Nikita ZotovPangeran Nikita Moiseevich Zotov[1] (bahasa Rusia: Никита Моисеевич Зотов, tr. Nikita Moiseyevich Zotov; IPA: [nʲ'kʲta moɨ'sʲɛɪvʲɪt͡ɕ 'zotv] ( simak)) (1644[2] – Desember 1717[3]) adalah seorang pangeran dan tokoh penting dalam sejarah Rusia, dikenal sebagai guru masa kecil serta teman seumur hidup Tsar Pyotr yang Agung. Terdapat perbedaan pendapat di kalangan para sejarawan mengenai kualitas bimbingan yang diberikan Zotov kepada Pyotr. Robert K. Massie, seorang sejarawan, memberikan penilaian positif terhadap upaya Zotov dalam mendidik Pyotr. Sebaliknya, Lindsey Hughes mengkritisi pendidikan yang diberikan Zotov, yang menimbulkan debat mengenai peran Zotov sebenarnya dalam pembentukan karakter Tsar tersebut. Informasi mengenai kehidupan Zotov cukup terbatas, terutama terkait masa-masa sebelum dan sesudah ia menjadi guru Pyotr. Pada tahun 1680, Zotov diketahui meninggalkan Moskwa untuk melaksanakan misi diplomatik di Krimea, dan kembali ke Moskwa sebelum tahun 1683. Zotov juga terlibat dalam "Jolly Company", sebuah kelompok yang beranggotakan beberapa teman dekat Pyotr. Kelompok ini kemudian berkembang menjadi Sinode Orang-Orang Bodoh dan Pelawak yang Selalu Bercanda dan Mabuk, dengan Zotov yang memegang peranan sebagai "Pangeran Paus". Zotov berada di sisi Pyotr dalam berbagai peristiwa penting, termasuk kampanye Azov dan penanganan pemberontakan kaum Streltsy. Dalam kariernya, Zotov menempati sejumlah posisi kenegaraan, termasuk posisi penting di sekretariat pribadi Tsar sejak tahun 1701. Pada akhir hidupnya, Zotov menikahi seorang perempuan yang usianya 50 tahun lebih muda darinya. Zotov meninggal pada Desember 1717, namun penyebab kematiannya tidak diketahui secara pasti. Masa Bimbingan Peter ILatar belakangAlexis I, Tsar Rusia, menikah dua kali selama hidupnya. Pernikahan pertamanya adalah dengan Maria Miloslavskaya, dan setelah kematian Maria, ia menikahi Natalia Naryshkina. Pytor I lahir dari pasangan Natalia Naryshkina pada tanggal 30 Mei 1672.[4] Ketika Tsar Alexis meninggal pada 8 Februari 1676, Feodor, saudara tiri sekaligus ayah baptis Pytor dan putra tertua Maria Miloslavskaya yang masih hidup, naik tahta sebagai Tsar Rusia. Ivan Miloslavsky, paman Feodor, yang sebelumnya mengalami pengasingan sebagai Gubernur Astrakhan, kembali ke Moskow dan menjadi Perdana Menteri. Pernikahan kembali Tsar Alexis mengurangi pengaruh keluarga Miloslavsky, yang menyebabkan Ivan Miloslavsky membenci keluarga Naryshkin, termasuk Peter, Natalia Naryshkina, dan Artamon Matveyev, ayah angkat Natalia. Kebijakan umum saat itu adalah mengasingkan keluarga penguasa sebelumnya ke posisi seremonial jauh dari Moskow saat terjadi pergantian kekuasaan. Ivan Miloslavsky mencoba menangkap keluarga Naryshkin, namun Feodor hanya mengizinkan pengasingan Artamon Matveyev. Feodor memiliki rasa sayang kepada saudara tirinya, Pyotr, dan ibu Pyotr, sehingga mereka diizinkan menghuni sebuah apartemen pribadi yang terletak di Kremlin.[5] Pada abad ke-17, kebanyakan warga Moskow termasuk bangsawan, hanya menerima pendidikan dasar yang terbatas pada kemampuan membaca dan menulis, serta pengetahuan dasar sejarah dan geografi. Cendekiawan agama sering kali menjadi pengecualian, dengan pendidikan yang lebih luas mencakup tata bahasa, matematika, dan bahasa asing. Feodor dan Tsarevna Sophia, dua anak Tsar Alexis, mendapatkan pendidikan menyeluruh dari cendekiawan religius di Kiev, termasuk kemampuan berbicara dalam bahasa Latin dan Polandia.