Orang Amerika Latin adalah penduduk yang mendiami negara-negara di Amerika Latin yakni, Amerika Tengah dan Amerika Selatan yang berbicara dalam kelompok bahasa Roman, yaitu bahasa Spanyol dan Portugis, baik sebagai bahasa resmi atau bahasa kedua.[1] Negara-negara ini secara historis pernah dijajah oleh Spanyol dan Portugis, sehingga aspek-aspek budaya kedua negara bercampur dengan budaya rakyat asli. Rakyat di negara yang tidak berbahasa Roman tidak dikategorikan sebagai orang Amerika Latin, walaupun berada di lingkup geografi yang berdekatan seperti Suriname dan Guyana.
Sebagian besar negara-negara Amerika Latin mewarisi sistem kelas berdasarkan keturunan dimana orang kulit putih berada di kelas teratas, tetapi jumlahnya sedikit. Rakyat berdarah campuran di kelas menengah dan orang Indian dan kulit hitam di lapisan paling bawah. Namun saat ini, posisi sosial tidak lagi ditentukan dari faktor keturunan. Orang Indian, orang kulit hitam, dan orang berdarah campuran tidak melulu dikategorikan sebagai status rendahan. Di Brasil dan Hindia Barat, banyak orang kulit hitam mumpuni di bidang seni, bisnis, politik dan ilmu pengetahuan. Di Mexico, punya darah Indian merupakan kebanggan bagi banyak orang. Di sisi lain, jadi kulit putih tidak selalu menjamin posisi sosial yang tinggi. Orang kulit putih kini bisa dijumpai di semua kelas, dengan persentase tertinggi terdapat di negara-negara yang berpopulasi Indian dan kulit hitam yang kecil.
Orang Indian, adalah penduduk asli Amerika Latin sejak ribuan tahun setelah bermigrasi dari Amerika Utara. Mereka dapat ditemukan di seluruh wilayah sebelum kedatangan bangsa Eropa di akhir 1400-an. Bangsa Aztec, Inca, dan Maya adalah contoh-contoh orang Indian berkebudayaan tinggi. Orang Eropa menjajah sebagian besar wilayah Amerika Latin dan memaksa warga asli bekerja di pertambangan dan perkebunan. Jutaan meninggal karena perlakuan buruk, perang, atau penyakit yang ditularkan orang Eropa. Di beberapa daerah, populasi Indian hampir punah. Mereka yang bertahan naik ke dataran tinggi atau masuk ke hutan belantara. Orang Indian paling besar persentasenya di Bolivia, Equador, Guatemala, dan Peru.
Orang kulit hitam, adalah keturunan Afrika yang dibawa sebagai budak dari tahun 1500-an sampai 1800-an. Jutaan dari mereka pada awalnya dipaksa bekerja di perkebunan Hindia Barat, pesisir Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Warga kulit hitam kini paling banyak persentasenya di Barbados, Haiti dan Jamaika. Kawasan Hindia Barat, dataran rendah tengah dan selatan daratan utama juga memiliki populasi keturunan Afrika yang besar.
Orang berdarah campuran, adalah keturunan kawin campur selama berabad-abad antara orang Eropa, Afrika dan Indian. Hasilnya, sebagian besar penduduk Amerika Latin adalah keturunan darah campuran. Kelompok terbesar adalah mestizo, keturunan Indian dan Eropa dan mulatto, keturunan Eropa dengan Afrika. Mestizo adalah warga mayoritas di El Salvador, Honduras, Nicaragua, Kolombia, Mexico, Paraguay dan Venezuela. Sementara mulatto juga banyak di Brasil, Panama dan Hindia Barat.
Orang Asia, adalah keturunan warga Asia yang berimigrasi ke Amerika Latin yang sebagian besar tiba pada abad 19 sampai ke-20. Keturunan Asia yang besar adalah Tionghoa, Jepang, India, Korea, dan Filipina. Keturunan Tionghoa, Korea, India dan Jepang tinggal di hampir seluruh negara Amerika Latin. Populasi keturunan Jepang di Brazil merupakan komunitas Jepang terbesar di luar negeri asalnya.[2]
Populasi
Amerika Latin memiliki populasi lebih dari 562.000.000 jiwa (tahun 2010), peningkatan 3 kali lipat semenjak tahun 1960.
Lonjakan jumlah penduduk diakibatkan tingkat kelahiran yang tinggi dan perbaikan sistem kesehatan sehingga angka kematian ikut menurun. Diperkirakan 1/3 penduduk Amerika Latin di bawah usia 15 tahun.
Luas Amerika Latin adalah 8 juta km² dengan sebaran penduduk tak merata. Kepadatan 27 orang per km². Kawasan tengah dan selatan berpenduduk sedikit atau tak berpenghuni yang diselimuti hutan lebat. Padang rumput, padang pasir kering, pegunungan tinggi juga jarang didiami. Konsentrasi populasi berada di pinggir sungai, pesisir pantai dan dataran tinggi yang subur. Pada daerah-daerah tertentu bisa menjadi sangat padat, di antaranya Barbados, Puerto Rico dan pulau-pula di Hindia Barat yang termasuk sebagai tempat-tempat terpadat penduduknya di dunia. Wilayah berpopulasi padat lain berada di pesisir wilayah Brazil, terutama bagian tenggara, di Mexico bagian tengah, dan sebelah utara Kolombia dan Venezuela.
