Oksigen singlet merupakan oksigen dengan kandungan energi yang tinggi. Properti fisiknya tidak berbeda jauh dengan oksigen triplet yang lebih umum ditemui. Namun, oksigen singlet jauh lebih reaktif terhadap senyawa-senyawa organik. Oksigen singlet merupakan penyebab proses fotodegradasi banyak bahan, tetapi juga dapat dimanfaatkan dalam kimia organik preparatif dan terapi fotodinamik. Sisa-sisa oksigen singlet dapat ditemui di atmosfer atas dan juga di atmosfer kota yang mengalami polusi dan di situ oksigen singlet turut serta dalam proses pembentukan nitrogen dioksida yang dapat merusak paru-paru.[1] Oksigen singlet juga sering kali muncul dalam lingkungan yang juga menghasilkan ozon, seperti hutan pinus dengan fotodegradasi turpentin.
Bila ditulis dengan notasi spektroskopik, oksigen singlet ditulis 1Δg, sementara oksigen triplet ditulis 3Σ−g.[2][3][4] Istilah "oksigen singlet" dan "triplet" mengacu kepada keadaan kuantum molekulnya: oksigen singlet berada dalam keadaan singlet dengan jumlah spin quantum sebesar 0, sementara oksigen triplet memiliki jumlah spin quantum sebesar 1.
Diagram orbital molekul
Catatan kaki
^Wayne RP (1969). Pitts JN, Hammond GS, Noyes WA, ed. "Singlet Molecular Oxygen". Advances in Photochemistry. 7: 311–71. doi:10.1002/9780470133378.ch4.
^Klán P, Wirz J (2009). Photochemistry of Organic Compounds: From Concepts to Practice (edisi ke-Repr. 2010). Chichester, West Sussex, U.K.: Wiley. ISBN1405190884.
Bodner, G.M. (2002) Lecture Demonstration Movie Sheets: 8.4 Liquid Oxygen—Paramagnetism and Color, West Lafayette, IN, USA: Purdue University Department of Chemistry, see [1] and [2], accessed 11 August 2015; alternatively, see Bodner, G.M.; K. Keyes & T.J. Greenbowe (1995) Purdue University Lecture Demonstration Manual, 2nd Edn, p. TBD, New York, NY, USA: John Wiley and Sons. [Earlier appearing reference on magnetic properties of oxygen states.]