Nurhadie Irawan (lahir di Bondowoso, Jawa Timur adalah seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal secara luas melalui sejumlah karyanya berupa penyutradaan film-film Indonesia. Satria Bergitar yang dibintangi oleh Rhoma Irama adalah salah satu film garapannya.[1][2]
Latar belakang
Nurhadie Irawan lahir di Bondowoso, Jawa Timur. Menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Hukum hanya sampai tingkat III, kemudian masuk Akademi Sinematografi LPKJ (sekarang Institut Kesenian Jakarta) pada tahun (1974). Nurhadie mengawali debutnya sebagai seniman dengan menulis di berbagai media massa Jakarta, terutama mengenai film Indonesia dan pernah mendapatkan penghargaan dari kongres KFT tahun 1974. Kariernya di dunia film di mulai ketika ia menjadi asisten sutradara bagi Wim Umboh di film Sesuatu Yang Indah (1976). Selanjutnya ia kembali di ajak oleh sutradara Wim Umboh untuk membantunya di film Kugapai Cintamu (1977), dan Kembang-Kembang Plastik (1977). Setelah itu kariernya terus menanjak hingga akhirnya menjadi sutradara penuh untuk film pertamanya, Bulu-Bulu Cendrawasih (1978), yang di bintangi oleh Rahadian Yamin, Farouk Afero, Rahayu Effendi, Menzano, dan Aedy Moward. Namanya semakin di kenal di dunia perfilman setelah ia menyutradarai film Satria Bergitar (1983). Dalam film yang di bintangi oleh Rhoma Irama dan Ricca Rachim tersebut, ia juga bertindak sebagai penulis skenario. Selain itu, ia juga turut terlibat sebagai penulis naskah di sejumlah film yang juga di bintangi oleh si Raja Dangdut, Rhoma Irama, di antaranya Menggapai Matahari (1986) dan Menggapai Matahari II (1986).[3][4]
Kiprahnya sebagai sutradara di dunia film kembali di perhitungkan ketika ia meraih penghargaan khusus dari Dewan Film Nasional Festival Film Indonesia 1989 sebagai sutradara terbaik lewat film Bayi Tabung (1988). Film yang di bintangi antara lain oleh Widyawati, Dedy Mizwar, dan Ade Irawan, ini juga mengantarkan nama Widyawati meraih penghargaan khusus Dewan Film Nasional FFI 1989 sebagai pemeran wanita terbaik. Tahun 1989, ia menyutradarai film Tutur Tinular (Pedang Naga Puspa) seri pertama dari empat seri film Tutur Tinular yang di buat ketika itu. Tutur Tinular awalnya merupakan judul sebuah sandiwara radio karya S. Tidjab yang kemudian diangkat ke layar lebar. Film lainnya yang pernah ia tangani yakni adalah Jangan Renggut Cintaku yang di sutradarainya pada tahun 1990. Film ini meraih nominasi dalam Festival Film Indonesia 1990 untuk Pemeran Pembantu Pria (Deddy Mizwar). Film ini juga meraih Piala Citra untuk Penata Musik dan Pemeran Pembantu Pria, Rachman Arge. Pada tahun 1991 kembali menyutradarai film Badai Laut Selatan, yang dibintangi antara lain oleh Fitria Anwar dan Dede Yusuf.[5]
Filmografi
Penghargaan
- Penghargaan dari Kongres KFT (1974)
- Penghargaan khusus Dewan Film Nasional FFI sebagai sutradara terbaik, lewat film Bayi Tabung (1989)
Lihat pula
Referensi