[6] Peter menerima buku dasar dari Tsar Alexis sekitar tahun 1674 atau 1675, ketika berusia tiga tahun, untuk mempelajari alfabet. [7] Dua tahun kemudian, Tsar Feodor menyarankan ibu Pyotr untuk memulai pendidikan Peter. [7] Ada perbedaan pendapat mengenai waktu pasti Pyotr mulai belajar, dengan beberapa sumber menyebutkan awal tahun 1677[7][8] dan yang lainnya hingga 1683,[9][10] meskipun banyak referensi yang menyebutkan tanggal 12 Maret 1677.[11][12] Nikita Zotov, seorang mantan pramuniaga gereja,[13] atau "mantan sekretaris Duma"[14] dari departemen pemungutan pajak di birokrasi pemerintahan,[7] dipilih untuk mengajari Peter membaca dan menulis.[7] Pengangkatan dan PengajaranNikita Moiseevich Zotov bukan ahli agama tetapi memiliki pengetahuan Alkitab yang baik, dia dipilih menjadi guru Peter atas permintaan Tsaritsa Natalia.[7][11] Kualifikasi ini dianggap penting oleh Tsaritsa. Sebelum memulai tugasnya, Zotov telah menerima penghargaan, termasuk hadiah dari Feodor dan Tsaritsa, serta Patriark Yoakhim. Penghargaan tersebut berupa satu set apartemen, dua setel pakaian baru, dan 100 rubel, [7] serta pengangkatan menjadi bangsawan kecil.[7] Zotov merasa sangat tersanjung dan terharu atas kepercayaan yang diberikan oleh Tsaritsa, dan ia terpesona dengan prospek mengajar Pyotr.[7][11] Zotov dan Pytor dengan cepat menjadi teman baik, dan Zotov masih dekat dengan Pytor sampai kematian Zotov.[15] Pelajaran pertama Peter dimulai pada pagi hari setelah Zotov diangkat.[7] Proses pembelajaran diawali dengan penyiraman buku-buku dengan air suci. Zotov mengajar Peter mulai dari alfabet hingga Buku Doa. Dalam materi pengajaran, Peter mempelajari Alkitab secara mendalam, menghafal beberapa bagian panjang yang masih ia ingat bertahun-tahun setelahnya.[7] Zotov juga mengajarkan Peter bernyanyi, dan di tahun-tahun terakhirnya, dirinya sering ikut serta dalam paduan suara di gereja secara spontan.[7] Meskipun awalnya tugas Zotov hanya mengajarkan membaca dan menulis, ia merasa bahwa Peter memiliki keingintahuan yang besar dan tertarik pada segala hal yang diajarkan. Peter kemudian meminta pelajaran tentang sejarah, pertempuran, dan pahlawan Rusia.[7][16] Atas saran Zotov, Tsaritsa memerintahkan untuk membawa ukiran "kota dan istana asing, kapal layar, senjata, dan peristiwa-peristiwa bersejarah" dari Kantor Persenjataan. [7] Zotov menempatkan ukiran-ukiran tersebut di ruang belajar Peter, bersama dengan sebuah bola dunia yang cukup akurat pada saat itu, untuk mengalihkan perhatian Peter ketika ia merasa bosan dengan pelajaran.[7] Selain itu, para pengajar "sementara",[17] baik asing maupun domestik,[18] serta para pelayan, dihadirkan untuk permainan di luar ruangan yang menggunakan peluru tajam. Mereka juga mengajarkan Peter berbagai mata pelajaran lain, termasuk sejarah kerajaan dan militer,[19] pandai besi, pertukangan kayu, percetakan,[13][20] serta pelayaran dan pembuatan kapal, yang merupakan kegiatan yang tidak biasa bagi bangsawan Rusia pada masa itu.[21] DampakNikita Moiseevich Zotov merupakan salah satu teman pertama Pytor I dan keduanya menjalin hubungan dekat sepanjang hidup Peter. Dalam konteks pendidikan, terdapat perbedaan pendapat di kalangan sejarawan mengenai kontribusi Zotov. Lindsey Hughes, sejarawan abad ke-20, mengkritik Zotov karena tidak memberikan pendidikan yang memadai bagi calon tsar.