak yang ditulis oleh Gert dengan judul yang sama pada tahun 1965 dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1969. Drama ini ditulis oleh Gert pada awal kariernya. Dia kemudian menjadi novelis ternama dengan sederet prestasi dan penghargaan di bidang sastra selama perjalanan kariernya.
Naskah drama ini kemudian diadaptasi oleh Paul McKinney yang turut berperan sebagai tokoh utama dalam film tersebut. Jim Seig adalah nama tokoh utama yang bekerja di perusahaan besar sebagai manajer sumber daya manusia (SDM). Dikisahkan dalam film itu, bahwa telah terjadi sebuah tragedi yang cukup masif di India. Jim pun menyadari satu hal. Ia mungkin saja dapat memanfaatkan kejadian itu untuk meraih puncak kesuksesan dalam kariernya.
Film ini dirilis pada 26 Juli 2014 di pembukaan Los Angeles International Short Film Festival.[4] Paul McKinney tertarik untuk mengangkat kisah drama ini sebagai dasar filmnya. Maka itu, dia meminta izin kepada Michael Hofmann untuk menggunakan karya ayahnya.[5]
Karier sebagai Novelis
Pada tahun 1980-an, banyak pencapaian yang telah ia lakukan. Dia telah menulis naskah sandiwara radio, memenangkan penghargaan internasional, antara lain, di Amerika Serikat, Praha, dan Italia. Namun, Gert masih mencari sesuatu yang diklaimnya sebagai sedikit hubungan sementara dengan audiensnya. Maka itu, pada tahun 1980, dia memublikasi novel pertamanya.
Dia pun mulai menikmati reputasinya sebagai novelis setelah itu. Novel pertamanya, Die Denunziation terbit tahun 1979. Novel itu menampilkan kenangan dua orang bersaudara yang terlibat dalam kejahatan perang. Tak lama kemudian, pada tahun 1980, dia menerbitkan novel keduanya, Die Fistelstimme atau “The Falsetto”, yang berisi monolog seorang profesor.
Karya-karya
Die Fistelstimme adalah salah satu judul novel Gert. Novel ini mempunyai pola yang selaras dengan kehidupan pribadi Gert. Tokohnya adalah seorang dosen atau pengajar di sebuah universitas. Gert juga merupakan seorang dosen di kota yang sama dengan tokoh yang ada dalam cerita. Novel itu dianggap menjadi tumpang tindih antara autobiografi dan kisah fiksi. Namun, ketumpangtindihan ini lebih menipu daripada kenyataan yang ada. Narator atau sang pencerita bisa memberi jarak dalam karyanya. Kecenderungan inilah yang kemudian memunculkan pertanyaan terhadap sebuah pengalaman dibandingkan sekadar melaporkannya.
Novel lainnya membuat ia memenangkan Doblin Prize pada tahun 1982. Novel ini diterjemahkan pertama kali dalam bahasa Inggris dengan judul The Spectacle at the Tower. Latar tempatnya yang eksotis, warna yang dihadirkan cukup mencolok, dan dipenuhi simbol menjadi kekuatan novel ini.
Dengan perubahan besar dalam kedua novel ini, Gert telah melangkah jauh dari kisah tokoh utama dalam novel pertamanya. Bahkan, keberagaman tema ini disusul dengan penerbitan karya Gert selanjutnya.
Pada karya berikutnya, tema pun berubah. Pertama kali dipublikasikan pada tahun 1984, yang kemudian diterjemahkan sebagai Our Conquest. Kali ini dia menggunakan sudut pandang seorang anak dan mengambil latar waktu tahun 1945. Novel ini kemudian dianggap sebagai novel yang memuat fakta biografi Gert. Tahun 1945 adalah tahun yang sama saat dia masih seorang anak. Namun, hal ini hanya untuk mengalihkan perhatian dari keragaman dan kekompleksan isi serial novel ini berikutnya.
