Wilayah ini dikarakterisasikan oleh campuran bangunan multi-kisah tua dan baru, dengan toko-toko dan restoran-restoran di tingkat jalanan dan unit-unit komersial dan residensial didalamnya. Industri utama di Mong Kok adalah ritel, restoran (termasuk makanan cepat saji) dan hiburan. Wilayah ini telah dideskripsikan[1] dan digambarkan dalam film-film sebagai sebuah wilayah dengan bar-bar yang dijalankan triad-triad, klub-klub malam, dan panti-panti pijat. Dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi yakni 130,000/km2 atau 340,000 per mil persegi, Mong Kok dideskripsikan sebagai distrik tersibuk di dunia oleh Guinness World Records.[2]
Wilayah tersebut juga disebut Argyle dalam bahasa Inggris selama beberapa waktu. Nama ini digunakan untuk stasiun MTR ketika dibuka pada 1979. Gedung pusatnya 旺角中心; 'Pusat Mong Kok', dinamai sesuai dengan nama wilayah tersebut, yang dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Pusat Argyle selain Pusat Mong Kok.
Simpanan-simpanan di Universitas Tiongkok Hong Kong meliputi tembikar-tembikar kuno yang mengindikasikan bahwa telah ada pemukman di wilayah tersebut pada awal zaman Dinasti Jin (265-420).[3]
Wilayah tersebut digunakan menjadi pemukiman Hakka, dengan sekitar 200 penduduk desa menurut catatan Bao'an pada 1819.[4]
Jantung dari Mong Kok sekarang ini adalah di sepanjang Jalan Argyle dekat Jalan Sai Yeung Choi sementara proper Mong Kok digunakan menuju ke utara, dekat Stasiun Timur Mong Kok sekarang ini. Mong Kok adalah wilayah dari lahan-lahan terkultivasi, berbatasan di bagian selatan dengan Jalan Argyle, di bagian barat dengan Jalan Coronation (sekarang bagian dari Jalan Nathan), dan di bagian timur dengan bukit-bukit. Di bagian tenggara Mong Kok adalah Ho Man Tin dan bagian baratnya Tai Kok Tsui.
Pada 10 Agustus 2008 kebakaran Cornwall Court terbakar. Lebih dari 200 pemadam kebakaran terlibat dalam operasi penyelamatan. Empat orang tewas, termasuk dua pemadam kebakaran.[5]
Mong Kok menjadi tempat pengambilan gambar dari film hit 2004 One Night in Mongkok yang disutradarai oleh Derek Yee. Film tersebut menggambarkan Mong Kok, salah satu tempat dengan penduduk paling padat di Bumi, sebagai kasur panas dari aktivitas illicit. distrik tersebut juga menjadi tempat pengambilan gambar dari film 1996Mongkok Story (旺角風雲) yang disutradarai oleh Wilson Yip, yang mengisahkan tentang pria muda yang menjadi ikut terlibat dalam sebuah gang triad.[6][7] Film 2009 To Live and Die in Mongkok juga melakukan pengambilan gambar di Mong Kok. Judul sastra Tionghoa dari film 1988 As Tears Go By karya Wong Kar-wai adalah "Mong Kok Carmen". Bagian dari sebuah novel yang dibuat pada 1986 karya Robert Ludlum yang berjudul The Bourne Supremacy berlatar belakang Mong Kok.
Wilayah tersebut dikenal secara lokal untuk subbudaya pemudanya, budaya Mong Kok.
Unjuk rasa 2014
Mong Kok adalah salah satu tempat utama dari unjuk rasa Hong Kong 2014. Bank-bank, toko-toko perhiasan dan toko-toko pakaian ditutup akibat dari unjuk rasa pro-demokrasi tersebut [8]