[22] Sebaliknya, Robert K. Massie, berpendapat bahwa pendidikan yang diberikan Zotov cocok untuk anak laki-laki yang memiliki rasa ingin tahu seperti Peter. Massie menyoroti bahwa pada saat itu, Peter dianggap memiliki peluang kecil untuk menjadi tsar. Hal ini dikarenakan Ivan V, saudara tirinya, menempati posisi yang lebih tinggi dalam garis suksesi untuk naik tahta sebagai tsar. Massie menekankan bahwa meskipun Zotov mungkin tidak mengajarkan pada tingkat tertinggi, ia berhasil merangsang rasa ingin tahu Pytor dan mendorongnya menjadi pembelajar otodidak.[15] Kedekatan yang terjalin antara Zotov dan Pytor I tidak luput dari perhatian dan kekhawatiran berbagai pihak dalam pemerintahan. Banyak di antara mereka, termasuk Menshikov yang memiliki pengaruh besar, merasa cemas terhadap pengaruh Zotov yang dianggap signifikan. Kekhawatiran ini muncul karena peran Zotov yang dianggap dapat mempengaruhi keputusan atau pandangan Tsar Pytor I. [1] Zotov memulai misi diplomatik selama tiga tahun ke Krimea pada tahun 1680, tetapi terdapat ketidakpastian mengenai waktu pelaksanaan misi ini. [23] Setelah dua tahun berlalu sejak keberangkatan Zotov, Pytor meninggalkan Kremlin dan pindah ke Preobrazhenskoe. Selama periode ini, Pyotr membuat keputusan untuk tidak melanjutkan pelajaran akademisnya. Keputusan ini dipengaruhi oleh pandangan negatif yang ia miliki terhadap tutor yang sebelumnya mengajar saudara-saudaranya, Feodor dan Sophia. Sikap negatif ini mendorong Pytor untuk mengambil jeda dari pendidikan formalnya selama beberapa waktu.[24] Pytor kemudian melanjutkan studinya di bawah bimbingan Afanassyi Nesterov dan Zotov setelah mereka kembali dari Krimea.[25] Meski Pytor lebih tertarik pada ilmu alam dan militer daripada sastra atau teologi,[24] ia tetap memperoleh pengetahuan dari kedua subjek tersebut melalui guru-gurunya. [25] Zotov, bersama dengan putra-putranya,[26] bekerja sama dengan Pytor untuk menerjemahkan buku-buku tentang benteng dari bahasa Eropa Barat ke Rusia. [27] Namun, Pytor tidak mempelajari, atau lupa banyak hal tentang matematika, mata pelajaran yang harus dia pelajari dengan baik di akhir masa remajanya untuk digunakan dalam perang pengepungan dan benteng pertahanan.[28] Di tahun-tahun berikutnya, Pytor menyesali kurangnya pendidikan yang ia terima dan berupaya memberikan pendidikan yang lebih baik kepada putri-putrinya, Anne dan Elizabeth, agar setara dengan putri-putri Eropa lainnya.[29][30] Pangeran-Paus dari Sinode MabukPada tahun 1692, Pytor, yang saat itu menjabat sebagai Tsar Rusia,[31] mendirikan Sinode Orang Bodoh dan Pelawak yang Selalu Bercanda dan Mabuk. Sinode ini merupakan sebuah kelompok yang memparodikan praktik keagamaan.[32] Dalam sinode tersebut, meskipun Zotov dikenal sebagai pribadi yang tenang dan sering berpuasa,[9] dia diangkat menjadi "Pangeran-Paus",[33] karena sifatnya yang berlawanan dengan karakteristik kelompok.[9] Zotov bahkan sesekali disebut sebagai Patriark Bacchus.[34] Pytor sering memaksa Zotov untuk berpartisipasi dalam pesta-pesta kelompok tersebut meskipun Zotov mengaku sakit dan kelelahan. [9] Namun, Zotov berkembang menjadi salah satu peserta utama dalam perayaan sinode yang penuh ejekan tersebut.[9] Dalam kondisi mabuk, ia kerap "memberkati" kelompok dengan menggunakan dua pipa panjang dari Belanda sebagai Tanda Salib.[35] Perayaan Sinode ini sering diadakan di jalan-jalan Moskow pada hari libur, dan pada hari Natal, anggota Sinode yang disebut Jolly Company berkeliling kota dengan bernyanyi di atas kereta luncur. Zotov sebagai pemimpin mengendarai kereta luncur yang ditarik oleh dua belas orang botak. Pakaian Zotov saat itu sangat unik, dihiasi dengan kartu remi, mengenakan topi timah, dan duduk di atas tong.[33] Selama minggu pertama masa Prapaskah, prosesi "orang-orang yang bertobat" dipimpin oleh Zotov yang berkeliling kota dengan keledai, lembu, dan kereta luncur yang ditarik oleh kambing, babi, dan beruang. Perayaan-perayaan ini menunjukkan sisi lain dari kehidupan Zotov yang berbeda dengan sebelumnya.[33] Jabatan TinggiPada tahun 1695 dan 1696, Pytor yang Agung menginisiasi dua serangan militer terhadap garnisun Turki di Azov.[36] Serangan pertama pada tahun 1695 tidak membuahkan hasil, namun serangan kedua pada tahun 1696 berhasil.[36][37] Dalam upaya ini, Rusia berhasil mengepung kota dengan bantuan pasukan dan armada kapal, serta berhasil menerobos tembok pertahanan, sehingga memaksa Pasha dari Azov untuk "menyerah dengan terhormat".[38] Keberhasilan ini menimbulkan kekaguman di kalangan warga Moskow, karena sejak masa pemerintahan Alexis, ayah Pytor, tentara Rusia belum pernah mencatatkan kemenangan serupa.[39] Pytor menunda kepulangannya ke ibu kota untuk memberi waktu kepada Andrew Vinius, rekan lainnya dari Sinode Orang-Orang Bodoh dan Pelawak yang Suka Bercanda dan Mabuk,[40] untuk menyiapkan parade kemenangan.[39] Ketika tentara kembali pada 10 Oktober, mereka disambut dengan cara yang tidak konvensional. Alih-alih penyambutan Ortodoks tradisional, mereka berbaris melalui lengkungan yang dihiasi dengan simbol Hercules dan Mars.[41] Pytor, yang bertentangan dengan tradisi tsar, tidak menunggang kuda sebagai pemimpin arak-arakan, melainkan membiarkan 18 penunggang kuda memimpin kereta yang membawa Zotov dan Fedor Golovin, pahlawan perang tersebut.[42][43][44][45] Pada tahun 1698, ketika Pytor sedang melakukan tur Eropa, suku Streltsy melancarkan sebuah pemberontakan. Mengetahui hal ini, Pytor segera meninggalkan Wina dan kembali ke Rusia,[46] hingga berhasil memadamkan pemberontakan tersebut. Menanggapi pemberontakan ini dengan kemarahan, Pytor memerintahkan penyiksaan bagi mereka yang diduga sebagai penghasut pemberontakan Streltsy. [46] Proses penyiksaan yang berlangsung selama kira-kira satu setengah bulan ini dilakukan secara terselubung oleh anggota dari Sinode Orang-Orang Bodoh dan Pelawak yang Suka Bercanda dan Mabuk. Di antara mereka yang terlibat dalam penyiksaan ini termasuk Fyodor Romodanovsky, Boris Golitsyn, dan Zotov.[47] Pada tahun 1701, Zotov diangkat menjadi kepala Dewan Penasihat Tsar yang baru. Dewan ini berfungsi mirip dengan Duma yang sebelumnya telah dibubarkan.[48][49] Kemudian pada tahun 1710, Pytor mengangkat Zotov menjadi bangsawan.[1][2] Pada tahun 1711, ketika Pytor membentuk Senat Pemerintahan, Zotov ditunjuk untuk mengawasi Senat tersebut.[50] Kehidupan pribadiNikita Zotov telah menikah sebanyak dua kali dan mempunyai tiga orang putra dari pernikahan pertamanya. Vasily Zotov (w. 1729),[51] sebagai putra pertama memperoleh pendidikan di luar negeri dan pada bulan November 1715, dirinya diangkat menjadi Revisor Jenderal Ukazes (Inspektur Jenderal Keputusan). Sebagai Inspektur Jenderal, Vasily bertugas memimpin Senat, menegakkan keputusan yang dikeluarkan oleh Senat, serta melaporkan ketidakhadiran senator kepada Pytor.