Karya lainnya adalah Der Kinoerzähler yang terbit tahun 1990. Cerita fiksi yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris menjadi The Film Explainer ini mengungkapkan kisah fiksi seorang tokoh bernama Karl Hofmann. Dia adalah seorang pria miskin yang harus berjuang untuk menghidupi keluarganya, sedangkan di sisi lain dia juga harus mempertahankan martabatnya karena bekerja dalam produksi film bisu di Jerman selama tahun 1930 hingga tahun 1940-an.
Honoré de Balzac dan Casanova adalah dua figur sejarah yang terdapat di empat cerita milik Gert, yakni Gespräch über Balzacs Pferd. Cerita yang dalam bahasa Inggris berjudul Balzac’s Horse and Other Stories ini terbit tahun1981.
Sebenarnya, Gert juga menulis novel bertema tragedi dan horor, seperti Auf dem Turm atau The Spectacle at the Tower pada 1982 dan Unsere Eroberung atau Our Conquest (1984).
Karya-karya pentingnya, antara lain:
- Der Blindensturz atau The Parable of the Blind (1985),
- Veilchenfeld atau “Field of Violets” (1986),
- Fuhlrotts Vergesslichkeit atau “Fuhlrott’s Forgetfulness” (1981),
- Vor der Regenzeit atau Before the Rainy Season (1988), dan
- Koleksi esai berjudul Tolstois Kopf atau “Tolstoy’s Head” (1991).
Kontroversi
Dalam Veilchenfeld (terbit tahun 1986) dan narasi di novel Unsere Eroberung ("our conquest", tahun 1984), Gert menghadapi isu kontroversial sosialisme nasional dari sudut pandang seorang anak yang menjadi saksi peristiwa pemusnahan massal dan kematian filsuf Yahudi, Veilchenfeld.
Pendeskripsian mengenai kekejaman yang nyata dan teknik penceritaan yang kuat membuat Gert disejajarkan dengan Thomas Bernhard. Ada skeptisme yang dominan dalam karyanya, tetapi di sisi lain ada kejujuran seorang optimis dan kekuatan untuk selalu berkaitan secara politik.
Di antara penulis-penulis Jerman tahun 1980-an, Gert menjadi penulis yang ‘diakui’ sekaligus ‘tidak terlihat’. Para kritikus menganggap keberadaan Gert karena sederet prestasi di bidang sastra yang ia torehkan, antara lain, the Independent Foreign Fiction Award pada 1996 untuk “The Film Explainer.”
Dia bahkan mendapat banyak pujian atas karya-karyanya. Tak hanya itu, ia juga sangat produktif. Namun, dia tidak mengikuti tren yang berkembang saat itu dan tidak menentukan apa pun. Gert tidak berupaya untuk menonjolkan dirinya sendiri. Namanya sebagai sastrawan pun dapat dikenal melalui karya-karyanya. Dia tidak pernah menjadi figur publik, apalagi di Jerman yang cenderung mengangkat para penulis menjadi tokoh masyarakat.
Gert memilih tidak menunjukkan dirinya ke hadapan publik untuk membicarakan proses kreatif karyanya. Ia bahkan enggan berpidato. Mengapa Gert tidak mendapat tempat yang mudah dikenali di kancah kesastraan Jerman itu dijelaskan pada fakta bahwa tidak ada satu pun yang abadi dalam suatu perkembangan.[6]
Karyanya mempunyai karakteristik, yaitu berfokus pada teknik penceritaan untuk menghasilkan aksi atau tindakan seminimal mungkin. Dia menjadi terkenal pada tahun 1960-an lewat naskah sandiwara dan drama radio. Dia pun mendapat pengakuan internasional melalui Hochzeitsnacht ("wedding night", 1967).
Masa lalu yang menghantui Jerman menjadi obsesi Gert dalam penulisan karyanya. Tidak ada penulis Jerman dalam tahun-tahun sesudah perang yang mengambil banyak unsur dari ‘kerusakan’ seperti Gert.
Referensi