Bahasa
Sebagian besar orang Amerika Latin bertutur dalam bahasa-bahasa Eropa yang menjajah negara mereka. Penutur Bahasa Spanyol mencakup 2/3 populasi, merupakan bahasa resmiKuba, Dominika, Mexico dan sebagian besar di negara-negara Amerika Tengah dan Selatan. Sementara Bahasa Portugis dituturkan sebanyak 1/3 populasi, terutama di Brazil yang menjadikannya bahasa resmi.
Undang-undang semua negara Amerika Latin menjamin kebebasan beragama. Sebagian besar orang Amerika Latin beragama Katolik Roma (80%), dengan minoritas Protestan.[3] Agama lain yang dianut antara lain Buddha, Hindu, Islam dan Yahudi. Beberapa suku Indian memeluk agama dan kepercayaan mereka tersendiri. Bangsa Spanyol dan Portugis menyebarkan agama Katolik kepada banyak rakyat Indian pada masa lalu.[3] Walau begitu, sinkretisme masih banyak dipraktikkan. Warga keturunan Afrika menggabungkan unsur-unsur asli agama tradisional mereka dengan agama Katolik.
Agama Katolik di beberapa negara memengaruhi kehidupan rakyat sehari-hari dimana tokoh-tokoh agama Katolik ikut berpolitik dan berpartisipasi dalam banyak bidang pemerintahan.
Orang Mexico dan Amerika Tengah memasak tortilla, sejenis roti tipis dari jagung atau tepunggandum.[4]Beras dan kacang-kacangan dikonsumsi sebagian besar warga Hindia Barat. Orang di dataran tinggi banyak makan kentang sebagai pangan utama. Di daerah tropis dan panas singkong sangat populer. Warga Argentina dan Uruguay di Amerika Selatan banyak makan bahan makanan dari gandum.
Daging ternak cukup jarang dimakan karena harganya mahal. Namun, di Argentina dan Uruguay yang banyak ternak sapi, daging sapi jadi bahan makanan penting. Warga di pinggir-pinggir sungai dan pesisir menangkap ikan dan kerang-kerang.
Masakan Amerika Latin umumnya dibumbui banyak-banyak dan diberi cabai agar rasanya pedas. Di daerah tropis, pisang, mangga, jeruk, dan nanas sangat berlimpah dan penduduknya gemar makan buah-buahan.
Kalangan menengah dan atas menikmati masakan yang lebih beragam seperti daging-daging, makanan segar, dan makanan yang diawetkan. Namun banyak orang di kawasan pedalaman dan kumuh menderita kekurangan gizi.
Rekreasi
Orang Amerika Latin berekreasi dalam berbagai bentuk, seperti olahraga. Olahraga paling terkenal adalah sepak bola. Banyak pemain sepak bola Amerika Latin dianggap sebagai olahragawan terpopuler di dunia seperti Pelé dan Diego Maradona.
Baseball populer di Hindia Barat dan kawasan Amerika Selatan dekat Karibia. Sejumlah olahragawan baseball Amerika Latin populer di Amerika Serikat dan Kanada. Cricket banyak dimainkan di Jamaika dan Trinidad dan Tobago. Adu banteng diselenggarakan di Kolombia, Mexico, Peru dan Venezuela.
Perayaan-perayaan tradisional dinamakan fiesta (festival) digelar pada hari kenegaraan atau hari raya keagamaan dengan pawai berwarna warni. Pada saat fiesta banyak diadakan pertunjukkan musik, tari, kostum dan kembang api.
Karnaval Brazil merupakan festival terbesar di Brasil yang diselenggarakan selama seminggu penuh, siang dan malam pada 40 hari sebelum Paskah. Kota-kota di pesisir seperti Rio de Janeiro dan São Paulo paling dikenal akan karnaval dan pawai sambanya.[5]
Musik
Musik khas Amerika Latin ada beraneka ragam.[6]Musik Indian dimainkan di acara-acara keagamaan terutama di kawasan berpopulasi Indian yang banyak.[6] Orang Eropa memperkenalkan banyak alat musik dan jenis-jenis musik mereka. Musik Mestizo muncul dari paduan musik Indian dan Spanyol.[6]Musik Afrika berpengaruh besar di wilayah Hindia Barat dan Amerika Selatan, antara lain dalam musik Merengue dari Dominika, Calypso (Trinidad), Samba dan Bossa Nova (Brasil).[6]
Alat-alat musik yang banyak dimainkan terbuat dari kayu atau metal seperti quatro (gitar 4 senar), marimba (seperti kolintang), maraca (kerincingan dari labu), suling, terompet, biola, tamborin, dan harpa.
Tarian
Orang Indian dan Afrika biasanya menampilkan tarian khas mereka pada saat perayaan-perayaan keagamaan untuk memperingati kelahiran, pernikahan atau kematian. Orang Eropa memperkenalkan tari-tarian Eropa yang juga ditampilkan pada upacara agama dan festival komunitas, sebagian besar berakar dari tari Spanyol dan Portugis antara lain Cueca (Bolivia dan Chile), Joropu (Venezuela), dan Jarabe Tapatio (Mexico). Pengaruh Afrika tampak dari tarian rumba dan cha-cha.