[52][53] Meskipun demikian, Vasily tidak memiliki pengaruh politik yang signifikan, sehingga ia kesulitan menjalankan perannya dalam menentang keputusan beberapa orang-orang paling berpengaruh di Kekaisaran Rusia.[54] Putra keduanya Ivan Zotov (1687–1723),[55] tinggal dan menimba ilmu di Prancis serta berprofesi sebagai penerjemah.[50][56] Sementara itu, Konon Zotov (1690–30 Desember 1742), putra ketiganya yang belajar di Inggris, menempati berbagai posisi penting di Angkatan Laut Rusia dan sistem peradilan negara tersebut.[57][58] Menurut Robert K. Massie dan Lindsey Hughes, Pytor menyampaikan kepada Zotov pada Oktober 1713 niatnya untuk menikahkannya kembali dengan Anna Pashkova, seorang janda yang lebih tua lima puluh tahun daripada Zotov. Meskipun Zotov lebih memilih menghabiskan sisa hidupnya di biara,[59][60] Kamus Ensiklopedis Brockhaus dan Efron dan Sergey Solovyov menyatakan bahwa Zotov sendiri yang mengusulkan pernikahan dengan Pashkova pada 1714, dan keinginannya untuk menjadi biarawan hanyalah sekadar lelucon.[50][61] Pernikahan tersebut digambarkan oleh Friedrich Christian Weber, duta besar Hanover,[62] sebagai pernikahan yang penuh khidmat namun unik karena para tamu mengenakan topeng.[60] Para tamu diwajibkan mendaftar terlebih dahulu dalam kelompok tiga orang dengan kostum yang berbeda agar tidak terlihat sama dengan tamu lain.[63] Acara yang dilangsungkan pada tanggal 27 dan 28 Januari 1715 ini, setelah persiapan selama tiga bulan,[60] digambarkan sebagai "dunia terbalik".[64] Anggota The Jolly Company memakai pakaian yang menggelikan, dan banyak di antara mereka yang berperilaku bertentangan dengan norma-norma sosial; "undangan untuk para tamu disampaikan oleh seorang yang gagap, pengiring pengantin lumpuh, pelari adalah orang gemuk yang mengidap penyakit asam urat, dan pendeta yang diduga berusia seratus tahun"[65] (serta buta).[66] Hughes menambahkan bahwa acara tersebut mungkin merupakan sebuah bentuk charivari atau upacara penghinaan yang umum di Barat, di mana tsar menunjukkan kekuasaannya atas rakyat.[64] Selama pernikahan, Sinode Pemabuk secara rutin menyanyikan lagu-lagu Natal di jalan-jalan Moskow dan meminta uang, sebagai bentuk pajak Tahun Baru bagi warga yang kaya.[65] KematianNikita Zotov meninggal pada bulan Desember tahun 1717. Penyebab kematian Zotov tidak tercatat secara spesifik dalam sumber-sumber sejarah. Setelah kematian Zotov, Pytor I tidak menunda untuk menunjuk penggantinya. Pada tanggal 28 Desember 1717, dia memilih Peter Buturlin[65][67] sebagai pengganti Zotov dengan gelar "Pangeran-Paus".[3] Pengangkatan resmi Buturlin terjadi pada tanggal 10 Januari 1718.[65] Situasi yang menarik terjadi pada musim gugur tahun 1721 ketika Pytor I memerintahkan agar Nikita Zotov menikah dengan Peter Buturlin.[68] Keputusan ini menimbulkan konflik dalam keluarga Zotov. Konon Zotov yang merupakan anak dari Nikita Zotov terlibat dalam perselisihan dengan ibu tirinya mengenai pembagian warisan Nikita Zotov. Konon berupaya menyatakan bahwa pernikahan kedua ayahnya tidak sah. Tujuannya adalah untuk menghindari kewajiban membayar bagian warisan kepada keluarga ibu tirinya.[50] Referensi
Daftar pustaka
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Nikita Zotov. |