Kecamatan Mojolaban memiliki kain khas, yaitu batik Kelengan dengan warna dasar hitam yang dikreasikan dengan berbagai macam motif dan warna yang membuat kreasi konveksi ini kaya akan koleksi.[2] Kecamatan ini juga memiliki pengusaha batik soga yang menggunakan pewarna alami dalam pewarnaan kain.[2]
Potensi terbesar di Mojolaban adalah Desa Wisata Wirun yang sangat dikenal secara global dalam pembuatan kerajinan gamelan oleh para warga desa.[2][3][4] Selain itu, di Desa Wirun, sudah terdapat penginapan bagi wisatawan domestik ataupun mancanegara yang singgah.[4]
Sebagian besar wilayah Mojolaban adalah daerah yang subur dan produktif.[5][6] Terdapat banyak areal persawahan, terutama yang dekat aliran Sungai Bengawan Solo. Sawah-sawah tersebut mendapat irigasi secara teratur sehingga setiap tahun dapat ditanami padi. Karenanya, Mojolaban adalah salah satu lumbung padi Kabupaten Sukoharjo.
Kecamatan Mojolaban terkenal dengan produksi alkohol atau etanol yang biasa disebut ciu. Industri ini dijalankan turun-temurun.[7] Industri ciu sempat terbuka, tetapi sudah tertutup saat ini. Terlebih lagi, pembuatannya tidak lagi dengan cara tradisional sehingga mengurangi cita rasa khas yang menyebabkan penurunan peminat.[7]
Di Desa Kragilan, selain bekerja sebagai petani di sawah, penduduknya juga bekerja di bidang industri rumah tangga. Produk yang dihasilkan adalah tempe, karak, dan kerupuk kulit.[10]
Pemanfaatan lahan
Tanah di Kecamatan Mojolaban subur untuk digunakan sebagai persawahan. Kecamatan Mojolaban merupakan salah satu pusat produksi padi di Kabupaten Sukoharjo.[8]
Batas
Kecamatan Mojolaban memiliki batas-batas sebagai berikut: