Museum Manusia Purba Sangiran (Klaster Krikilan)Museum Manusia Purba Sangiran (Klaster Krikilan) merupakan klaster dari Situs Purbakala Sangiran yang menyajikan informasi umum mengenai Situs Sangiran. Klaster Krikilan berlokasi di Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen. Klaster Krikilan ini terletak kurang lebih 3 km di sebelah selatan dari Klaster Museum Sangiran Klaster Ngebung.[1] SejarahMuseum Manusia Purba Sangiran (Klaster Krikilan) didirikan pada 1977. Pada awalnya koleksi dari museum ini disimpan di rumah Kepala Desa Krikilan yaitu Toto Marsono. Namun, karena tidak dapat menampung lagi, didirikanlah Museum Prasejarah Sangiran dengan tema "Apresiasi Sejarah Peradaban Manusia". Museum ini ditetapkan sebagai kawasan Cagar Budaya Nasional pada tahun 1977. Pada 6 Desember 1996 museum ini ditetapkan sebagai warisan dunia dengan Nomor 593 oleh UNESCO.[2] Pada tahun 2011, Klaster Krikilan menjadi klaster pertama yang dibangun[2] sebagai pusat pengunjung Museum Manusia Purba Sangiran yang menyajikan informasi terkait potensi, sejarah situs, kedudukannya di dalam peta situs hominid dunia, dan nilai-nilai penting dari Situs Sangiran sebagai situs warisan budaya dunia.[3] Sementara itu, klaster lain dari Museum Manusia Purba Sangiran baru dibuka secara serentak untuk umum pada tanggal 19 Oktober 2014.[2] KoleksiBangunan Museum Manusia Purba Sangiran (Klaster Krikilan) memiliki tiga ruang pamer. Pada ruang pamer pertama tersimpan koleksi objek-objek yang menunjukkan kekayaan Situs Sangiran.[1] Beberapa koleksi yang dipamerkan di ruang pamer pertama mencakup temuan fosil-fosil di Situs Sangiran, baik berupa fosil flora, fauna, maupun kerangka manusia Homo erectus. Penataan ruang pamer juga diatur sedemikian rupa untuk menampilkan tiga kondisi lingkungan Situs Sangiran di masa lampau, yakni berupa lautan dalam, rawa, dan padang sabana. Vitrin dengan latar belakang lingkungan laut dalam menyajikan koleksi fosil gigi hiu, cangkang penyu, dan moluska dengan beragam ukuran. Vitrin dengan latar belakang lingkungan rawa berisi koleksi fosil buaya jenis Crocodylus dan Gavialis. Adapun vitrin dengan latar belakang sabana menampilkan koleksi fosil vertebrata besar seperti babi, badak, dan harimau. Pada ruang pamer ini juga ditampilkan fosil gajah jenis Mastodon, Stegodon, dan Elephas, hewan bertanduk seperti kerbau, rusa, dan banteng, serta fosil kuda sungai yang disimpan dalam diorama khusus.[3] Pada ruang pamer kedua, koleksi yang disajikan mengusung tema "langkah-langkah kemanusiaan".[1] Ruang pamer ini menampilkan secara kronologis proses pembentukan alam semesta melalui peristiwa Big Bang. Fokus objek informasi utama pada ruang pamer kedua ini adalah terkai manusia dan aspek kehidupannya.[3] Pada ruang pamer yang ketiga tersedia koleksi objek dengan tema "Masa Keemasan Homo erectus". Koleksi yang ditampilkan dalam ruang pamer ini berupa patung rekonstruksi manusia purba jenis Homo erectus dan Homo floresiensis. Patung Homo erectus berasal dari rekonstruksi temuan Sangiran 17. Sementara, Patung Manusia Flores merupakan hasil rekonstruksi dari temuan Leang Bua.[1] Referensi
|